Indonesia dengan ribuan pulaunya, terhampar di atas garis khatulistiwa, menjadikan negeri ini negeri yang kaya dan sejahtera. Namun apa jadinya bila bencana melanda? Tidak ada yang pernah mengharapkan sebuah bencana melanda, tidak ada pula yang tahu kapan bencana itu akan terjadi. Karenanya, kesiapan dan kesiagaan dalam menghadapi bencana merupakan suatu hal yang sangat dibutuhkan, karena manusia, sehebat apapun, tidak dapat mengetahui apa yang akan melandanya di depan. Dalam menghadapi bencana, kesiapsiagaan menjadi salah satu penentu keselamatan seseorang. Bila orang tersebut siap menghadapi bencana, semakin kecil kemungkinan bencana akan melukai, begitu pula sebaliknya, seperti kata pepatah, sedia payung sebelum hujan.
Indonesia, merupakan negara kepulauan, dengan deretan gunung-gunung api, sehingga negeri ini dijuluki "ring of fire". Kenyataan tersebut, membuat kita harus waspada akan bahaya bencana gunung meletus. Belum lagi karena banyaknya sungai dan bentuk negara kepulauan , memungkinkan dapat terjadinya bencana banjir dan tsunami. Iklim tropis , membuat Indonesia rentan akan wabah penyakit, yang dipicu pula oleh cuaca yang berubah-ubah. Cuaca dapat menyebabkan curah hujan berlebih, perubahan angin, dapat pula menyebabkan bencana longsor, banjir, angin puting beliung, angin topan dan lainnya.
Indonesia sadar akan bahaya ancaman bencana, yang sewaktu-waktu dapat melanda. Hingga dibentuklah BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana), sebuah badan nasional yang mengurus perihal penanggulangan bencana di Indonesia. Mengapa penanggulangan? karena bencana alam bukanlah suatu hal yang dapat dicegah oleh manusia, sehingga yang bisa dilakukan adalah menanggulanginya.Â
Penanggulangan yang dilakukan oleh BNPB diantaranya sosialisasi bahaya bencana, penanggulangan ketika bencana, maupun penanggulangan pasca bencana. Kegiatan yang dilakukan BNPB, untuk sosialisasi bencana contohnya penyuluhan dan juga melakukan simulasi bencana, sebagai bentuk kesiapan dalam menghadapi bencana. Penanggulangan saat bencana yang dilakukan contohnya bantuan makanan, transportasi, shelter pengungsian darurat. Sosialisasi bahaya bencana contohnya membantu pengungsi setelah terjadinya bencana.
Dalam menanggulangi suatu bencana, selain dari pihak BNPB, warga masyarakat harus mengetahui cara menanggulangi bencana karena tidak semua dapat ditanggulangi oleh BNPB. Materi penaggulangan bencana perlu disampaikan kepada warga masyarakat melalui sosialisasi langsung dan tidak langsung. Sosialisasi langsung (tatap muka) contohnya penyuluhan dan simulasi bencana , seperti yang banyak dijumpai di desa-desa dan sekolah-sekolah. Bentuk sosialisasi secara tidak langsung (tanpa bertatap muka) adalah melalui media audio , visual , dan audio visual. Media audio contohnya adalah radio, visual adalah poster dan artikel tentang bencana, dan audio visual contohnya video penyuluhan dan berita di televisi.
Tak semua masyarakat mendapatkan kesempatan untuk mengikuti penyuluhan dan simulasi penanggulangan bencana, apalagi bagi mereka masyarakat perkotaan. Kehidupan perkotaan begitu padat.
Gedung-gedung tinggi dan perumahan, sulit mengumpulkan masyarakat kota yang penuh kesibukan untuk berkumpul dan menjalankan sosialisas langsung mengenai penanggulangan bencana. Di sisi lain, teknologi yang begitu maju, memungkinkan adanya sosialisasi tidak langsung melalui tv, radio, dan artikel online. Hampir semua orang kini memiliki smartphone dengan semakin banyaknya varian smartphone yang beredar dengan harga terjangkau. Tiap smartphone yang dilengkapi dengan fm radio memungkinkan tiap pemilik smartphone mengakses fm radio lewat hpnya dengan menyambungkannya ke headset yang berfungsi sebagai antena.
Bahkan tak hanya smartphone saja, hp-hp kuno pun memiliki radio. Sejak dulu radio telah membagi informasi melalui suara , ke berbagai pelosok nusantara, membagi berita, sandiwara, iklan, dan lagu. Televisi bahkan tak mampu menyaingi radio. Industri radio ibarat tak ada matinya, hanya berbekal suara, radio mampu membuka cakrawala pendengarnya. Di perkotaan, mobil-mobilpun dilengkapi oleh radio. Radio memberikan hiburan di jalan, juga informasi yang dibutuhkan oleh para pengendara seperti informasi lalu lintas , berita kemacetan, dan informasi jalur alternatif.
Siaran radio tidak hanya berisi berita. Siaran radio juga menarik pendengar melalui musik-musik dan tentunya, sandiwara radio yang dimainkan oleh para penyiar. Hanya dari nada bicara mereka, pendengar dapat mengimajinasikan situasi dalam sandiwara.
Sandiwara radio adalah dialog antar penyiar radio dengan memainkan intonasi suara dan efek suara untuk membuat keadaan seperti dalam drama, namun hanya dapat dinikmati lewat suara, tidak dapat dilihat. Sandiwara radio sudah ada sejak dulu, sebut saja sahur sepuh sebagai contohnya, sandiwara radio ini sempat populer di era 80-an, disiarkan oleh RRI . Di masa kini, berbagai sandiwara radio menemani pagi pendengar, contohnya, radio prambors , memiliki sandiwara radio Desta and Gina in the morning yang bertajuk komedi.
Bagi mereka yang tinggal di kota besar, seperti di Jakarta, waktu mereka tertelan dalam sibuknya pekerjaan, belum lagi kemacetan yang terjadi di mana-mana , membuat waktu yang dihabiskan di luar rumah lebih banyak daripada di rumah, begitu pula waktu untuk menonton tv, saking sibuknya rutinitas yang mereka jalani.Â
Radiolah yang menemani di sela kemacetan dan pekerjaan, baik dari radio player di mobil, maupun lewat handphone. Maka Radio, memiliki potensi besar dalam menyebarluaskan informasi mengenai kiat penanggulangan bencana.
Cara terbaik dalam mensosialisasikan suatu hal kepada masyarakat adalah dengan mengemas sesuatu menjadi hal yang menarik bagi khayalak banyak. Di dunia nyata, simulasi bencana yang melibatkan warga desa membuat warga tertarik untuk mempelajari penanggulangan bencana. Keadaan yang dibuat seolah olah sedang terjadi bencana, menciptakan kesan tersendiri bagi peserta. Bila disampaikan lewat radio, materi penanggulangan bencana akan terlihat menarik bila dikemas dalam bentuk sandiwara radio. Hampir seperti iklan layanan masyarakat yang dikemas dalam bentuk sandiwara radio, namun materinya berupa penanggulangan bencana.