Probolinggo, Senin (30/8/21) -- Universitas Jember melakukan program kuliah kerja nyata (KKN) yang diikuti oleh mahasiswa/i tingkat semester akhir sebagai bukti pengabdian terhadap masyarakat. Untuk kegiatan KKN pada tahun 2021 tidak berbeda nyata dengan KKN 2 tahun sebelumnya (2019 dan 2020), yaitu Kuliah Kerja Nyata Back To Village III (BTV III UNEJ). Back To Village sendiri yang berasal dari bahasa Inggris memiliki arti kembali ke desa atau kampung halaman dan juga disebut dengan "pulang kampung" sesuai dengan tempat tinggal atau domisili mahasiswa yang didampingi dengan dosen pembimbing lapang (DPL).
KKN BTV III UNEJ berlangsung selama 30 hari yang dimulai pada tanggal 11 Agustus 2021 dengan melakukan penerjunan mahasiswa dan berakhir pada tanggal 09 September 2021 dengan melakukan penarikan mahasiswa, dan kegiatan KKN dilakukan secara mandiri akibat tingginya kasus COVID-19 yang terjadi di beberapa daerah di Indonesia serta sebagai salah satu langkah pencegahan dan penyebaran COVID-19.
Universitas Jember memberikan 5 topik tematik KKN yang dapat dipilih oleh masing-masing mahasiswa salah satunya, Program Penanganan Stunting dan AKI AKB. Pelaksanaan KKN BTV III UNEJ sesuai dengan petunjuk teknis (juknis) yang telah diberikan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M), salah satunya terdapat sasaran minimal 1 orang dan maksimal 1 keluarga untuk dilakukan pendampingan dengan kondisi sehat (bebas COVID-19) serta selama melaksanakan kegiatan-kegiatan tersebut, peserta KKN diharuskan untuk tetap menjalankan protokoler kesehatan (prokes) secara ketat, seperti pemakaian masker, mencuci tangan, menjaga jarak, dan menghindari kerumunan.
Kegiatan KKN BTV III UNEJ dilaksanakan oleh penulis sekaligus mahasiswi Universitas Jember, Rahmadaning Karimatun Nisa yang bertempat di Desa Jati, Kecamatan Mayangan, Kota Probolinggo berinisiatif dan tertarik untuk membantu penanganan stunting, angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) dengan sasaran balita, ibu hamil, ibu menyusui, dan kader posyandu. Adapun rencana kegiatan yang akan dilakukan diantaranya, minggu pertama melakukan pendataan terhadap jumlah ibu hamil dan balita, kemudian dilanjutkan dengan berdiskusi bersama kader posyandu terkait permasalahan, seperti kegiatan-kegiatan yang terkendala akibat pandemi  COVID-19.
 Selanjutnya, pada kegiatan minggu kedua dilakukan dengan memberikan edukasi mengenai stunting , AKI, AKB, dan pentingnya pemeriksaan rutin terhadap ibu hamil, pada ibu menyusui selain edukasi stunting juga dilanjutkan dengan pemenuhan gizi serta makanan pendamping ASI (MPASI), sedangkan minggu ketiga dilaksanakan dengan memberikan edukasi terhadap pemenuhan kebutuhan gizi balita sebagai pencegahan stunting. Pada minggu keempat dilakukan sosialisasi mengenai stunting, diantaranya, ciri-ciri, bahaya, dampak, dan penanganan stunting terhadap ibu hamil, ibu menyusui, dan balita, salah satunya dengan melakukan pengukuran tinggi dan berat badan serta memberikan makanan tambahan sebagai pemenuhan kebutuhan gizi melalui pola makan, dan sanitasi.
 "Ternyata pemeriksaan kandungan yang dilakukan secara berkala cukup penting dan juga bermanfaat bagi saya sendiri sebagai calon ibu dan bayi saya, serta pemeriksaan disini cukup beragam yang dapat dilakukan melalui bidan, klinik, dokter, dan puskesmas, tidak lupa asupan makanan yang saya konsumsi juga membawa dampak pada bayi saya, terima kasih mbak atas edukasinya", ujar salah satu sasaran ibu hamil bernama Via.
Berdasarkan terlaksananya kegiatan-kegiatan tersebut, diharapkan dapat membawa manfaat untuk membantu masyarakat dalam menambah wawasan dan pengetahuan, sehingga permasalahan kesehatan, seperti stunting, kematian ibu dan bayi dapat dicegah hingga kasus mengalami penurunan, serta balita memiliki kesempatan untuk hidup dan tumbuh dengan cerdas dan sehat sebagai generasi emas penerus bangsa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H