Mohon tunggu...
Rahmah DianPutri
Rahmah DianPutri Mohon Tunggu... Lainnya - Education is important especially for woman

Usaha dan doa tidak akan berakhir sia-sia, melainkan berbuah bahagia. - Rahmah Dian Putri -

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

International Women's Day, "Choose To Challenge" Apa Artinya?

15 Maret 2021   01:19 Diperbarui: 15 Maret 2021   02:06 593
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Entrepreneurship Project in Creative Writing

WEKK 6

Seperti yang kita tau, IWD atau International Women's Day  yang artinya Hari Wanita Sedunia adalah sebuah perayaan memperingati jerih payah wanita terdahulu untuk menuntut haknya. 

Bermula pada tahun 1908, para buruh wanita di New York  City dengan kompak menuntut gaji yang lebih baik, jam kerja yang lebih pendek, dan hak untuk memilih saat pemilu. 

Lalu setahun kemudian terciptalah Hari Perempuan Nasional yang didelarasikan oleh Partai Sosialis Amerika. Kemudian seorang wanita bernama Clara Zetkin mencetuskan idenya terkait Hari Perempuan Internasional pada 1910 dan diresmikan pada tahun 1975. Tema pertama Hari Perempuan pada 1976 adalah "Merayakan Masa lalu, Merencanakan Masa Depan". Di tahun 2021, tema yang diangkat adalah "Choose To Challenge."

"Choose To Challenge" jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia berarti "Memilih Untuk Menantang." Hal itu mengindikasikan bahwa jika ada tantangan, maka ada perubahan. Tema tersebut bermaksud bahwa wanita bisa ikut serta dalam berkomitmen memilih untuk menantang dan menyerukan ketidaksetaraan gender, mempertanyakan stereotipe, dan membantu dalam pembentukan dunia yang inklusif.

Ketidaksetaraan gender berarti diskriminasi atau perlakuan yang berbeda yang diterima oleh wanita dan pria. Tampaknya tingkat ketidaksetaraan gender di Indonesia masih tinggi. Terlihat lebih banyak staff wanita daripada manajer wanita di sebuah perusahaan. Selain itu, di sebuah organisasi juga contohnya, pria lebih dipercaya untuk menjadi pemimpin, sedangkan wanita akan diragukan kinerjanya. Hal itu tentu tidak dapat dibiarkan. 

Perayaan Hari Wanita Sedunia bukan hanya semata-mata perayaan, tapi juga sebagai pengingat. Sudahkah ketidaksetaraan yang amat menganggu ini terhapuskan? Jawabannya tidak, bukan? 8 Maret adalah pengingat bahwa kita sebagai wanita harus lebih berani lagi menyerukan dan menentang ketidaksetaraan gender dan jangan sampai hal itu terus dirajakan.

Wanita lemah dan tidak dapat menahan rasa sakit. Itu salah satu dari sekian banyak stereotipe yang mendefinisikan wanita. Memang benar bahwa kadar hormon testoteron perempuan lebih sedikit daripada pria, tetapi itu bukan berarti wanita tidak lebih baik dalam menahan rasa sakit. Justru, rendahnya konsentrasi testoteron dalam darah wanita menjadikan sistem kekebalannya lebih kuat secara umum. Lagi, ada yang menganggap bahwa kinerja wanita lebih rendah daripada pria sehingga pria mendapatkan tawaran pekerjaan lebih sering bahkan gaji yang lebih besar. 

Melansir dari liputan6.com, CEO IKEA di Rusia menyebutkan bahwa perempuan mampu bekerja lebih giat , belajar lebih cepat, dan menyelidiki esensi tugas lebih mudah. Dari dua contoh tersebut menunjukkan bahwa stereotipe tentang wanita selama ini tak semuanya benar. Karena memang pada dasarnya, stereotipe hanyalah penilaian berdasaran persepsi atau prasangka yang sudah jelas keakuratannya minim dan memiliki sedikit dasar yang benar. Stereotipe semacam itulah yang menyababkan terjadinya diskriminasi dan ketidaksetaraan gender.

Agaknya sudah cukup wanita dianggap sebagai kaum yang tidak bisa apa-apa sehingga ruang geraknya dibatasi, sampai-sampai untuk berkontribusi dalam pembentukan dunia yang inklusif saja tidak bisa. Wanita itu multiperan, yang jelas mampu untuk membantu dalam membentuk dunia yang inklusif, dapat pula membantu dalam menyatukan perbedaan dan mengindahkan keberagaman. Lagi-lagi 8 Maret sebagai pengingat bahwa wanita sudah saatnya untuk ambil peran dan turut andil dalam membangun dunia yang lebih baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun