Di sebuah tempat di daerah Kebun Tebeng, Kota Bengkulu. hiduplah seorang anak bernama Iqbal. Iqbal adalah seorang anak yang cerdas dan penuh semangat. Ia tinggal bersama ibunya yang bekerja keras sebagai penjual kue di pasar minggu.
(Saat itu, Iqbal sedang membantu ibunya berjualan di lapak kue.)
Ibu: "Iqbal, tolong bantu ibu bungkus kue-kue iko, yo."
Iqbal: "Baik, Bu!"
Setiap pagi, Iqbal selalu membantu ibunya sebelum berangkat ke sekolah. Meskipun hidup mereka sederhana, Iqbal dan ibunya selalu berusaha untuk berbagi dengan orang lain. Suatu hari, saat sedang dalam perjalanan pulang dari sekolah, Iqbal melihat seorang pria tua duduk di pinggir jalan dengan mangkuk kecil di depannya.
Iqbal: "Pak, apa yang sedang Anda lakukan di sini?"
Pria tua: "Aku hanya duduk di sini, Nak. Sudah lama aku tidak punya tempat tinggal dan pekerjaan."
Iqbal merasa iba melihat pria tua itu. Ia merogoh saku seragamnya dan menemukan beberapa koin kecil yang ia simpan untuk jajan.
Iqbal: "Pak, ini ada sedikit uang. Semoga bisa membantu."
Pria Tua: "Terima kasih banyak, Nak. Kebaikanmu sangat berarti bagiku."
Pria tua itu tersenyum penuh syukur. Iqbal pun melanjutkan perjalanannya pulang dengan hati yang hangat.