Belum lama ini negara Indonesia diramaikan dengan proses pemilihan umum serentak Pilpres dan Pileg, rapat pleno terbuka rekapitulasi perhitungan secara nasional resmi ditutup (21/5/2019) KPU menetapkan pasangan calon nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf sebagai Presiden dan Wakil Presiden terpilih, namun hasil tersebut digugat oleh kubu paslon nomor urut 02 Prabowo-Sandi dan dilanjutkan pada jalur hukum. Setelah melalui proses panjang persidangan, pengumuman hasil sidang putusan MK dibacakan (28/6/2019) gugatan paslon nomor urut 02 ditolak dan menetapkan paslon nomor urut 01 resmi terpilih.
Pada masa kampanye, masyarakat Indonesia dijanjikan kesejahteraan sosial oleh paslon 01 Jokowo-Ma'ruf melalui program 3 kartu sakti yakni memperkuat Kartu Indonesia Pintar yang akan tersedia untuk biaya kuliah pada periode keduanya, Kartu Sembako Murah yang impiannya bisa menekan angka kemiskinan, dan Kartu Prakerja agar pelayanan kepada pekerja lebih maksimal serta ditujukan pula bagi masyarakat Indonesia yang belum memiliki pekerjaan dan eks pekerja dengan diberikannya pelatihan skill guna menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas serta memiliki daya saing.
3 kartu sakti ini rencananya akan diluncurkan pada tahun 2020 mendatang dengan total anggaran berkisar Rp 48,4 Triliun. Untuk Kartu Prakerja, Pemerintah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 10,3 Triliun, Kartu Sembako Murah sekitar Rp 25,7 Triliun, KIP Kuliah Rp 4,8 Triliun dengan tambahan Rp 7,6 Triliun.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Mengatakan bahwa realisasi 3 kartu sakti ini akan disediakan dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) serta APBN di desain untuk menukung program tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H