Polusi udara merupakan masalah yang serius di Jakarta beberapa bulan terakhi ini. Dampak dari polusi udara juga cukup buruk bagi kesehatan masyarakat dan lingkungan sekitar. Maka dari itu artikel ini menjelaskan apakah benar meningkatnya polusi udara Jakarta akibat eksternalitas dari pelaku ekonomi. Jadi eksternalitas merupakan dampak dari kegiatan pelaku ekonomi (seperti produksi,konsumsi, distribusi) terhadap pelaku ekonomi lainnya. Eksternalitas negatif ini merupakan dampak yang ditimbulkan dari kegiatan buruk yang bisa merugikan orang lain. Polusi udara di Jakarta menjadi perhatian dalam beberapa bulan terakhir karena kualitas udara yang buruk.  Menurut data situs pemantau kualitas udara IQAir  pada Rabu, 13 Desember 2023 pukul 08.00 WIB, konsentrasi polutan particulate matter 2.5 (PM2,5) di Jakarta sebesar 41 mikrogram per meter kubik (μg/m³). Dari data tersebut menyatakan bahwa polusi udara di Jakarta berada dikategori tidak sehat bagi kelompok sensitif karena polusi.
Berikut merupakan faktor-faktor Meningkatnya Polusi Udara Akibat dari Eksternalitas dari Kegiatan Ekonomi :
- Transportasi : Betapa banyaknya kendaraan yang berlalu lalang di Jakarta pada saat jam kerja maupun di luar jam kerja seperti kendaraan bermotor atau pun mobil. Kota Jakarta merupakan kota besar sehingga banyak kegiatan ekonomi yang berjalan di sana yang dapat menimbulkan polusi udara. Contohnya ketika pagi hari saat jam kerja banyak yang berdatangan ke kota ini untuk bekerja. Belum lagi ketika liburan tiba tidak sedikit juga yang datang ke Jakarta.Â
- Â Meningkatnya jumlah kendaraan bisa saja menyebabkan polusi udara karena emisi gas yang bersumber dari kendaraan tersebut. Padatnya kendaraan bermotor yang tinggi dapat mengakibatkan besarnya polusi udara yang dihasilkan karena mengandung karbon monoksida, nitrogen dioksida dan partikulat, sehingga menyumbang kualitas udara yang buruk.Â
- Sektor Industri : Banyak juga sektor industri yang ada di Jakarta yang bisa saja menyumbang polusi udara karena eksternalitas  yang dihasilkan berupa asap atau gas. Hal ini mungkin bisa saja penyumbang polusi udara karena banyaknya sektor industri yang ada di Jakarta.
- Perilaku Konsumen : Jika perilaku konsumen yang buruk mengenai kebiasaan terhadap lingkungan bisa juga menyumbang polusi udara. Contohnya seperti, kebiasaan untuk membakar sampah atau limbah dari rumah tangga yang mengakibatkan polusi udara sekitar cukup tercemar.
Polusi udara di Jakarta yang buruk ini dapat mengakibatkan dampak buruk bagi kesehatan masyarakat sekitar dan lingkungan itu sendiri. Untuk itu selain pemerintah yang mengatur terkait kebijakan terhadap polusi udara ini kita sebagai masyarakat juga harus sadar akan pentingnya pengurangan limbah udara ini. Kolaborasi pemerintah dan masyarakat yang baik terkait pengurangan eksternalitas negatif udara Jakarta ini akan menghasilkan kualitas udara dan lingkungan Jakarta
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H