Sebuah impian yang tak terbayangkan akan terwujud, saat aku menyaksikan indahnya puncak Pianemo Raja Ampat yang dilakukan oleh seorang nomor satu di negeri ini, yaitu Bapak Joko Widodo Presiden Republik Indonesia.
Betapa tidak, saat mentari diujung ufuk menuruni jejak-jejak indahnya awan dan siapa yang tidak berkeinginan datang ke sana untuk menyaksikan "anugerah yang tiada tara" ujar Ustadz Abdussamad atau yang dikenal UAS.
Pada akhir bulan Desember 2018 tepatnya tanggal 24 Desember aku diberi kesempatan untuk mengunjungi sebuah pulau yang terletak diujung Barat Indonesia ini yaitu Kota Sorong dalam rangka studi kolaborasi pengelolaan madrasah tempat aku bertugas, yaitu menuju kampus MAN Insan Cendekia Sorong Papua Barat.
Pagi itu (24 Desember 2018), aku berangkat dari rumah dengan mobil jemputan yang biasa menuju Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin di Banjarbaru pada pukul 04.00 WITA dan tiba di Bandara sekitar pukul jam 05.00 WITA dan bertepatan azan berkumandang pertanda shalat subuh sampai.
Usai shalat subuh di Masjid Bandara, akupun bergagas menuju ruang check in dan setelah selesai pemeriksaan akupun langsung menuju ruang tunggu di Bandara tersebut bersama enam orang lainnya.
Tepat pukul 06.15 WITA petugas bandara memberikan informasi kepada seluruh penumpang pesawat agar segera menaiki pesawat melalui gate 5 tujuan Bandara Hasanuddin Makasar.
Perjalanan di atas pesawat yang begitu lama membuat aku terkadang terlelap tidur dan terkadang mataku melihat keluar jendela pesawat memandang indahnya pemandangan pesona awan yang selalu membuat hati ini menjadi tenang dan bahagia. Akan tetapi, terkadang membuat para penumpang terenyuh hati tak berdaya kala pesawat menabrak awan dengan goncangannya. Seketika seisi pesawat menjadi sepi senyap seakan bagai kuburan karena takutnya.
Setelah melalui perjalanan panjang dengan dua kali ganti pesawat, akhirnya kami sampai di Bandara Bandara Internasional Domine Eduard Osok Sorong dan saat itu pada malam hari sehingga kami menginap dulu di kota Sorong, karena jarak ke Kampus MAN Insan Cendekia Sorong memerlukan waktu sekitar kurang lebih satu jam.
Suasana malam hari di kota Sorong sangat berbeda dengan suasana siang hari, apalagi malam itu (24/12/2018) adalah malam Natal bagi umat Nasrani. Menurut informasi warga setempat bahwa penduduk di Kota Sorong yang beragama Islam dan Nasrani keberadaannya sekitar fifty-fifty. Sehingga suasana Natalan sangat terasa terutama jamaat yang beribadah di Gereja-gereja.
Meskipun demikian, suasana toleransi umat beragama di Kota Sorong sangat baik dan saling hormat menghormati. Ini terlihat sesekali suara nyanyian terdengar nyaring dari tempat ibadah dan saat waktu shalat bagi umat Islam juga terdengar.