Mohon tunggu...
Rahman Arifin
Rahman Arifin Mohon Tunggu... Guru - Guru SMPN 1 CILIMUS

Anggota Komunitas Pengajar Penulis Jawa Barat (KPPJB). Sedang belajar menulis yang bermanfaat bagi semuanya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pada Titik Nadir

31 Desember 2022   06:54 Diperbarui: 31 Desember 2022   07:01 314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Awan Gunung dan hutan (dokpri)

Pada Titik Nadir
Karya Rahman Arifin

Tertunduk lesu
tak berani menengadahkan wajah
suram tiada pengharapan
tatapannya kosong
menerawang jauh entah kemana

segerombolan semut yang antri dihadapannya ia abaikan
tak bergerak sedikitpun
tak selangkah kakipun
ragu harus kemana langkah terayun
tak ada setitikpun terang dalam benaknya
ooo ......
alangkah malang dirinya
begitu yang selalu ia pikirkan

gemericik air di pancuran
riak air di permukaan kolam
sepoi angin yang menyapa daun padi
yang menghasilkan irama damai
baginya sungguh tiada berarti
hendak kemanakah langkah diayun
sampai kini belum juga dia putuskan

Pernah di muat di blog pribadi dengan sedikit perbaikan 
Kamis, 17 Februari 2011

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun