Mohon tunggu...
Rahma Indah Buana
Rahma Indah Buana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

saya sangat menyukai kuliner dan jalan-jalan.

Selanjutnya

Tutup

Film

Perjalanan Mahasiswa ILKOM UMY Dalam Produksi Film Hingga Menarik Perhatian Dunia Dalam Festifal ISFF (Internasional Sustainable Film Festival)

26 Desember 2024   16:35 Diperbarui: 26 Desember 2024   17:44 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
2nd Best Short Movie (ISFF) Kategori Film Pendek Fiksi (Sumber : instagram @_movieartstudio)

International Sustainable Film Festival (ISFF) diadakan dengan tema "Awakening Our Youth", 39 film bertema Sustainable Development Goals (SDG's) yang dipilih sebagai bentuk ajakan bagi generasi muda untuk bergerak dan berbuat sesuatu yang berkelanjutan bagi lingkungan. Acara ini dilaksanakan di Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Pancasila Jakarta (FIKOM UP).

Film karya mahasiswa angkatan 2022, yang merupakan film dari hasil output mata kuliah Pengantar Sinematografi yang diampu oleh Budi Dwi Arifianto, S.Sn, M.Sn. Masuk dalam 10 besar peserta yang lolos kompetisi tersebut. Awarding Night yang kemudian dilakukan di Universitas Pancasila Jakarta ini mengumumkan bahwa film mahasiswa Ilmu Komunikasi UMY yang berjudul "Bapak Ini Harus Remidi!" berhasil meraih juara 2 pada kategori Best Short Movie Fiksi.

Ongki Hermawan, Produser film Bapak Ini Harus Remidi! Menyebutkan bahwa awal mula terciptanya ide cerita untuk film ini yaitu di bagi 6 kelompok untuk membuat sebuah cerita yang dikemas dalam bentuk prelogsis, kemudian masing-masing kelompok tersebut menyetor ide cerita yang akhirnya dikurasi untuk dipilih yang terbaik dan mudah dalam proses eksekusinya. Setelah menentukan ide cerita, selanjutnya triangle mendevelop naskah tersebut untuk di produksi nantinya.

Kemudian Ongki Hermawan selaku Produser juga mengatakan banyak sekali tantangan yang dihadapi mulai dari Pra-produkusi, Produksi, dan Post-produksi. Dimulai dari Pra-produksi kesusahan mencari lokasi yang diinginkan oleh sutradara yaitu mencari hotel yang mempunyai spot lokasi yang mencakup mushola, basemant, lorong, kamar, lift dan tangga darurat. Kemudian ketika Produksi di hari H ada gangguan dari pengunjung hotel sehingga menghambat jadwal syuting yang telah disusun oleh Astrada 1. Tidak hanya itu setelah Post-produksi juga mengalami masalah dengan audio, dimana audio yang tidak terekam dengan stabil sehingga waktu pengeditan kita perlu mengadakan dubbing dengan talent kembali, untuk membackup audio yang rusak tersebut.

"Saya berharap film yang telah kami produksi ini, yang memiliki banyak lika-liku didalamnya, dapat melambung lebih tinggi dan terjun ke beberapa festival-festival bergengsi baik dalam negeri maupun luar negri. Dan semoga karya yang saya produksi dapat memberi dampak positif bagi orang-orang yang menontonnya", Ujar Ongki selaku Produser Film.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun