Pesta demokrasi menyisakan hal yang sama setiap tahunnya. Prabowo Subianto tentu sangat mengerti hal ini. Sebab ia sudah beberapa kali mengalami kekalahan dalam pemilihan Presiden. Yakni, pihak yang kalah cenderung tidak terima dan menuduh sang pemenang tidak suportif bahkan curang. Ini merupakan fenomena yang tidak dapat terhindarkan bahkan di negara-negara maju sekali pun.
Prabowo Subianto akhirnya keluar sebagai pemenang Pilpres 2024. Ia dapat dikatakan sudah kenyang dengan dinamika pasca pilpres. Dimana pada akhirnya kandidat yang unggul harus dilantik untuk menahkodai negeri ini. Tujuan jelas, demi melanjutkan pembangunan bangsa dan mewujudkan kesejahteraan rakyat yang telah menjadi cita-cita kita semua.
Pasangan Anies-Imin dan Ganjar-Mahfud tentu harus menjaga integritasnya sebagai tokoh nasional dan pemimpin. Yakni menerima apa yang sudah menjadi kenyataan, seperti sikap dia sebelumnya ketika menerima kemenangan dari hasil quick count lembaga survei. Masyarakat umum tentu masih mengingat jelas bagaimana sikap para kandidat tersebut, ketika berlaga memperebutkan DKI 1 dan Jateng 1 beberapa tahun silam.
Keduanya dengan tangan terbuka menerima hasil hitung cepat lembaga survei yang dilakukan secara ilmiah tersebut. Tentu sebagai seorang pemimpi sikapnya harus tetap konsisten. Yakni menerima dengan lapang dada hasil akhir yang sudah di depan mata. Walaupun hal itu terasa pahit dan mengecewakan pada dirinya.
Di Atas Segala Kesejahteraan Rakyat yang Utama
Dalam setiap pemilihan, penting bagi semua pihak untuk bisa menerima hasil pemilihan dengan lapang dada. Meskipun ada pihak yang kalah, sikap sportifitas dan pengakuan akan keputusan suara rakyat sangat penting untuk mempertahankan stabilitas politik dan menghormati proses demokrasi. Namun, jika terdapat dugaan kecurangan yang serius dalam pemilihan, membuktikannya melalui jalur hukum adalah langkah yang tepat untuk mencari keadilan.
Proses demokrasi melibatkan partisipasi publik dan menentukan pemimpin melalui suara rakyat. Oleh karena itu, penting bagi semua pihak, termasuk pihak yang kalah, untuk menghargai dan mengakui keputusan suara rakyat. Hal ini penting untuk menjaga kestabilan politik dan membangun kerjasama yang baik di dalam masyarakat.
Sikap sportifitas dan kewajiban untuk menerima hasil pemilihan dengan lapang dada adalah bagian integral dari proses demokrasi. Ini mencerminkan kedewasaan dan ketulusan dalam menerima keputusan mayoritas suara rakyat. Meskipun mungkin sulit untuk pihak yang kalah, penting untuk menunjukkan kedewasaan dalam menerima apa yang telah menjadi kehendak mayoritas.
Dugaan kecurangan tentu akan selalu muncul tiap kali pemilu berlangsung. Dan pihak yang kalah terkadang akan selalu menuduh pihak pemenang yang melakukan kecurangan. Walaupun di lapangan terkadang keduanya saling tumpang tindih dan memiliki potensi yang sama satu sama lain. Solusinya yakni tentu yang merasa dicurangi harus ikut aturan dengan mekanisme yang ada.
Sudah barang tentu jika terdapat dugaan kecurangan yang serius dalam pemilihan, membuktikannya melalui jalur hukum adalah langkah yang tepat. Hukum memberikan kerangka kerja yang adil dan transparan untuk menyelidiki dugaan pelanggaran dan menentukan kebenaran dalam hal tersebut. Membawa dugaan kecurangan ke jalur hukum memungkinkan adanya keadilan, di mana semua pihak harus mematuhi hukum dan menahan diri dari tuduhan tanpa bukti yang kuat.