PMM) yaitu anggota Kelompok 64 yang melaksanakan pengabdiannya di salah satu desa, yaitu Desa Sembon, Kec. Karangrejo, Kab. Tulungagung, Jawa Timur. Mahasiswa menggelar kegiatan penyuluhan mengenai bahaya stunting pada anak usia dini dengan tema "Efektivitas Pemberian Makanan Pendamping ASI Dalam Upaya Pencegahan Stunting." Kegiatan tersebut dilaksanakan dan berkolaborasi dengan pihak posyandu Desa Sembon. Kegiatan yang dilaksanakan di balai desa Sembon tersebut turut dihadiri oleh kepala desa serta beberapa struktural desa Sembon dan beberapa masyarakat setempat.
Senin, 22 Juli 2024, salah satu kelompok pengabdian masyarakat oleh mahasiswa (Mahasiswa menggelar kegiatan tersebut karena pada beberapa hari sebelum pelaksanaan, mahasiswa telah melakukan penelitian terkait beberapa hal yang menjadi kekhawatiran masyarakat setempat. Dalam proses penelitian, mahasiswa mendapati ada beberapa anak usia dini yang telah didata oleh pihak posyandu sebagai penderita stunting. Hal tersebut kemudian membangun inisiatif mahasiswa untuk melaksanakan kegiatan tersebut.
Menurut data yang diperoleh mahasiswa, ada lebih kurang 8-10 anak di Desa Sembon yang terkena stunting. Pada kegiatan tersebut terdapat beberapa narasumber, di antaranya Rahmadina Azzahra, Mahasiswa Psikologi UMM, Naufal Al Afif Wirasandy, Mahasiswa Ilmu Komunikasi UMM, serta Ibu Oktavia selaku Kepala Posyandu Desa Sembon.
"Menjaga serta memperhatikan pola makan anak merupakan hal yang sangat urgent, karena hal tersebut merupakan hal yang mendasar dalam pencegahan stunting. Ibu-ibulah yang sudah paham terkait makanan-makanan yang kemudian bisa menjaga tumbuh kembang serta yang mampu menunjang kesehatan anak, apalagi ketika sang anak masih di fase golden age atau usia keemasan untuk perkembangan sang anak, yaitu umur 0 sampai 5 tahun," ujar Oktavia, Kepala Posyandu.
Kegiatan tersebut berjalan selama dua jam, karena pada sela-sela kegiatan, panitia pelaksana mengadakan games yang masih relevan dengan materi stunting, sehingga masyarakat yang menghadiri dapat menikmati dan tidak merasa bosan pada kegiatan yang dilaksanakan.
"Dalam menjaga pola makan serta nafsu makan anak, pola asuh juga sangatlah penting, karena diharapkan dapat menjaga hubungan emosional seorang anak dengan orang tua. Hubungan emosional dikatakan penting karena dengan harapan adanya hubungan yang baik antara orang tua dengan sang anak sehingga tidak mempersulit orang tua dalam pemberian makan," ujar Dina, Mahasiswa Psikologi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H