Mohon tunggu...
Lindawati
Lindawati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Hobi membaca, dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Langit Kota yang Menangis

8 Maret 2024   11:30 Diperbarui: 8 Maret 2024   14:12 367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Langit kota yang menangis

Mendung menggantung
Menghiasi langit kotaku
Permata malam kini berganti derai air mata
Riuh berdenting

Intan-intan permata kini menggenang
Dibulat pipi bumi
Dermaga tak nampak lagi
Lautan-lautan baru tercipta

Mentari tak jua bersua
Mentari, sapalah langit
Sekeping bumi hampir tenggelam
Oleh langit yang tak kunjung diam

***
08/03/2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun