Mohon tunggu...
RAHMAD FAHREZASETIAWAN
RAHMAD FAHREZASETIAWAN Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ekonomi Syariah di IAIN Palangka Raya

Saya seorang yang selalu ingin tahu hal baru dan senang berbagi. Pengalaman dan ilmu merupakan hal wajib yang harus dibagikan dan bukan untuk disimpan sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ibu Kota Jakarta: Kemiskinan, Kesenjangan dan Kriminalitas

7 Juli 2023   15:40 Diperbarui: 7 Juli 2023   15:51 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ini Wilayah Jakarta dengan Penduduk Terbanyak pada 2021 (katadata.co.id) 

Apa yang terlintas di dalam pikiran kita jika mendengar "ibu kota"? Gedung-gedung tinggi, bangunan besar, mall, swalayan, modern, atau sangat menyenangkan tinggal disana. Hingar-bingar dan hiruk-pikuk kemewahan sering kali menjadi gambaran kita jika mendengar kata ibu kota. Tidak sedikit orang-orang yang memandang ibukota sebagai tempat yang dapat merubah Nasib dan memberikan kesejahteraan. Namun, apakah benar adanya seperti itu?

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti ibu kota adalah kota tempat kedudukan pusat pemerintahan suatu negara, tempat dihimpun unsur administratif, yaitu eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Arti lainnya dari ibu kota adalah kota yang menjadi pusat pemerintahan. Bukan hanya pusat pemerintahan, namun juga sebagai pusat perekonomian. Di Indonesia khususnya, Jakarta merupakan pusat perekonomian nasional. Membayangkan kata pusat perekonomian nasional saja sudah terbayang bahwa banyak sekali kegiatan ekonomi yang dilakukan di ibu kota yang berarti bisa saja ada peluang untuk mengadu nasib disana.

Merantau sudah menjadi salah satu tradisi yang dilakukan masyarakat Indonesia sejak dahulu. Merantau adalah proses berpindahnya seseorang dari tempat ia tinggal dan tumbuh ke daerah atau wilayah lainnya dengan tujuan untuk menjalani kehidupan dan melanjutkan kehidupan, mencari pengalaman, atau meraih kesuksesan. Kota Jakarta merupakan salah satu tujuan bagi para perantau untuk mencari pekerjaan. Jumlah penduduk Jakarta semakin membludak karena banyaknya masyarakat Indonesia yang merantau hingga total penduduk Jakarta mencapai 10,6 juta jiwa.

BPS juga mencatat bahwa DKI Jakarta menjadi lima peringkat teratas provinsi dengan jumlah pencari kerja di Indonesia dengan total sebanyak 214.705 pencari kerja. Dengan meningkatnya jumlah penduduk ini menyebabkan kepadatan yang tidak bisa terhindarkan. Banyak sekali permasalahan yang muncul seiring bertambahnya perantau di ibukota. Beberapa permasalahan yang muncul adalah sebagai berikut.

Kemiskinan

Kemiskinan menurut Badan Pusat Statistik adalah ketidakmampuan untuk memenuhi standar minimum kebutuhan dasar yang meliputi kebutuhan makanan maupun non-makanan. Penduduk miskin adalah penduduk yang berada di bawah suatu batas atau disebut sebagai garis kemiskinan. Garis kemiskinan merupakan nilai rupiah yang harus dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan hidup, baik kebutuhan hidup minimum makanan maupun kebutuhan hidup minimum non-makanan. Garis kemiskinan merupakan nilai rupiah yang harus dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan hidup, baik kebutuhan hidup minimum makanan maupun kebutuhan hidup minimum non-makanan.

https://jakarta.bps.go.id/backend/images/Kemiskinan-2021-ind.JPG
https://jakarta.bps.go.id/backend/images/Kemiskinan-2021-ind.JPG
Berdasarkan data dari BPS, tingkat kemiskinan di Jakarta mengalami peningkatan dari tahun 2015-2021, salah satu penyebab tingginya tingkat kemiskinan adalah karena terbatasnya lapangan kerja ataupun kualifikasi SDM yang tidak memenuhi. Hal inilah menyebabkan terjadinya pengangguran. Menurut data dari BPS, tingkat pengangguran di Jakarta pada Tahun 2020 sebesar 10% dengan jumlah sekitar 15.573 pencari pekerjaan. Hal ini juga diperparah dengan munculnya pandemi Covid-19 yang menyebabkan keterbatasan untuk bekerja dan terjadi pemutusan hubungan kerja massal.

https://jakarta.bps.go.id/indicator/6/45/1/tingkat-pengangguran-terbuka.htmlInput sumber gambar
https://jakarta.bps.go.id/indicator/6/45/1/tingkat-pengangguran-terbuka.htmlInput sumber gambar

Berdasarkan data diatas, dapat terlihat jika pada tahun 2020 yang mana meruapakan tahun awal kedatangan pandemi tersebut, tingkat pengangguran menjadi sangat tinggi.

Kesenjangan

Ketimpangan sosial atau kesenjangan adalah suatu kondisi dimana terdapat hal-hal dalam kehidupan masyarakat yang tidak seimbang. Individun atau berkelompok. Di mana ada ketimpangan sosial, yang diciptakan oleh distribusi yang tidak adil dari banyak hal yang dianggap penting oleh masyarakat.
Kesenjangan ini sering dikaitkan dengan adanya semacam perbedaan yang sangat nyata dan terlihat dalam ekonomi masyarakat, seperti kekayaan. Terutama perbedaan di bidang ekonomi. Saat ini sangat mudah untuk melihat adanya ketimpangan kesempatan dan kemungkinan kedudukan sosial dalam masyarakat.

Pada topik kali ini yang menjadi titik utama adalah kesenjangan ekonomi antar kelompok masyarakat. Salah satu penyebabnya adalah pembangunan yang tidak merata karena tingginya tingkat pertumbuhan penduduk yang mempengaruhi tingkat produktivitas. Kesenjangan ekonomi ini menyebabkan terjadinya kesulitan dalam berbagai hal seperti Pendidikan, sanitasi, rumah layak huni, bahkan Kesehatan. Tidak meratanya pembangunan merupakan penyebab banyaknya orang merantau untuk mendapatkan fasilitas yang dianggap lebih layak. Namun, dengan banyaknya mmasyarakat yang melakukan urbanisasi ke Jakarta menyebabkan kesenjangan semakin besar dikarenakan lapangan kerja semakin sempit dan kualitas SDM yang belum mampu bersaing di ibukota.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun