Dampak positif pariwisata diantaranya: peningkatan pendapatan masyarakat, peningkatan penerimaan devisa, peningkatan kesempatan kerja dan peluang usaha, peningkatan pendapatan pemerintah dari pajak dan keuntungan badan usaha pemerintah. Sementara dampak negatifnya Krisnamurti mengutip pendapat Yoeti adalah pembuangan sampah sembarangan, pembuangan limbah hotel, restoran dan rumah sakit, kerusakan terumbu karang dan perambahan hutan.
Tentunya pengembangan pariwisata bahari yang baik adalah mengurangi dampak negative dan mendorong terus dampak positifnya. Karena kalau lingkungan bahari rusak maka wisatawan juga akan meninggalkan obyek tersebut dan beralih ke obyek wisata bahari yang lain. Hanya obyek wisata bahari yang terjaga dan bisa menjaga lingkungannyalah yang akan berkembang dengan baik. Maka diharapkan pelaku wisata bahari yang terdiri dari pemerintah para investor , masyarakat sekitar dan pengunjung harus bisa menjaga dan merawat lingkungan pantai agar tetap alami dan lestari.
Daftar Pustaka
Azhar, Al. (2020) Pemanfaatan Sumberdaya Laut Indonesia. E-Modul LK-01/E-01/2020_02i  Program Literasi kelautan LPPPK KPTK 2020
Djou, Josef Alfonsius Gadi. (2013) Pengembangan 24 Destinasi Wisata Bahari Kabupaten Ende. Kawistara Vol 3 No1, 21 April 2013 hal 1-116
Krisnamurti, Heryanti Utami, Rahmat Darmawan (2015) Dampak Pariwisata terhadap Lingkungan di Pulau Tidung Kepulauan Seribu.
Leonard, J Oscar. Ibnu Pratikno, Munasik. Kesesuaian Perairan untuk Wista Selam dan Snorkling di Pulau Biawak, Kabupaten Indramayu. Journal Of Marine Reseach Vol 3 No 3 Tahun 2014 Â Hal 216-225
Pramudji (2002). Pengelolaan Kawasan Pesisir dalam Upaya pengembangan Wisata Bahari. Oseana, Vol XXVII No 1 hal 27-35
Putra, Singgih Afifa. (2020) Â Aktivitas Manusia di Laut. E-Modul LK-01/2020_02 Program Pelatihan Literasi Kelautan 2020.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H