Mohon tunggu...
Rahmad Bakti Santosa
Rahmad Bakti Santosa Mohon Tunggu... -

suka petualangan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Lebih Enak Jadi Nelayan Harta Karun Mas..!!

20 Oktober 2014   16:24 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:24 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_348665" align="aligncenter" width="300" caption="Pelaku pencurian harta karun"][/caption]

Entah merupakan sebuah kebetulan atau memang karena sengaja, ternyata nelayan di Indonesia bukan saja mencari ikan sebagai target utamanya ketika melaut, namun juga ada sasaran lain yang menjadi hasratnya. Sasaran lain tersebut dapat berupa terumbu karang, rumput laut, pasir laut, atau bahkan besi-besi tua. Namun yang cukup membelalakkan mata ialah adanya perburuan harta karun di dasar laut yang dilakukan oleh nelayan-nelayan di Indonesia. Harta karun tersebut berasal dari kapal-kapal yang tenggelam dimana pada saat kapal tersebut belum tenggelam, mereka (kapal) membawa barang-barang dagangan atau barang-barang sebagai hadiah untuk raja-raja di Indonesia pada dahulu kala.

Negara Indonesia memang tidak dapat dilepaskan dari sejarah panjang budaya maritim dunia. Bagaimana tidak, posisi wilayah kepulauan Indonesia yang strategis menjadikan wilayah ini sebagai salah satu destinasi atapun hanya sebagai tempat singgah para pelaut jaman dulu. Banyaknya kapal-kapal yang tenggelam di wilayah perairan Indonesia merupakan bukti otentik bahwa perairan Indonesia merupakan jalur sutra pelayaran dunia. Hal tersebut turut didukung oleh keberadaan sumberdaya alam Indonesia yang banyak dicari oleh bangsa-bangsa Eropa seperti misalnya rempah-rempah. Untuk mendapatkannya mereka bangsa Eropa harus rela mengarungi samudra dan perairan yang luas. Diperkirakan terdapat ratusan kapal-kapal tenggelam yang kandas di perairan Indonesia. Entah disebabkan oleh factor cuaca, peperangan, atau karena diserang bajak laut, seperti yang banyak terdapat di Perairan Belitung.

Banyaknya kapal-kapal tenggelam, baik yang membawa muatan maupun yang tidak membawa muatan, mendorong masyarakat khususnya nelayan untuk berburu mendapatkan titik lokasi tenggelamnya kapal. Hal yang menjadi perhatian serius ialah nelayan yang memang secara sengaja melakukan pencarian di tengah laut. Peralatan yang mereka bawa biasanya hanya standar saja, yaitu kompresor, selang yang panjangnya puluhan meter, masker, dan echo sounder. Hal ini tentu sangat berbeda dengan survey harta karun/BMKT (Benda Berharga Asal Muatan Kapal yang Tenggelam) secara legal yang memiliki izin kegiatan dari Panitia Nasional BMKT. Pencarian BMKT secara  legal memiliki standar peralatan yang telah ditetapkan oleh pemerintah, misalnya side scan sonar, magnetometer, metal detector, dan lain-lain. Teknik penyelaman juga dilakukan secara professional berdasarkan ketentuan-ketentuan teknis penyelaman. Sangat kontras ketika dikomparasikan dengan penyelam amatir oleh nelayan.

Memancing BMKT
Tahun 2010, sempat beredar isu di masyarakat baik melalui media cetak maupun media elektronik, yaitu soal pengangkatan BMKT oleh perusahaan swasta. Kejadian tersebut terjadi di Perairan Blanakan, Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat. Kegiatan pengangkatan BMKT menjadi heboh lantaran beredar isu bahwa kegiatan tersebut dibekingi oleh mafia harta karun yang pernah menggasak perairan Indonesia, yaitu Michael Hatcher. Pada tahun 1989, Michael Hatcher menguras habis isi kapal Geldermalsen, yaitu kapal VOC yang tenggelam di perairan Indonesia . Isi kapal tersebut berhasil di bawa ke Australia sebanyak 48 kontainer untuk dilelang. Lantakan emas menghiasi meja lelang dan berhasil menembus angka triliunan rupiah. Indonesia hanya bisa menatap sinis melihat kejadian tersebut.

[caption id="attachment_348666" align="alignright" width="160" caption="Michael Hatcher"]

1413771614161579024
1413771614161579024
[/caption]

Pada suatu waktu saya pernah ngobrol dengan beberapa nelayan yang memang kasak kusuk dalam dunia harta karun. Saya merasa beruntung karena teman yang saya ajak ngobrol ternyata pernah menemukan titik lokasi kapal tenggelam. Pada awalnya dia bercerita bahwa dia menemukan titik tersebut secara tidak sengaja. Seperti biasa, nelayan selalu beralasan bahwa mereka menemukannya secara tidak langsung. Alasannya selalu saja jaringnya menyangkut BMKT. Tetapi nelayan yang satu ini mengatakan bahwa pada saat itu dia hanya memancing ikan, tidak menggunakan jaring.

"saya waktu itu memancing mas, nah kebetulan kailnya nyangkut. Saya tarik, eh ternyata nyangkut mangkuk"


Namun saya tidak begitu saja langsung percaya. Pertanyaan demi pertanyaan yang sifatnya memancing saya kerahkan. Benar saja. Akhirnya teman saya tersebut bercerita yang sebenarnya bahwa nelayan tersebut memang sengaja mencari lokasi BMKT.

Jual Beli Titik Lokasi dan BMKT
Selama ini, titik-titik lokasi BMKT banyak ditemukan oleh para nelayan, baik sengaja atau tidak sengaja. Ada beberapa modus operandi yang dilakukan oleh nelayan ketika menemukan BMKT. Yang pertama, nelayan menyimpan sendiri barang tersebut untuk di jual kepada perorangan ataupun disimpan dirumah. Kedua, nelayan melaporkan kepada pihak yang berwenang yaitu Polisi maupun Pemerintah Daerah. Ketiga, nelayan melaporkan kepada pihak-pihak yang bergerak dalam bidang pemanfaatan BMKT baik legal maupun illegal.

[caption id="attachment_348667" align="aligncenter" width="300" caption="Keramik kuno hasil penjarahan di laut jawa"]

14137717151319111897
14137717151319111897
[/caption]

Perusahaan swasta yang bergerak atau tertarik dalam bidang BMKT kadang-kadang juga tidak mau pasif saja untuk mendapatkan titik lokasi BMKT. Umumnya mereka telah bekerja sama dengan nelayan-nelayan yang wilayah tangkapannya adalah perairan yang potensial BMKT. Perusahaan akan memberikan ganti rugi jika nelayan berhasil mendapatkan titik lokasi dan titik tersebut memang benar-benar terdapat kapal tenggelam. Jika nelayan yang menemukan titik lokasi adalah nelayan yang setia terhadap majikannya yaitu perusahaan yang mau membayarnya, maka titik lokasi tersebut hanya akan diinformasikan kepada perusahaan tersebut. Namun ada pula nelayan nakal yang menjual titik lokasi kepada beberapa perusahaan, sehingga terjadi perebutan antar perusahaan saat mengajukan izin survey kepada Pannas BMKT.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun