Hari Senin sekitar pukul 22.30 WIB warganet dihebohkan dengan berita ledakan bom bunuh diri yang terjadi di Pospam (Pos Pengaman) di Tugu Kartasura. Tidak ada korban jiwa dalam insiden ledakan bom ini, hanya terduga pelaku saja yang mengalami luka parah di bagian kaki dan punggungnya. Dengan luka bersimbah darah, pukul 00.04 terduga pelaku dirujuk ke Rumah Sakit Ortopedi di Jl. Ahmad Yani Ds. Pabelan, Kec. Kartasura Kab Sukoharjo.
Pada pukul 02.12 Pelaku di pindah ke ruang UGD RS Muwardi. Hingga pada pukul 02.35 WIB atas perintah Kapolda, pelaku dipindahkan lagi dan dibawa ke RS Bhayangkara Semarang. Lihat : Kronologi Ledakan Bom Bunuh Diri di Pospam Tugu Kartasura
Setelah dilakukan olah TKP dan penyelidikan lebih lanjut, Kapolres Sukoharjo mengungkapkan bahwa pelaku masih muda berinisial RA (22 Tahun) yang beralamatkan di Dk Kranggan Kulon, RT 01, RW 02 Ds Wirogunan Kec. Kartasura Kab. Sukoharjo. Berdasarkan informasi yang kami dapat, terduga pelaku merupakan penjual Gorengan di Jajar Solo. Kata warga setempat pelaku orangnya pendiam dan jarang bersosialisasi.
Kemudian dari penggledahan di kediaman orang tua RA, Densus 88 dan tim Antiteror Polda Jawa Tengah menyita barang bukti cukup banyak di kamar pribadinya RA. Di antaranya dua plastik belerang, satu plastik potasium klorat, kemudian campuran belerang dan potasium klorat dalam dua kotak Tupperware.
Cukup miris memang melihat kenyataan bahwa pelaku masih berusia muda yaitu 22 tahun, apalagi pihak kepolisian mengatakan bahwa aksi pelaku masih tergolong amatir. Dengan bom pinggang yang low explosive, pelaku tidak sampai meninggal dunia.
Sembari menunggu hasil penyelidikan lebih lanjut, kita perlu mengambil hikmah pasca kejadian ini. Harapannya agar tidak terjadi hal serupa di kemudian hari, berbagai tindakan preventif juga perlu kita lakukan untuk mencegah paham terorisme ini meluas dan mengancam keutuhan NKRI tercinta.
Â
Anak Muda Jadi Target Perekrutan Teroris
Sebuah ironi ketika diketahui identitas pelaku yang masih berusia 22 tahun, usia yang cukup muda yang seharusnya digunakan untuk menimba ilmu dan giat bekerja.
Kelompok terorisme saat ini memang sedang gencar dalam melakukan perekrutan anggota baru. Terutama dari kalangan anak muda yang lebih mudah untuk dipengaruhi dan didoktrin dengan paham-paham radikalisme. Kaum muda lebih mudah direkrut karena posisi mereka saat ini yang sedang mencari jati diri, hal tersebut juga didukung oleh sifat ambisius dalam menunjukkan keberanian dan kekuatan yang mereka miliki.