Kota Sorong adalah pintu masuk ke kabupaten bahkan ke ibukota Provinsi Papua Barat, karena adanya Bandara Internasional Domine Eduard Osok dan pelabuhan petikemas ada di Sorong ini, juga beberapa objek wisata terkenal Raja Ampat melalui Kota Sorong. Sehingga banyaknya para wisatawan mancanegara dan domestik melalui Kota Sorong ini.
Suasana malam hari di kota Sorong tetap ramai dan kemeriahan dengan adanya lsmpu warna-warni di tempat ibadah, rumah-rumah penduduk yang merayakan natalan.
Perjalanan pun berlanjut, besok harinya (Selasa, 25/12/2018) kami dijemput oleh tuan rumah untuk ke objek wisata dunia yaitu destinasi Raja Ampat. Tepat pukul 08.00 WIT kamipun berangkat dermaga pelabuhan Ferry, karena rencana ke objek wisata Raja Ampat pakai speedspeed akan tetapi karena belum diisinya bahan bakar, maka kamipun berangkat pakai kapal Ferry.
Kami beli tiket masuk sebesar Rp. 100.000,- perorang dengan lama perjalanan kurang lebih satu jam. dan kami mendapatkan tempat duduk di lantai dasar dengan nomor 28. Kapal Ferry PT. Belibis Papua Winters adalah kapal yang berlayar untuk membawa penumpang yang mau ke Kabupaten Raja Ampat Provinsi Papua Barat atau yang mau ke kota Sorong.
Sambil menunggu sampainya di tempat tujuan, penulis mencoba menikmati perjalanan penulis menonton filmnya yang diputar pihak manajemen kapal. Sesaat penulis terlelap dalan ridur dan mabuk dalam heningnya suasana kapal dan tak terasa jam sudah menunjukan jam 10.00 WIT. Dan kamipun tiba di sebuah pelabuhan di Kabupaten Raja Ampat.
Kamipun menunggu jemputan guide yang akan membawa kami ke sebuah pulau di wilayah Raja Ampat yaitu sebuah destinasi bawah laut, yaitu Arborek dan pantai pasir putih, yaitu Pantai Friwen.
Di Pulau Arborek kita dapat menikmati indahnya pesona alam bawah laut, ada ikan-ikan yang warna warni dan terombu karang yang sangat luar biasa indahnya. Sedangkan di Pantai Friwen kita akan menikmati indahnya pasir-pasir putih sambal bertualang dengan air laut yang jernih dan beberapa penduduk asli Friwen yang bernyanyi dengan bahasanya.
Malam harinya, kami menginap di Homestay Mamatua Waisai yang pada malam hari cukup mempesona, bayangkan kelap kelip lampu yang dipasang di atas pelabuhan speedboat homestay Mamatua dan gemerisik ombak laut menambah indahnya malam itu, akupun tidak menyia-nyiakan indahnya malam itu bersama kawan-kawan yang lain sambil menikmati makan malam ditepi pantai homestay Mamatua Waisai yang disiapkan oleh pemilik homestay.
Lebih indah lagi ternyata ketika penulis ke ujung pelabuhan speedboat ini agak ketengah, tiada kata yang terucap selain subhanallah (Maha Suci Allah) yang memberikan nikmat ini. Dari sini terlihat jelas sekali warna warni lampu-lampu di beberapa homestay yang ada di pesisir laut Waisai Raja Ampat ini.
Setelah puas menikmati indahnya malam di Homestay Mamatua Waisai, kamipun melanjutkan petualangan di destinasi Raja Ampat Provinsi Papua Barat dengan menggunakan speed yang khusus di sewa dari Kota Sorong Milik KAnwil Kementerian Agama Provinsi Papua Barat.
Pagi harinya (Rabu, 26 Desember 2018), penulis bersama rombongan dijanjikan berangkat ke salah satu destinasi Raja Ampat Piaynemo pada pukul 06.00 WIT. Akan tetapi jemputan sampai jam 8 baru tiba dan tepat Pada pukul 08.15 WIT kami berangkat dengan menggunakan speedboat menyisiri Laut Waisai menuju destinasi Piaynemo Raja Ampat.