Mohon tunggu...
Rahmadia Amalina
Rahmadia Amalina Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswi

Stay Calm

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Memahami Bagaimana Dampak Teknologi dalam Perkembangan Belajar Remaja

1 Desember 2023   21:26 Diperbarui: 1 Desember 2023   21:32 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sering sekali dijumpai remaja saat ini sudah memiliki barang elektronik seperti handphone, laptop, tablet, komputer, dan lainnya. Tidak sedikit remaja yang memiliki barang elektronik tersebut. Dapat ditemui di manapun seorang remaja sibuk dengan handphonenya hingga minim berinteraksi dengan sekitarnya. Hingga pola asuh seorang orang tua juga dapat terpengaruh oleh barang elektronik yang dimiliki oleh anaknya. Barang elektronik tersebut juga sangat berpengaruh dalam perkembangan belajar remaja. Tentunya barang elektronik khusunya handphone mempengaruhi perkembangan kognitif dari remaja. 

Pengaruh dari handphone bisa berpengaruh positif maupun negatif. Pengaruh positifnya yaitu seperti remaja yang  menggunakan handphone seringkali memahami informasi lebih cepat dan mendapatkan informasi yang lebih komprehensif dibandingkan remaja yang tidak menggunakan handphone.

Perkembangan handphone dapat membantu remaja mengembangkan pemikiran kritis. Remaja dapat meneliti sumber-sumber dan mengevaluasi informasi secara kritis. Selain itu, juga dapat membantu remaja mengembangkan kreativitasnya dengan menghasilkan suatu ide-ide baru dan membuat konten yang unik serta menarik. 

Adapun pengeruh negatifnya yaitu seperti remaja yang banyak menggunakan handphone dapat menyebabkan stres, khawatir, hingga mengalami gangguan kecemasan akibat penggunaannya yang berlebihan. Dan juga dapat menimbulkan gangguan sosial dan perilaku akibat dari pembelajaran melalui handphone. Dengan begitu kesehatan remaja menjadi menurun dan hal tersebut pastilah akan sangat mempengaruhi dalam belajar remaja karena kesehatan fisik dan mentalnya terganggu.

Dalam proses belajar remaja, perkembangan kognitif remaja juga sangat perlu diperhatikan. Masa remaja awal terjadinya antara usia 12 -15 tahun. Remaja mulai mengembangkan kemampuan memperoleh dan menggunakan pengetahuan secara efisien dan akhirnya mencapai  pertumbuhan otak yang sempurna. 

Menurut Piaget, remaja secara aktif mengkonstruksi dunia kognitifnya, meskipun informasi yang diperolehnya tidak serta merta dimasukkan ke dalam skema kognitif. Generasi muda mampu membedakan  hal-hal dan gagasan-gagasan yang lebih penting dibandingkan yang lain dan mengembangkan gagasan-gagasan tersebut. 

Sistem saraf yang bertanggung jawab untuk pemrosesan informasi berkembang pesat. Pada periode ini, individu mengalami perubahan signifikan di berbagai bidang kognitif, antara lain kritis & analisis, memori, pemikiran yang abstrak, pengetahuan, kreativitas, emosi, komunikasi dan persepsi. Pada masa remaja ini, kemampuan untuk memperoleh dan menggunakan pengetahuan secara efektif dimulai dan mencapai puncaknya ketika pertumbuhan otak mencapai kesempurnaan.

Remaja yang tumbuh di lingkungan yang kurang mendukung mengalami gangguan kematangan emosi, sehingga dapat menimbulkan perilaku negatif seperti agresi dan pelarian. Bahwa perkembangan emosi seseorang pada umumnya tercermin dari perubahan tingkah lakunya. Hal yang sama berlaku untuk perkembangan emosi pada remaja. Kualitas dan perubahan gejala yang terjadi pada perilaku sangat bergantung pada derajat perubahan emosi yang ada pada diri individu. Dengan kasus penggunaan handphone pada masa remaja, perlu adanya pengendalian emosi dalam penggunaan handphone tersebut yaitu suatu proses mengendalikan dan mengurangi dampak emosional negatif dari penggunaan handphone. Terdapat beberapa cara untuk mengendalikan emosi dalam penggunaan handphone, yaitu dengan memilih konten positif, memanfaatkan aplikasi dengan baik (e-book, olahraga), membatasi waktu penggunaan, melakukan meditation, dan lain-lain.

Masalah belajar remaja adalah beberapa masalah yang mungkin dialami remaja selama pembelajaran dan perkembangan kognitifnya. Adapun beberapa masalah yang sering dialami seorang remaja dalam belajarnya, seperti mengalami stres akibat dari pekerjaan akademik yang banyak dan berat, mengalami masalah dalam penggunaan waktu, mudah kehilangan motivasi dalam belajar, mengalami kendala dalam menjadi individu yang bersifat mandiri, hingga mengalami masalah kesehatan. Secara obyektif, situasi sosial, psikologis dan pendidikan remaja di negara ini sangat memprihatinkan. Selain malas belajar,  kebiasaan belajar juga tidak teratur, catatan belajar tidak  lengkap,  tugas dan pekerjaan rumah tidak diselesaikan, banyak bermalas-malasan, dan mengandalkan bocoran ulangan dan ujian. pertanyaan, mereka sering  menyontek agar mendapat nilai  bagus. Rasa malas yang terjadi pada anak mungkin disebabkan oleh kurangnya spontanitas. Motivasi ini mungkin tidak berkembang karena anak belum memahami manfaat  belajar atau tidak ingin mencapai apapun. Selain itu, kelelahan saat beraktivitas dapat menyebabkan penurunan kinerja fisik dan  kondisi mental yang buruk.

Dilihat dari masalah dalam belajar masa remaja, kita dapat menerapkan suatu model pembelajaran. Model pembelajaran dalam perkembangan remaja ialah salah satu teori yang mencerminkan bagaiamana cara belajar dan pengembangan kognitif seorang remaja secara sistematis. Salah satunya, seperti model bloom yang terdapat tiga tahapan utama dalam perkembangan kognitif remaja. Pertama, tahap kemampuan kognitif yaitu belajar melalui aplikasi kognitif seperti membaca, berhitung, dan menghafal. Kedua, tahap kompetensi emosional yaitu belajar menggunakan emosi dan motivasi, seperti mengenali dan mengevaluasi nilai. Ketiga, tahap keterampilan psikomotor yaitu belajar melalui aplikasi gerak dan motorik, seperti bermain musik, melakukan eksperimen, dan melakukan prosedur.

Remaja  menggunakan handphone untuk belajar, menjadi tren saat ini semakin meningkat di era digital. Ada banyak keuntungan dan kerugian menggunakan ponsel sebagai alat pembelajaran. Berikut  adalah suatu hal yang perlu dipertimbangkan, seperti fleksibilitas (mengakses berbagai sumber informasi & materi belajar), interaktif (quiz, test), kesehatan fisik (face-to-face atau digital), kesejahteraan sosial (dukungan mental dan interaksi sosial dari teman online), dan lainnya. Dengan demikian perlu adanya pengawasan terhadap belajar remaja, agar tercapainya tujuan dari belajar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun