Belanja online, atau e-commerce, adalah praktik membeli barang melalui internet. Fenomena ini telah berkembang pesat seiring dengan kemajuan teknologi digital, yang memungkinkan konsumen untuk berbelanja kapan saja dan di mana saja. Dalam beberapa tahun terakhir, belanja online telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari bagi sebagian orang, terutama di era modern yang menuntut efisiensi dan kenyamanan. Tidak hanya menjadi solusi bagi kebutuhan praktis, belanja online juga mencerminkan perubahan besar dalam pola konsumsi yang dipengaruhi oleh berbagai faktor sosial.
Di tingkat mikro, fenomena belanja online berkaitan dengan interaksi sosial dan identitas sosial yang terbentuk melalui perilaku konsumen. Salah satu contoh dari aspek ini adalah proses berbagi pengalaman melalui ulasan produk. Konsumen sering kali meninggalkan ulasan positif atau negatif berdasarkan produk yang mereka beli, yang kemudian dapat mempengaruhi keputusan konsumen lain untuk membeli produk tersebut. Meskipun dilakukan tanpa tatap muka langsung dan hanya melalui platform digital, interaksi antar konsumen sangat berperan. Ini terjadi karena ketika seseorang memberikan ulasan yang positif, bisa meningkatkan kepercayaan terhadap suatu produk dan sebaliknya, ulasan yang negatif bisa mengurangi minat beli konsumen lain. Di samping itu, aspek identitas sosial juga berperan penting dalampengambilan keputusan oleh konsumen dalam membeli barang secara online. Beberapa konsumen membeli barang bukan hanya berdasarkan kebutuhan fungsional, tetapi juga untuk menunjukkan identitas sosial atau status sosial mereka. Misalnya, membeli barang dari merek tertentu akan dianggap sebagai cara untuk mengikuti tren yang sedang populer di media sosial. Barang-barang bermerek tidak hanya berfungsi sebagai alat pemenuhan kebutuhan fungsional, tetapi juga menjadi simbol status atau pengakuan sosial.Â
Di sisi lain, aspek makro mencakup modernisasi dan globalisasi, yang berperan besar dalam membentuk fenomena belanja online. Modernisasi teknologi telah mengubah cara konsumen dalam mengakses produk. Jika sebelumnya konsumen harus mengunjungi toko fisik untuk membeli barang, kini mereka dapat melakukannya hanya dengan beberapa klik pada perangkat digital mereka. Hal ini dapat terjadi karena modernisasi teknologi telah menciptakan platform e-commerce yang memudahkan konsumen untuk membeli produk dari seluruh dunia dengan cepat dan mudah. Perkembangan teknologi, seperti aplikasi e-commerce, metode pembayaran digital, dan layanan pengiriman cepat, membuat transaksi menjadi lebih mudah dan efisien. Di sisi lain, gobalisasi memperluas akses konsumen terhadap produk dari seluruh dunia. Dengan adanya platform e-commerce, konsumen bisa membeli barang-barang dari luar negeri.Â
Kedua aspek ini, mikro dan makro, saling berinteraksi dan memengaruhi perilaku belanja online seseorang. Modernisasi dan globalisasi menciptakan kondisi di mana seseorang dapat dengan mudah mengakses pasar global dan berinteraksi dengan konsumen lain di seluruh dunia. Misalnya, ketika seseorang membeli produk dari luar negeri, keputusan tersebut tidak hanya didorong oleh kebutuhan fungsional, tetapi juga oleh faktor identitas diri. Konsumen mungkin memilih barang dari merek tertentu untuk menunjukkan bahwa mereka mengikuti tren yang sedang populer di media sosial. Dalam hal ini, globalisasi menyediakan akses terhadap produk-produk tersebut, sementara modernisasi teknologi mempermudah transaksi. Dengan demikian, baik faktor mikro maupun faktor makro, keduanya bekerja secara bersamaan dalam menciptakan perilaku konsumsi yang kompleks.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H