Mohon tunggu...
Rahmadi Salman
Rahmadi Salman Mohon Tunggu... Guru - ikhtiar untuk terus menginspirasi

Pegiat literasi dan pendidik sekarang tinggal di KabupatenTanah Laut Kalimantan Selatan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

PJJ yang (Tak) Dirindukan

9 Agustus 2020   16:55 Diperbarui: 9 Agustus 2020   16:55 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Hari ini sudah banyak anak-anak dan orangtua bahkan guru mulai bosan dengan kondisi Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Kenapa demikian? 

Banyak hal yang menyebabkan hal itu bisa terjadi, entah karena terbatasnya kouta yang dimiliki, atau kurangnya kreativitas guru, atau banyaknya tugas yang itu tidak mampu terselesaikan oleh orangtua di rumah dan atau adanya rasa kerinduan antara anak dengan gurunya di sekolah. 

Berlakuan sekolah bertatap muka langsung di masa Pandemi Covid-19 ini sangatlah ketat khususnya bagi daerah yang masih termasuk dalam zona merah atau hitam maka tidak diperkenankan hal ini untuk menghindari munculnya klaster baru yaitu di sekolah. 

Sekarang yang menjadi pertanyaan kita apakah benar selama ini PJJ yang dilakukan oleh guru? Atau hanya sekadar melepaskan kewajiban sehingga tidak dikatakan sebagai ASN yang memakan gajih buta saja? Atau hanya memberikan umpat balik dari kekosongan bagi relung-relung jiwa anak yang sedang galau di tengah kesendiriannya di rumah bersama keluarga? 

Mari kita menengok ke belakang, Pembelajaran Jarak Jauh dengan sistem yang ada dan dengan berbagai macam aplikasi online yang digunakan oleh pihak sekolah tentu memiliki dampak yang sangat luar biasa dan intinya akan memberikan pembelajaran yang sangat luar biasanya juga bagi guru, atau orangtua siswa di rumah dan memberikan pelajaran bahwa sekarang "jamannya internet" dan harus dilalui dengan sadar. 

Oleh karena itu, apapun masalah yang dihadapi oleh para irangtua atau guru dalam pelaksanaan PJJ harus kita sikapi dengan Arif dan mari kita ambil positifnya saja jangan mengambil sesuatu yang membuat orang lebih bingung dan bingung. Insha Allah situasi ini pasti akan berlalu dan kembali kepada konsisi normal lagi (new normal) lagi. Semoga. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun