Mohon tunggu...
Rahmanda Ary Adi
Rahmanda Ary Adi Mohon Tunggu... Freelancer - Orang biasa

Manusia yang ingin berkontribusi bagi kemanusiaan Email : rahmanda17tarigan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Perempuan dalam Bayang-Bayang Standar Kecantikan

9 Mei 2023   21:17 Diperbarui: 9 Mei 2023   21:25 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perempuan hari ini berlomba-lomba untuk bisa tampil cantik. Banyak bahkan dari perempuan yang merasa inferior karena merasa dirinya belum cantik. Di masyarakat kita mengganggap perempuan yang cantik itu yang putih, yang langsing, dan yang lurus rambutnya. Hal ini kemudian yang mendorong perempuan rela menghabiskan uang untuk perawatan wajah, tubuh ataupun diet. 

Mengapa standar kecantikan ini muncul? Ini perlu kita telusuri dari masyarakat modern hari ini, yang coraknya adalah kepemilikan harta secara pribadi. 

Karakteristik dari masyarakat ini ditunjukkan dengan ketimpangan dalam hal ekonomi, sosial dan seksual. Supremasi kaum laki-laki dan inferioritas kaum perempuan merupakan gambaran masyarakatt hari ini.

Standar kecantikan yang digaungkan seperti di atas merupakan hasil konstruk oleh korporasi di bidang kecantikan dan produksi gila-gilaan yang mereka lakukan yang menyebar lewat konten dan iklan-iklan di televisi dan media sosial. 

Konten dan iklan selalu mengangkat sosok perempuan yang putih, yang langsing, dan yang lurus rambutnya, konten dan iklan ini pula lah yang kita konsumsi setiap harinya.

Apa yang dilakukan oleh korporasi ini hanya mengejar profit belaka, apapun standar kecantikannya pasti ada pihak yang diuntungkan.

Di masyarakat kita hari ini perempuan tidak memiliki kebebasan dalam hal politik, ekonomi, sosial bahkan seksualnya. perempuan dikontrol dan posisinya didegradasi.  

Perempuan menjadi sibuk menata wajah dan tubuh nya lupa untuk mengkritisi kepercayaan umum atau realitas sosial dan masuk ke gelanggang politik untuk membela hak-hak perempuan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun