Perempuan merujuk pada individu wanita, biasanya dalam konteks biologis dan sosial. Secara biologis, perempuan umumnya memiliki kromosom XX dan kemampuan reproduksi yang mencakup menstruasi, kehamilan, dan menyusui. Dalam konteks sosial, perempuan memainkan berbagai peran dalam masyarakat, seperti dalam keluarga, pendidikan, pekerjaan, dan komunitas.
Perempuan juga sering menjadi bagian dari gerakan untuk kesetaraan gender, memperjuangkan hak-hak dan kesempatan yang sama dengan laki-laki. Identitas dan pengalaman perempuan bisa bervariasi tergantung pada budaya, lingkungan, dan konteks sosial. Isu-isu yang berkaitan dengan perempuan, seperti kesehatan reproduksi, pendidikan, dan kekerasan berbasis gender, menjadi fokus penting dalam upaya untuk mencapai keadilan dan kesetaraan.
Perempuan sering dianggap sebelah mata karena berbagai faktor sosial, budaya, dan historis. Berikut beberapa alasan utama:
1. Stereotip Gender
Banyak masyarakat masih memegang stereotip bahwa laki-laki lebih kuat atau lebih mampu dalam berbagai bidang, seperti kepemimpinan, teknologi, atau olahraga. Ini sering mengarah pada pandangan bahwa perempuan kurang kompeten.
2. Norma Budaya
Dalam beberapa budaya, peran perempuan lebih banyak dipandang sebagai pengurus rumah tangga atau pengasuh anak, sehingga kontribusi mereka di luar ruang domestik sering diabaikan.
3. Kurangnya Representasi
Perempuan masih kurang terwakili dalam banyak bidang, terutama dalam politik dan manajemen. Kurangnya figur panutan dapat memperkuat pandangan bahwa perempuan tidak memiliki tempat di posisi-posisi tersebut.
4. Kekerasan dan Diskriminasi
Perempuan sering mengalami kekerasan berbasis gender dan diskriminasi, baik di tempat kerja maupun di kehidupan sehari-hari, yang membuat mereka merasa terpinggirkan.