Mohon tunggu...
Rahmadia Amalina
Rahmadia Amalina Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswi

Stay Calm

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengertian Pengkondisian Klasik dan Implementasinya

17 September 2023   23:40 Diperbarui: 17 September 2023   23:40 673
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam pembelajaran saat ini, perlu sekali seorang pendidik memahami persoalan atau tantangan-tantangan yang dihadapi oleh peserta didiknya. Seiring berjalannya waktu, banyak bangsa yang mulai menyadari bahwa permasalahan pendidikan merupakan permasalahan yang kompleks. Tetapi semua orang merasakan pendidikan ini yaitu salah satu tugas terpenting suatu bangsa. Bangsa mana pun yang berupaya untuk maju, mengembangkan dan memperbaiki keadaan masyarakatnya dan dunia tentu akan mengatakan bahwa pendidikan adalah kunci keberhasilan nasional. Pengemasan dalam pendidikan, pembelajaran dan pengajaran pada saat ini belum optimal seperti yang diharapkan. Dapat melihatnya bahkan dalam kekacauan yang diperkirakan apa yang muncul dalam masyarakat negeri ini bermula dari apa yang diciptakan dalam dunia pendidikan.

Dalam belajar kita memiliki beberapa teori belajar, terdapat 4 menurut teori belajar dalam pedagogik yaitu teori belajar Behavioristik, Kognitif, Konstruktivisme dan Humanistik. Teori behavioristik merupakan penyimpangan radikal dari perspektif psikoanalitik dominan. Teori ini berkonsentrasi pada terapi perilaku kontemporer dan dapat dipahami dengan melalui empat bidang utama perkembangan yaitu Pertama, pengkondisian klasik, Kedua, pengkondisian operan, Ketiga, teori pembelajaran sosial, dan Keempat, terapi perilaku kognitif. Pengkondisian klasik termengacu pada apa yang terjadi sebelum pembelajaran.

Menurut Gredler (1986:42) teori behavioristik (tingkah laku) adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat dari interaksi stimulus dan respon. Teori belajar behavioristik ini didasarkan pada hasil yang dapat diukur dan diamati. Melalui pengulangan dan pelatihan, perilaku yang diinginkan menjadi kebiasaan. Hasil yang diharapkan dari penerapan teori behavioristik ini adalah terbentuknya perilaku yang diinginkan. Perilaku yang diinginkan akan diperkuat secara positif dan perilaku yang tidak pantas akan diberi penghargaan secara negatif. Penilaian dan evaluasi didasarkan pada perilaku yang terlihat. Dalam teori ini, guru memberikan instruksi singkat yang diikuti dengan contoh, baik sendiri maupun melalui simulasi, dibandingkan memberikan banyak ceramah.

Classical conditioning atau Pengkondisian klasik merupakan model pembelajaran yang menggunakan stimulus untuk membangkitkan rangsangan secara alamiah melalui stimulus lain. Secara sederhana pengkondisian klasik merujuk pada sejumlah prosedur pelatihan dimana satu stimulus/ rangsangan muncul untuk menggantikan stimulus lainnya dalam mengembangkan suatu respon, bahwa prosedur ini disebut klasik karena prioritas historisnya seperti dikembangkan oleh Pavlov. Adapun prinsip dari pengkondosian klasik / Classical Conditioning yaitu penguasaan (Akuisisi) yang merupakan  bagaimana organisme mempelajari sesuatu respon atau respon baru berlaku beberapa tingkatan.

Adanya eksperimen dari Pavlov, bahwa respon dikendalikan oleh pihak luar, dan pihak tersebutlah yang menentukan kapan dan apa yang akan diberikan sebagai stimulus. Menurut Agus Suryanto tentang teori Pavlov tersebut, mengatakan semua harus diobjektifikasi kepada segala yang tampak oleh indera, dari luar. Peranan orang yang belajar bersifat pasif  tersebut dikarenakan untuk mengadakan suatu respon yang perlu adanya stimulus tertentu. Dan mengenai penguat, menurut Pavlov bahwa stimulus atau rangsangan yang tidak terkontrol (unconditioned stimulus) mempunyai hubungan dengan penguatan. Maka stimulus itu sendiri yang menyebabkan adanya pengulangan perilaku dan berfungsi sebagai penguat.

Adapun macam dari stimulus Classical Conditioning, antara lain :

  • Generalisasi (Generalitation)
  • Pada eksperimen Pavlov, ia juga telah menggunakan lonceng dengan nada berbeda, dan mencapai generalisasi bahwa adanya suara yang berbeda atau hampir identik yang mungkin dapat diikuti dengan respon.
  • Diskriminasi (Discrimination)
  • Dapat dikatakan sesuatu organisme yang mampu untuk bergerak balas ke sesuatu rangsangan tetapi tidak kerangsangan yang lain.
  • Penghapusan (Extinction)
  • Ketika stimulus yang familiar diikuti oleh stimulus yang tidak diketahui, organisme berhenti merespons seiring berjalannya waktu.


Selanjutnya adanya implikasi dari Classical Conditionin. Penerapan pengkondosian klasik ini seperti dalam praktek pendidikan mungkin bisa kita temukan seperti saat lonceng berbunyi mengisyaratkan belajar dimulai atau pelajaran berakhir. Ada juga ketika pertanyaan guru diikuti oleh angkatan tangan siswa, suatu pertanda bahwa siswa dapat menjawabnya. Kondisi-kondisi tersebut diciptakan untuk memanggil suatu respon atau tanggapan, ahli pendidikan lain juga menyarankan bahwa panduan belajar dengan mengkombinasikan gambar dan kata-kata dalam mempelajari bahasa, akan sangat berguna dalam mengajar perbendaharaan kata-kata. Implementasi lainnya seperti pada awal pembelajaran tatap muka antara guru dan siswa pada saat kegiatan belajar mengajar, guru dapat menunjukkan sikap yang baik serta ramah dan memberi pujian terhadap siswanya, sehingga para siswa akan merasa nyaman dan terkesan kepada gurunya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun