Mohon tunggu...
Rahmah Diva Aprilia
Rahmah Diva Aprilia Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

mahasiswa aktif yang suka tidur

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Hujan Tengah Malam

20 November 2023   12:45 Diperbarui: 20 November 2023   13:07 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hujan Tengah Malam
Denting jam dinding berbunyi, pertanda hari telah berganti.
Aku menatapnya dari luar diikuti hembusan angin menyibak tirai.
Tak ada bulan dan bintang malam ini, melainkan langit kelabu yang menemani.
Langit akan menangis, ditandai gemuruh petir yang menghampiri.
Aku tak ingin beranjak dari sini, diam tak bergeming membiarkan angin mambasuh
diri.
Lantunan melodi para jangkrik seraya meredup, kunang-kunang terbang
berlindung.
Tatkala awan hitam tak kuasa menahan beban yang ia bawa.
Rintik hujan perlahan turun, irama lembut memperindah khayalan.
Petir kembali menyapa dengan lantang, sial aku tersadar dari lamunan.
Menatap nanar langit yang semakin menghitam.
Cukup lama aku berada diluar, bersandar pada kehampaan angin malam.
Terlihat setitik cahaya jingga menembus retina dan awan yang telah kehilangan
beban.
Hujan yang telah usai membuatku beranjak dari kenyamanan.
Memaksakan kaki mungil ini untuk senantiasa berjalan menentukan langkah yang
pasti

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun