Mohon tunggu...
Rahmad Hidayat
Rahmad Hidayat Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Futsal

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Meneliti Konsep Ketuhanan Pendapat Ibnu Sina

25 Juni 2024   13:54 Diperbarui: 25 Juni 2024   15:36 634
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS


Abstrak
This research explores the concept of divinity according to the views of Ibn Sina, a prominent philosopher and scientist from the Islamic Golden Age. Known in the West as Avicenna, Ibn Sina integrated classical Greek philosophy with Islamic theological principles to form a unique perspective on God and His attributes. Utilizing a qualitative approach through literature analysis, this study examines Ibn Sina's major works such as "Kitab al-Shifa" and "Kitab al-Najat". The findings reveal that Ibn Sina perceives God as a singular, infinite entity and the first cause of all existence. The influence of Aristotle and Neoplatonism is evident in Ibn Sina's concept of divinity, which has significantly contributed to the development of Islamic theology.
Abstrak
 ini mengeksplorasi konsep ketuhanan menurut pandangan Ibnu Sina, seorang filsuf dan ilmuwan terkemuka dari masa keemasan Islam. Ibnu Sina, atau yang lebih dikenal di Barat sebagai Avicenna, memadukan filsafat Yunani klasik dengan prinsip-prinsip teologi Islam untuk membentuk pandangan yang unik tentang Tuhan dan sifat-sifat-Nya. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif melalui analisis literatur, penelitian ini mengkaji karya-karya utama Ibnu Sina seperti "Kitab al-Shifa" dan "Kitab al-Najat". Hasil penelitian menunjukkan bahwa Ibnu Sina memandang Tuhan sebagai entitas yang Esa, tidak terbatas, dan menjadi sebab pertama dari segala sesuatu. Pengaruh Aristoteles dan Neoplatonisme terlihat jelas dalam konsep ketuhanan Ibnu Sina, yang secara signifikan berkontribusi pada perkembangan teologi Islam.
Pendahuluan
Ibnu Sina, atau dikenal sebagai Avicenna di dunia Barat, adalah salah satu tokoh paling berpengaruh dalam sejarah filsafat dan ilmu pengetahuan Islam. Lahir pada tahun 980 M di wilayah yang kini dikenal sebagai Uzbekistan, Ibnu Sina dikenal karena kontribusinya yang luar biasa dalam bidang kedokteran, filsafat, dan sains. Salah satu aspek penting dari pemikirannya adalah konsep ketuhanan, yang mencerminkan usaha sistematisnya untuk menggabungkan filsafat Yunani, terutama Aristoteles dan Neoplatonisme, dengan teologi Islam.Konsep ketuhanan menurut Ibnu Sina bukan hanya sekadar pembahasan teologis, tetapi juga menyangkut metafisika dan kosmologi yang kompleks. Ia memandang Tuhan sebagai Wujud yang Maha Esa, yang keberadaan-Nya tidak bergantung pada apapun selain diri-Nya sendiri. Tuhan dalam pandangan Ibnu Sina adalah sebab pertama dari segala sesuatu yang ada di alam semesta, sebuah konsep yang banyak dipengaruhi oleh Aristoteles.Ibnu Sina juga menekankan pentingnya akal dalam memahami Tuhan dan alam semesta. Dalam karyanya “Kitab al-Shifa” (Buku Penyembuhan) dan “Kitab al-Najat” (Buku Keselamatan), ia menjelaskan bagaimana pengetahuan tentang Tuhan dapat dicapai melalui refleksi rasional dan kontemplasi filosofis. Konsep emanasi, yang menjelaskan bagaimana segala sesuatu berasal dari Tuhan, menjadi salah satu landasan penting dalam filsafat
Metode penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis literatur untuk mengkaji konsep ketuhanan menurut Ibnu Sina. Metode ini dipilih karena sifat topik yang bersifat filosofis dan teologis, yang memerlukan analisis mendalam terhadap teks-teks klasik dan sekunder.
Berikut adalah langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini:
Pengumpulan Data:
Sumber Primer: Penelitian ini fokus pada karya-karya utama Ibnu Sina, seperti “Kitab al-Shifa” dan “Kitab al-Najat”. Karya-karya ini dianalisis untuk memahami pandangan asli Ibnu Sina tentang ketuhanan.
Sumber Sekunder: Selain itu, penelitian juga melibatkan analisis studi-studi sebelumnya, buku, dan artikel ilmiah yang membahas pemikiran Ibnu Sina. Sumber-sumber ini memberikan konteks historis dan filosofis yang membantu dalam interpretasi karya-karya Ibnu Sina.
Analisis Data:
Analisis Konseptual: Dilakukan analisis terhadap konsep-konsep kunci dalam pemikiran Ibnu Sina tentang ketuhanan, seperti sifat Tuhan, konsep emanasi, dan hubungan antara Tuhan dan alam semesta.
Komparasi Filosofis: Pemikiran Ibnu Sina dibandingkan dengan filsafat Aristoteles dan Neoplatonisme untuk mengidentifikasi pengaruh-pengaruh yang ada dan bagaimana Ibnu Sina mengadaptasi konsep-konsep ini ke dalam teologi Islam.
Interpretasi Tekstual: Melalui pembacaan kritis dan hermeneutika, teks-teks Ibnu Sina dianalisis untuk memahami argumen-argumennya tentang ketuhanan dalam konteks yang lebih luas.
Validasi Temuan:
Temuan penelitian diverifikasi dengan membandingkannya dengan interpretasi dari para ahli terkemuka dalam studi Islam dan filsafat. Diskusi dengan pakar-pakar dalam bidang ini juga dilakukan untuk memastikan akurasi dan validitas interpretasi.

Hasil pembahasan

Penelitian ini menemukan bahwa konsep ketuhanan menurut Ibnu Sina sangat dipengaruhi oleh filsafat Aristoteles dan Neoplatonisme. Beberapa poin penting dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tuhan sebagai Wujud yang Esa: Ibnu Sina menggambarkan Tuhan sebagai Wujud yang Esa (al-Wajib al-Wujud), yang keberadaan-Nya tidak bergantung pada apapun selain diri-Nya sendiri. Tuhan adalah entitas yang mutlak dan sempurna, yang menjadi sumber dari segala eksistensi di alam semesta. Konsep ini sejalan dengan pandangan Aristoteles tentang “Unmoved Mover” (Penggerak yang Tidak Digerakkan).
Konsep Emanasi: Menurut Ibnu Sina, alam semesta berasal dari Tuhan melalui proses emanasi (fayd). Emanasi ini menggambarkan bagaimana segala sesuatu yang ada berasal dari Tuhan secara bertahap, tanpa mengurangi kesempurnaan Tuhan. Proses ini menyerupai konsep emanasi dalam Neoplatonisme, di mana segala sesuatu memancar dari Satu yang Absolut (the One).
Sifat-sifat Tuhan: Ibnu Sina menekankan bahwa Tuhan memiliki sifat-sifat yang sempurna, seperti pengetahuan, kekuasaan, dan kebijaksanaan. Namun, sifat-sifat ini bukanlah entitas terpisah dari esensi Tuhan, melainkan identik dengan keberadaan-Nya. Ibnu Sina menggunakan pendekatan rasional untuk menjelaskan bahwa memahami sifat-sifat Tuhan harus melalui refleksi akal yang mendalam.
Hubungan Tuhan dengan Alam Semesta: Dalam pandangan Ibnu Sina, Tuhan adalah sebab pertama (causa prima) dari segala sesuatu. Alam semesta adalah hasil dari keteraturan dan rasionalitas Tuhan, di mana segala sesuatu berfungsi sesuai dengan tujuan dan hukum alam yang telah ditetapkan oleh Tuhan. Ibnu Sina menggabungkan konsep ini dengan teori Aristoteles tentang sebab-akibat dan teleologi.
Peran Akal dalam Memahami Tuhan: Ibnu Sina menegaskan pentingnya akal dalam memahami Tuhan dan alam semesta. Ia percaya bahwa melalui akal dan filsafat, manusia dapat mencapai pengetahuan yang mendalam tentang Tuhan. Pendekatan rasional ini menunjukkan bagaimana Ibnu Sina berusaha mengintegrasikan filsafat Yunani dengan prinsip-prinsip Islam.
Penelitian ini menunjukkan bahwa Ibnu Sina berhasil mengembangkan sebuah konsep ketuhanan yang harmonis antara filsafat dan teologi. Pendekatan rasionalnya dalam memahami Tuhan memberikan landasan bagi dialog antara filsafat dan agama dalam tradisi Islam. Pengaruh Aristoteles dan Neoplatonisme dalam pemikirannya menunjukkan betapa luasnya wawasan intelektual Ibnu Sina dan kemampuannya dalam mengadaptasi ide-ide dari berbagai tradisi pemikiran.

Kesimpulan
Penelitian ini menyimpulkan bahwa konsep ketuhanan menurut Ibnu Sina merupakan sebuah upaya filosofis yang maju dan sistematis untuk mengintegrasikan pemikiran Yunani klasik, terutama Aristoteles dan Neoplatonisme, dengan teologi Islam.
Dan  ini menegaskan bahwa pemikiran Ibnu Sina tentang konsep ketuhanan menawarkan pendekatan yang komprehensif dan terstruktur, yang menggabungkan elemen-elemen filosofis dan teologis dalam sebuah sistem yang koheren. Pemikirannya tidak hanya relevan dalam sejarah pemikiran Islam, tetapi juga memiliki implikasi yang penting dalam pemahaman modern tentang hubungan antara Tuhan, alam semesta, dan alam
Daftar pustaka
Ibn Sina. Kitab al-Shifa’ (The Book of Healing).Ibn Sina. Kitab al-Najat (The Book of Salvation).Marmura, Michael E. Islamic Theology and Philosophy: Studies in Honor of George F. Hourani. Albany: State University of New York Press, 1984.Gutas, Dimitri. Avicenna and the Aristotelian Tradition: Introduction to Reading Avicenna’s Philosophical Works. Leiden: Brill, 1988.McGinnis, Jon and Reisman, David C. (eds.). Interpreting Avicenna: Critical Essays. Cambridge: Cambridge University Press, 2013.Goodman, Lenn Evan. Avicenna. London: Routledge, 1992.Wisnovsky, Robert. Avicenna’s Metaphysics in Context. Ithaca: Cornell University Press, 2003.Rahman, Fazlur. The Philosophy of Mulla Sadra. Albany: State University of New York Press, 1975.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun