"Saya adalah warga dunia."
- Diogenes of Sinope
Peristiwa baru-baru ini yang mengejutkan kita ketika ditemukannya mayat satu keluarga yaitu sang ibu berinisial GAH (64) dan sang anak berinisial DAW (39) Â di sebuah rumah di Perumahan Bukit Cinere, Cinere, Depok, pada Kamis (7/9/2023) Â dalam kondisi tinggal kerangka.
Peristiwa ini juga mengingatkan kembali ingatan kita sekitar satu tahun lalu tepatnya di bulan november 2022, kita di kejutkan oleh penemuan jasad satu keluarga di kalideres yaitu Rudyanto Gunawan (71), Renny Margaretha (68), Budyanto Gunawan (68), dan Dian Febbyana (42). Keadaan keluarga ini ada yang ditemukan jasadnya mengering dan ada juga  yang masih basah.
Penyebab kematian keluarga di Kalideres pada tahun lalu karena masalah finansial, perilaku mengasingkan diri,dan sungkan minta pertolongan seperti yang diungkapkan oleh pihak kepolisian dan para ahli.Â
Tapi saya melihat persoalan ini sebenarnya lebih luas dan kompleks, dua persoalan ini ajaibnya terjadi di perumahan dan kota besar artinya ini terkait juga soal komunitas masyarakat kita yang kian hari melepaskan ikatan kolektifnya dan pemerintah yang abai terhadap persoalan kemiskinan.
Manusia modern dengan segala kebebasannya untuk bersaing dan pencariannya akan keuntungan serta kepemilikan privat atas alat produksi membawa dampak pada proses individualisasi di masyarakat. Masyarakat jadi cenderung hanya memikirkan kepentingan pribadinya ketimbang kepentingan bersama. Masyarakat kita minim social awarenessnya yaitu kemampuan memahami dan berempati.
Persoalan kemiskinan dan pengangguran hari ini dianggap persoalan pribadi, banyak individu yang mencari sendiri jawaban atas kesulitan-kesulitan hidup yang dijalaninya. Dalam hal ini sebenarnya bukan hanya masyarakat tetapi pemerintah juga bertanggung jawab terhadap banyaknya kasus kematian karena kemiskinan. Padahal jelas dalam konstitusi negara kita tugas negara adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan pelihara fakir miskin.
Jelas kematian yang sunyi dan hening di kalideres dan di cinere memang bisa kita cari kesalahan didalam individu mereka, tetapi bukankah kita sebagai manusia dan masyarakat punya tanggung jawab sosial? Kehilangan kemanusiaankah kita?
Saya teringat dengan kisah Diogenes pergi ketengah kerumunan masyarakat dengan membawa obor di siang hari, Diogenes bertanya "aku mencari manusia". Berulang kali Diogenes mengatakan itu ditengah keramaian. Â yang ada hanyalah makhluk-makhluk kotor yang penuh dengan ambisi, rakus dan tamak.
Kisah ini menyindir kita yang kehilangan kemanusiaan, kita kehilangan empati dan simpati, kita kehilangan keotentikan kita. Maka dari itu kita perlu meninggalkan sekat-sekat ras, etnis dan agama untuk menjadi warga dunia seperti yang diungkapkan Diogenes agar mampu memberikan cinta dan kasih ditengah hiruk pikuk modernitas serta membangun kembali ikatan kolektif di masyarakat.