Mohon tunggu...
Rahma Hafihfa
Rahma Hafihfa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar

Saya adalah seorang mahasiswi di Sekolah Vokasi IPB University

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Nasionalisme dalam Diri Anak Bangsa

15 Juli 2021   12:02 Diperbarui: 15 Juli 2021   20:04 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang memiliki berbagai keanekaragaman, mulai dari suku bangsa, budaya, dan agama. Semua keanekaragaman itu tumbuh dan berkembang di bangsa Indonesia. Keanekaragaman yang dimiliki negara kita sangat bervariasi jika dibandingkan dengan negara lainnya. Pancasila merupakan pedoman hidup bagi kita sebagai masyarakat Indonesia. Sila ke-3 Pancasila yang berbunyi, “Persatuan Indonesia”, rasanya memiliki hubungan yang erat dengan kata nasionalisme. Nasionalisme yang sering diibaratkan sebagai alat untuk mempersatukan bangsa dan mempertahankan keutuhan negara.

Muhammad Takdir Illahi (2012:5) memaparkan bahwa, Nasionalisme adalah sebuah paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah negara dengan mewujudkan konsep identitas bersama untuk manusia. Nasionalisme bukan hanya suatu tindakan menumbuhkan rasa cinta kepada tanah air, bangsa, dan negara sendiri, tetapi juga menjaga keselamatan tanah air dari serangan musuh yang mengancam dan membahayakan keselamatan negara. Dalam kehidupan bersosialisasi dengan sesama,  nasionalisme juga bisa menciptakan hubungan yang harmonis serta mempererat tali silaturahmi. Hal-hal yang mungkin selama ini dianggap oleh masyarakat kita remeh, ternyata memiliki arti yang cukup penting. Bukan hanya untuk negara tetapi juga untuk sesama manusia.

Jika pada zaman penjajahan, nasionalisme digunakan untuk merebut kemerdekaan, pada zaman sekarang, nasionalisme digunakan untuk menjaga kesatuan dan persatuan bangsa supaya terhindar dari perpecahan. Negara kita sangat membutuhkan anak bangsa, para pemuda-pemudi yang cerdas, memiliki jiwa toleransi, dapat berpikir kritis, bisa memecahkan masalah, dan memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi supaya bisa mengubah bangsa ini menjadi lebih baik. Perjuangan di zaman sekarang memang tidak perlu membawa senjata layaknya dahulu, tetapi perjuangan kita di zaman sekarang lebih sulit karena melawan kebodohan, kemiskinan, dan melawan bangsa sendiri, seperti yang dikatakan oleh Bapak Presiden pertama Indonesia, Ir. Soekarno.

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan oleh anak bangsa zaman sekarang agar memiliki semangat nasionalisme, salah satunya adalah mencintai produk dalam negeri. Globalisasi memang memiliki dampak positif dan negatif. Munculnya globalisasi membuka peluang bagi para pemuda untuk memahami kebudayaan bangsa lain. Sifat westernisasi contohnya. Memiliki sifat kebarat-baratan agar dipandang kekinian oleh teman, membuat para pemuda mulai kehilangan jati dirinya sebagai anak bangsa. Tampaknya, mencintai tanah air sendiri merupakan hal yang kuno, padahal tidak demikian. Rasa bangga terhadap tanah air sendiri tidak boleh hilang begitu saja. Rasa nasionalisme dalam diri anak bangsa tidak boleh terkikis dan hilang. Oleh sebab itu, upaya untuk meningkatkan nasionalisme dalam diri pemuda tidak boleh dianggap main-main, upaya yang keras dari pemerintah, lingkungan sekitar, dan diri sendiri lah yang merupakan kunci.

Di masa pandemi seperti sekarang ini, sangat dibutuhkan sifat pantang menyerah, dan rela berkorban. Kita juga perlu sifat nasionalisme dalam diri masing-masing, contohnya adalah mematuhi protokol kesehatan yang dianjurkan oleh pemerintah. Dengan bersama-sama melaksanakan 4M (memakai masker, menjaga jarak, menghindari kerumunan, mencuci tangan) kita semua pasti bisa terhindar dari Covid-19. Sesuai dengan slogan pemerintah, yakni “Maskerku melindungi kamu, maskermu melindungi aku.”

Upacara setiap minggu, menyanyikan lagu Indonesia Raya setiap hari seharusnya pelan-pelan bisa meningkatkan semangat nasionalisme para anak Indonesia. Tetapi itu saja tidak cukup. Karena jiwa nasionalisme seharusnya tumbuh dengan sendirinya dari dalam hati masing-masing dan tidak perlu dipaksa dari luar. Dari dalam diri sendirilah muncul rasa ingin membela dan mempertahankan kemerdekaan. Membaca sejarah tentang masa lalu bangsa kita, seharusnya menjadi cambuk untuk kita betapa susahnya para pahlawan merebut kemerdekaan dengan nyawa menjadi taruhan. Kita seharusnya sebagai generasi muda tidak boleh begitu saja melupakan sejarah. Masa depan bangsa ada di tangan kita. Kepada siapa lagi bangsa ini seharusnya dititipkan?  Nasionalisme bukan hanya ucapan semata, tetapi memerlukan aksi juga. Mengutip dari salah satu perkataan Najwa Shihab, seorang pembawa acara dan jurnalis terkenal di Indonesia, “Nasionalisme bukan slogan mati, tapi pengorbanan kolektif membela visi.”

Daftar Pustaka

Nugroho, Faozan Tri. (2020).  Pengertian Nasionalisme Beserta Bentuk Bentuknya yang Perlu Diketahui. Diakses pada 5 Juli 2021.

Radila, Putri. (2019). Empat Strategi Meningkatkan Nasionalisme di Kalangan Generasi Muda. Diakses pada 5 Juli 2021.

Tysara Laudia (2021). Pengertian Nasionalisme Menurut Para Ahli, Kenali Sikap dan Bentuknya. Diakses pada 5 Juli 2021.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun