Mohon tunggu...
Rahmah Nabilah Susilo
Rahmah Nabilah Susilo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi : Membaca

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengenal Lebih Dekat Tradisi Ngejalang Kubokh di Kabupaten Pesisir Barat Provinsi Lampung

21 Januari 2025   14:29 Diperbarui: 21 Januari 2025   14:29 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Ngejalang Kubokh Sumber: Dokumentasi Pribadi

Di tengah modernisasi yang semakin pesat, Kabupaten Pesisir Barat masih menyimpan kekayaan budaya yang luar biasa. Di Provinsi Lampung, khususnya Kabupaten Pesisir Barat, memiliki tradisi unik yang menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan Idul Fitri. Tradisi tersebut adalah Ngejalang Kubokh. Ngejalang Kubokh dilakukan secara turun-temurun oleh masyarakat Lampung Saibatin di Kabupaten Pesisir Barat pada saat Hari Raya Idul Fitri. Tradisi ini melibatkan seluruh anggota masyarakat, baik tua maupun muda, dalam rangkaian kegiatan yang bermakna. Tradisi ini menunjukkan bagaimana budaya lokal mampu menyatu dengan aspek spiritual dan sosial dalam satu perayaan.

Kepala Adat Pekon Balak Penggawa V Ulu, Mat Sepawan, mengatakan bahwa Ngejalang Kubokh merupakan tradisi turun temurun warisan nenek moyang. Tradisi ini dilakukan ketika memasuki bulan Ramadhan dan juga bulan Syawal. Ngejalang Kubokh diadakan dari suku-suku adat Saibatin di Kabupaten Pesisir Barat.

Tradisi ini dilakukan di makam, namun karena terkandala kondisi cuaca yang terkadang tidak memungkinkan di desa tersebut, maka tradisi ini dialihkan di rumah kepala adat. Meskipun begitu, masih ada desa yang melaksanakan tradisi ini tetap di makam.

"Ngejalang Kubokh bertujuan untuk mendoakan keluarga yang telah meninggal dunia dan juga menjadi ajang silaturahmi kerabat dan keluarga. Ngejalang Kubokh diawali dengan membersihkan makam masing-masing keluarga saat memasuki bulan Ramadhan dan melakukan berdoa bersama dengan masyarakat desa tersebut saat Hari Raya Idul Fitri," ujar Mat Sepawan, Rabu (15/01/2025).

Sebelum melaksanakan Ngejalang Kubokh masyarakat harus membersihkan makam terlebih dahulu. Setelah itu baru dilanjutkan dengan membaca Yassin dan berdoa. Ngejalang Kubokh dilaksanakan setelah Sholat Idul Fitri. Tradisi ini memiliki rangkaian acara seperti berdoa bersama dan makan bersama. Makan bersama dilakukan setelah melakukan doa bersama.

Hal itu ditunjukan dengan adanya pahar atau pahakh yang berisi buak atau kue dan gulai atau sayur yang dibawa oleh masing masing keluarga. Adanya pakhar atau pahar tersebut merupakan sebagai sangu (bekal) warga setelah memanjatkan doa-doa untuk ahli kubur. Gulai atau sayur yang akan dibawa tidak memiliki ketentuan khusus. Berbeda dengan buak atau kue yang dibawa, biasanya buak khas Lampung seperti selimpok, kembang goyang, dan lain sebagainya. Akan tetapi, di Pekon Balak Penggawa V Ulu itu sendiri, sudah tidak memakai pahakh dalam tradisi ngejalang kubokh ini dikarenakan sudah dilaksanakan di rumah kepala adat.

"Tradisi ini bukan hanya sekadar ritual tahunan, tetapi juga cerminan nilai-nilai luhur masyarakat Lampung yang menjunjung tinggi silaturahmi, kebersamaan, gotong royong, dan penghormatan terhadap leluhur. Tradisi ini mengandung nilai religius dan juga nilai budaya. Karena tradisi ini dapat mengingatkan kita bahwa setiap manusia di dunia ini akan mengalami yang namanya kematian, sehingga dengan adanya pengingat ini, dapat membuat kita lebih meningkatkan ibadah kita kepada tuhan," ujar Mat Sepawan, Rabu (15/01/2025).

Tradisi ini diharapkan agar terus dilestarikan dan diperatahankan. Karena tradisi ini memiliki nilai dan manfaat yang positif, Ngejalang Kubokh adalah contoh nyata bagaimana sebuah tradisi dapat menjadi perekat persatuan dan menjaga nilai-nilai luhur masyarakat. Dengan menjaga dan melestarikan tradisi Ngejalang Kubokh, kita turut serta dalam melestarikan kekayaan budaya Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun