Mohon tunggu...
Rahma Husna
Rahma Husna Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hai, aku Husna, mahasiswa jurusan Psikologi yang ingin mengembangkan potensi dibidang penulisan artikel. Aku memiliki ketertarikan di bidang seni, fashion, arsitektur, dan kuliner. Bermanfaat bagi orang lain adalah tujuan hidupku. Jika ada kesalahan dalam penulisan, mohon maaf sebesar-besarnya, ya. Kritik dan saran akan sangat membantu.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengaitkan Teori Pembelajaran dengan Realita Kehidupan Lebih Efektif Digunakan? CTL dalam Andragogi

15 Juni 2023   03:10 Diperbarui: 15 Juni 2023   03:12 425
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam pembelajaran, peserta didik tidak terlepas dengan berbagai teori-teori. Tak jarang teori dalam ilmu pengetahuan menjadi hal yang sulit untuk dipahami karena terlalu ilmiah. Selain itu, teori-teori dalam pembelajaran membuat peserta didik lebih jenuh dan bosan. Hal tersebut dikarenakan dalam teori pembelajaran hanya terdapat pembahasan materi dengan tulisan-tulisan yang sangat banyak. Peserta didik diharuskan untuk mengerti semua materi yang diberikan, tak jarang peserta didik diminta untuk menghafalkan materi tersebut.

Namun, banyaknya teori tersebut membuat peserta didik menjadi bosan dan jenuh, sehingga pada hasil pembelajaran tidak maksimal. Peserta didik malah kesulitan dalam memahami materi karena banyaknya bacaan dan teori-teori. Hal tersebut membuat implementasi pengetahuan menjadi kurang dan peserta didik akan cepat melupakan hal-hal yang telah dipelajari.

Di samping penggunaan metode-metode yang efektif dalam belajar, pengajar perlu mengetahui apakah peserta didik benar-benar paham dengan apa yang mereka pelajari. Pendidik harus mampu mengemas materi dengan sederhana agar peserta didik lebih mudah dalam memahami apa yang disampaikan. Salah satunya dengan mengaitkan materi pembelajaran dengan realita kehidupan atau disebut Pembelajaran Konstruktif.

Pengertian Contextual Teaching and Learning (CTL)

Pembelajaran kontekstual berdasar pada teori konstruktivisme yaitu filsafat yang menekankan pengetahuan merupakan bentukan kita sendiri. Pembelajaran konstekstual diartikan sebagai konsep belajar mengajar dengan mengaitkan materi dan realita kehidupan. Metode ini mampu mendorong peserta didik untuk memahami hubungan antara pengetahuan yang mereka dapatkan dengan mengimplementasikan pada kehidupan sehari-hari. Pembelajaran kontekstual merupakan konsep student centered learning yang mana peserta didik memiliki kendali atas pembelajaran. Konsep pembelajaran konstruktivisme bisa diwujudkan dengan metode berupa tantangan masalah, kerja kelompok, dan diskusi. Peran guru pada konsep pembelajaran ini hanya sebagai fasilitator untuk membantu siswa dalam menemukan sesuatu yang baru dengan belajar sendiri.

Karakteristik Contextual Teaching and Learning (CTL)

Metode CTL memiliki karakteristik sebagai berikut:

  • Menghubungkan (relating) yaitu menghubungkan antara pengetahuan dan kehidupan.
  • Mencoba (experiencing) yaitu dengan melakukan percobaan berkaitan dengan konsep tersebut.
  • Mengaplikasikan (applying) yaitu penerapan konsep materi dengan aktivitas.
  • Bekerja sama (cooperating) yaitu dalam pembelajarannya, semua orang akan sama-sama belajar, berbagi, berkomunikasi, dan berinteraksi.
  • Proses transfer ilmu (transfering) yaitu strategi dalam belajar dimana pengetahuan digunakan untuk sesuatu yang baru yang belum diselesaikan.
  • Penilaian autentik (authentic assessment) yaitu pembelajaran kontekstual mengukur, mengawasi, serta menilai hasil belajar pada semua aspek.

Manfaat Penggunaan Contextual Teaching and Learning (CTL) 

Pembelajaran kontekstual mampu mendorong peserta didik untuk menerapkan pengetahuan yang diperolehnya ke dalam kehidupan mereka. Metode student centered atau pembelajaran yang berpusat pada siswa mendorong siswa untuk berpikir kritis, kreatif, mandiri dan menanamkan kebiasaan pemecahan masalah. Sejalan dengan Amir (2015) yang menyatakan bahwa pembelajaran kontekstual akan membantu siswa untuk berpikir dengan melibatkan pengalaman yang berdekatan dengan kehidupan mereka, dan meningkatkan kemampuan problem solving. Selain itu, peserta didik akan menemukan hasil konstruksi sendiri berdasarkan apa yang mereka dapatkan atau pelajari, sehingga mereka akan lebih produktif dan inovatif.

Konsep pembelajaran kontekstual juga mampu mendorong kegiatan belajar menjadi lebih aktif. Sistem belajar aktif yaitu sistem yang penekanannya ada pada keaktifan siswa secara fisik, mental, intelektual, dan emosional untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimal berupa perpaduan dari beberapa aspek yaitu aspek kognitif, afektif dan motorik.

Hasil penelitian oleh Purwanti (2012) menyatakan bahwa penggunaan teknik pembelajaran kontekstual mampu meningkatkan minat belajar siswa karena siswa lebih memahami materi dan siswa dapat terlibat langsung, pembelajaran juga menjadi lebih bermakna karena siswa mendapatkan pengetahuan atas apa yang telah dia peroleh secara mandiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun