Sihir Media Sosial, Apakah Lebih Ampuh dari Mantra Harry Potter?

Perkembangan teknologi sudah sangat pesat. Smartphone sudah semakin 'smart', bahkan bisa saja lebih 'smart' daripada penggunanya. Handphone yang biasa kita sebut HP ini bisa didapat dengan spek bagus dengan harga yang relatif murah. Sehingga segala kalangan cukup mudah menjangkau hasil teknologi yang satu ini. Dengan adanya HP, manusia sebagai makhluk sosial yang cenderung bersosial dengan berkomunikasi, tentu akan dimudahkan. 

Salah satunya dengan media sosial. Media sosial ini sangat 'magic' sekali. Bagaimana tidak, ia mampu mendekatkan yang jauh namun bisa juga menjauhkan yang dekat. Media sosial juga mampu menyatukan seseorang namun bisa juga membuat keretakan hubungan. Hmm layaknya love-hate relationship ya? Lantas apa saja fenomena yang muncul dengan adanya media sosial ini? Yuk simak penjelasannya.

1. Perilaku narsistik

Dalam ilmu psikologi, narsis adalah suatu keadaan ketika seseorang merasa terlalu kagum dengan dirinya sendiri. Narsis tidak selamanya dipandang buruk, ada beberapa perilaku narsis yang justru berdampak baik bagi pelakunya. Tetapi jika narsis ini menjadi berlebihan maka akan timbul perilaku narsistik. Salah satu cirinya adalah haus akan pujian. Ketika seseorang mengupload sesuatu yang berhubungan dengan dirinya dan mendapat banyak komentar pujian maka dia akan senang. Namun jika orang tersebut mendapat sedikit komentar bahkan tidak sama sekali, dia akan cenderung bertanya-tanya: "apa yang salah dengan unggahanku?", "apakah aku kurang cantik?", "apakah ini kurang menarik?", dan sebagainya. Hal ini jika terjadi terus menerus akan menjadi gangguan psikologi, dimana mental seseorang tersebut akan terganggu.

2. Privasi akan menjadi rahasia publik!

Inilah salah satu hal mengerikan yang merupakan dampak dari 'sihir' media sosial. Contohnya saja ketika kita mengunggah foto kawasan sekitar tempat tinggal, lalu akan dengan mudahnya orang mengenali dan melacak rumah kita. Bayangkan saja jika ada orang yang berniat jahat lalu dengan mudahnya menemukan tempat tinggal kita. Hmm... sangat mengerikan bukan? Belum lagi jika secara tidak sengaja kita 'membocorkan' hal lain yang tak seharusnya orang banyak harus tahu seperti data tanggal lahir, email, nomor handphone, nama ibu kandung atau hal lain yang bisa menjadi celah adanya tindak kejahatan khususnya cyber crime. 

3. Manusia bisa menjadi sangat jahat.

Hebatnya media sosial ini membuat kita mampu berinteraksi dengan siapapun tanpa bertatap muka. Hanya melalui ketikan saja, kita dapat mengobrol dengan orang yang kita pikir akan sulit dijangkau. Namun, dibalik kemanisan itu ada saja hal yang kurang pantas dilakukan. Yak benar! Komentar jahat. Ketikan netizen ketika sedang menyerang seseorang lebih tajam dari pisau belati.

Bayangkan saja siapa yang tidak sakit hati ketika seseorang dikatakan dengan sebutan hewan atau zombie. Sangat tidak memanusiakan manusia. Padahal bila kita tidak suka, kita tidak perlu repot-repot melihat, tinggal scroll up. Masalah selesai. Namun jika kita meninggalkan kalimat-kalimat tidak pantas, selain menyakiti orang lain, jejak digital akan sulit dihapus. Mungkin saja nantinya akan berimbas ke pekerjaan atau yang lainnya. Tentu akan sangat merugikan diri sendiri.

4. Cenderung harus mengikuti trend

Orang yang sudah kecanduan media sosial, jika tidak mengikuti trend atau sesuatu yang sedang ramai, akan merasa ada yang kurang dihidupnya. Apabila trend ini bermanfaat tentu akan sangat tidak masalah. Lantas bagaimana jika sebaliknya? Contohnya saja yang sedang ramai baru-baru ini, ghozali everyday. Ghozali adalah seseorang yang baru-baru ini ramai di media sosial karena menjual foto selfienya hingga mendapat penghasilan miliaran rupiah di NFT.