Mohon tunggu...
Rahma Laylatul khasanah
Rahma Laylatul khasanah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

owned by 9 peter pan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Dua Pusat Area Baca Pada Neuroscience Bahasa dan Bahaya Apa yang Dapat Mengganggu Pusat Area Baca?

7 Maret 2022   23:46 Diperbarui: 9 Maret 2022   12:01 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dua pusat area baca pada neuroscience bahasa ( area broca dan area wernicke ) dan bahaya apa yang dapat mengganggu kerja pusat area baca?

Membicarakan neuroscience bahasa, apa yang ada dalam pikiran anda mengenai neuroscience bahasa? Taukah kalian dalam neuroscience terdapat pusat-pusat area baca?

Neuroscience merupakan kajian ilmu yang mengkaji tentang sistem saraf manusia dalam otak. Jadi neuroscience bahasa berarti kajian ilmu yang mengkaji tentang sistem saraf dalam bidang bahasa. Taukah kalian dalam neuroscience bahasa terdapat pusat-pusat area baca? Lalu apa peran dari pusat-pusat area baca tersebut? Dan apakah penting keberadaan pusat-pusat area baca dalam neuroscience bahasa? Apakah kalian mengerti jawabanya? Jika belum yuk tambah ilmu bersama tentang neuroscience bahasa dalam artikel ini, baca, pahami, dan mari menambah ilmu, semak terus ya !

Apa saja sih pusat-pusat area baca dalam neuroscience bahasa yang akan dibahas kali ini? Nah mari simak pernyataan-pernyataan di baah ini !

Bagian otak yang memegang peran dalam kemampuan berbahasa seseorang adalah yang kita bahas kali ini yaitu dua pusat area baca dalam neuroscience bahasa yang terdiri dari pusat area baca broca dan pusat area baca wernicke. Kedua pusat area baca ini terdapat di hemisfer bagian kiri.

Pusat-pusat area baca ini sangat penting dijaga karena pusat area baca ini merupakan bagian otak yang memegang peran dalm kemampuan berbahasa seseorang. Jadi jika pusat area baca ini mengalami kerusakan, maka akan berakibat buruk pada kemampuan bicara atau berbahasa penderita. Pusat area baca broca adalah salah satunya pusat area baca yang terletak di gyrus frontalis superior pada lobus frontalis korteks tepatnya di otak besar. Area ini terdapat sel saraf yang berperan dalam proses bahasa, dan merupakan area berbicara ( produksi kata-kata ). Pada area broca ini rawan terjadi ancaman bahaya yang ditandai ( gejala ) yang dapat mengganggu atau merusak kerja atau fungsional dari pusat area broca. Gejala ini bernama afsia broca, taukah kalian apa itu afsia broca? Sebelum itu kita kan membahas apa itu afasia, sebelum lebih mendalami mengenai afasia broca. Apasih afsia itu? Afasia merupakan gejala atau tanda terdapat kerusakan yang terjadi dalam sistem saraf otak yang mengatur dalam bidang bahasa, yang menyebabkan gangguan dalam berkomunikasi dan berbahasa seseorang. Akan tetapi kondisi ini tidak mempengaruhi tingkat kecerdasan dan daya ingat seseorang yang menimpa hal ini akan tetapi meskipun begitu hal ini dapat membuat seseorang akan berkurang kemmpuannya dalam berbicara, menulis, mendengar, membaca, hingga seseorang akan kesulitan dalam memahami kata-kata. Salah satu contoh saja penyebab terjadinya afasia ini adalah penyakit stroke yang menyebabkan berhentinya aliran darah ke otak dan menyebabkan neuron pemroses bahasa mengalami kerusakan atau kemtian sel otak. Nah kemudian apa itu afasia broca? Kita sudah mengetahui apa itu afasia, sekrang kita akan membahas tentang afasia broca. Afasia broca memiliki nama lain afasia ekspresif, afasia broca terjadi karean terjadi kerusakan pad pusat broca, penderita tahu apa yang ingin disampaikan kepada lawan bicaranya akan tetapi penderita kesulitan dalam mengutarakanya, seperti tidak lancar dalam berbicara atau didak berbicara sama sekali.

Pusat area baca yang kedua adalah area  wernicke, area ini terletak di gyrus temporalis superior hemisfer kiri, yang merupaka tempat pemahaman pengertian suatu kata-kata. Dalam area ini berperan untuk menggabungkan bunyi yang diterima dalam bentuk fonemnya menjadi kata. Maksud dari fonem adalah bunyi-bunyi non bahasa, contoh saja suara musik dan ataupun bahasa manusia yang tidak memiliki arti seperti ungkapan (hmm/eee`). Area wernicke pun juga dapat mengalami bahaya yang akan mengganggu kerja area wernicke yaitu afasia wernicke. Afasia wernicke dapat terjadi karena terdapat kerusakan pada pusat wernicke, gejala yang timbul adalah seseorang akan mengalami kekacauan dalam berbicara dalam konteks arti, menamai benda, meniru kata dan lain sebagainya. Seorang tersebut dapat berbicara dengan lancar akan tetapi tidak menyadari akan kesalahan-kesalahan yang dialakukan saat berbicara atau dalam ucapannya.

Risiko afsia ini dapat menyerang semua kalangan, akan tetapi dari kebanyakan kasus-kasus afasia penderitanya adalah seseorang paruh baya hingga sampai yang lebih tua, akan tetapi juga tidak menutup kemungkinan pemuda-pemuda terserang risiko afasia ini. Apakah afasia dapat disembuhkana? Menurut artikel penelitian yang saya baca apabila kerusakan otak yang terjadi adalah kerusakan yang ringan maka afasia kan  sembuh dengan sendirinya. Akan tetpi jika kerusakan yang terjadi pada otak parah maka afasia dapat dilakukan pengobatan dengan mengajarkan cara bicara atau keterampilan berbahasa yang benar, menmebikan metode komunikasi yang lebih mudah dipahami, dan mungkin juga perlu dibaa ke dokter untuk diberikan tambahan obat yang sesuai kebutuhn dari afasia ini.

Kemudian apakah afasia dapat dicegah? Risiko afasia tidak dapat diprediksi atau tidak bisa dicegah akan tetapi kita dapat berusaha untuk mencegah penyebab dari kerusakan otak, dengan menjaga kesehatan otak dengan sebaik mungkin, dengan menerapkan gaya hidup sehat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun