Beberapa tahun terakhir, penggunaan robot dalam pelayanan publik dan sektor industri semakin meningkat. Dari restoran yang menggunakan robot pelayan hingga rumah sakit yang memanfaatkan robot untuk pengantaran obat, teknologi ini menawarkan banyak keuntungan. Namun, adakah dampak negatif yang perlu kita perhatikan?
Perusahaan milik Elon Musk, Tesla baru saja memperkenalkan terobosan terbarunya, yakni robot humanoid bernama Optimus yang di kenalkan "We Robot" di Warner Bros studio, California, Amerika Serikat (AS) pada Kamis (10/10/2024).
Robot yang dirancang menyerupai manusia dari segi fisiknya dengan ke ahlian yang bisa melakukan aktivitas sehai-hari, mulai dari mengantar barang , membersihkan rumah, menyiram bunga dan berinteraksi dengan manusia, bukan hanya itu saja optimus juga didukung dengan kecerdasan buatan hingga bisa beradaptasi dengan lingkungan sekitar.
Menurut laporan dari McKinsey, diperkirakan bahwa hingga 2030, 70% pekerjaan di sektor layanan dapat diotomatisasi. Di Jepang, contohnya, perusahaan seperti SoftBank Robotics telah memperkenalkan robot seperti Pepper, yang digunakan untuk menyambut pelanggan di toko dan restoran. Di AS, restoran seperti Spyce menggunakan robot untuk memasak dan menyajikan makanan, dengan waktu penyajian yang lebih cepat dan efisiensi yang meningkat.
Tentu bukan hanya sekedar mempercepat tapi memiliki keemahan yang sulit untuk menyamai manusia. Menurut survei oleh Harris Poll, 70% konsumen masih lebih memilih interaksi manusia dalam pelayanan. Robot tidak dapat meniru empati dan kehangatan yang sering dibutuhkan dalam layanan pelanggan.
Bahkan sebuah kasus juga sempat terjadi akibat kegagalan sistem dapat menyebabkan gangguan besar. Pada tahun 2022, sebuah restoran di Loms Angeles mengalami kerugian signifikan ketika robot pelayan mereka mengalami masalah teknis yang mengakibatkan pelayanan terganggu.
Menurut studi oleh Brookings Institution, sektor layanan berpotensi kehilangan jutaan pekerjaan akibat otomatisasi. Ini menimbulkan pertanyaan tentang masa depan pekerjaan dan kesejahteraan sosial.
Pelayanan robot memiliki potensi untuk merevolusi industri dengan meningkatkan efisiensi dan menurunkan biaya. Namun, penting bagi kita untuk tidak mengabaikan nilai interaksi manusia dalam layanan.Â
Solusi terbaik mungkin terletak pada kolaborasi antara robot dan manusia, di mana teknologi membantu, bukan menggantikan, peran penting manusia dalam pelayanan. Kebijakan yang bijak dan pendekatan yang seimbang diperlukan untuk memastikan bahwa inovasi teknologi membawa manfaat bagi semua pihak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H