Mohon tunggu...
Rahmadani Aidilfc
Rahmadani Aidilfc Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

orang biasa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengapa Ideologi Pancasila Bukan Komunis Saja

11 Oktober 2022   10:46 Diperbarui: 11 Oktober 2022   19:49 386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pasti kita sebagai masyarakat Indonesia sudah familiar dengan partai komunis Indonesia atau yang disingkat PKI, salah satu partai yang pernah ada di Indonesia namun saat ini sudah tidak kita jumpai, bahkan tidak akan mungkin lagi bisa kita jumpai di negara kita ini. Hal ini terjadi akibat ulah buruk partai tersebut pada 30 September 1965 yang telah membunuh 6 jendral dan 1 perwira sehingga pada tanggal tersebut kita peringati dengan G 30S PKI, kejadian ini di latar belakang secara umum dengan adanya dominasi ideologi nasionalis, agama, komunis (NASAKOM) sejak era demokrasi terpimpin diterapkan yakni pada 1959-1965 di saat kepimimpinan Presiden Soekarno. 

Selain hal tersebut ada juga beberapa faktor yang mempengaruhi seperti adanya perseteruan antara PKI dan militer Indonesia, perubahan sistem parlementer menjadi demokrasi terpimpin, isu terbentuknya dewan jendral, dan ada beberapa hal yang mungkin belum kita ketahui kebenarannya, adapun tujuan dari PKI mengadakan pembunuhan terhadap para jendral dan perwira adalah untuk menentang dari faktor-faktor tersebut dan yang tercantum pada buku pelajaran sejarah SMK kelas IX adalah sebagai berikut:

1. Menghancurkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan menjadikannya sebagai negara komunis.

2. Menyingkirkan TNI Angkatan Darat dan merebut kekuasaan pemerintahan.

3. Mewujudkan cita-cita PKI, yakni menjadikan ideologi komunis dalam membentuk sistem pemerintahan yang digunakan sebagai alat untuk mewujudkan masyarakat komunis.

4. Mengganti ideologi Pancasila menjadi ideologi komunis.

5. Kudeta yang dilakukan kepada Presiden Soekarno tak lepas dari rangkaian kegiatan komunisme internasional.

Mengingat begitu rumitnya permasalahan mengenai peristiwa G 30S PKI baik dari dalang dibalik peristiwa tersebut atau apa motif asli mereka sampai melakukan pembantain ketujuh jendral tersebut belum juga diketahui secara gamblang sampai sekarang, bahkan sampai memicu dikeluarkannya Surat Perintah Sebelas Maret atau Supersemar di masa itu, yang menyebabkan pengalihan kekuasaan kepada Soeharto dan penagkapan sampai pembunuhan masyarakat yang dianggap pernah menjadi anggota PKI atau hanya berhubungan dengan anggota PKI tanpa menjadi anggotanya. Rentetan-rentetan peristiwa inilah yang masih menjadi misteri kelam bangsa kita, entah karena belum terpecahkan atau karena begitu banyak oknum yang terkait hingga sulit mendapatkan bukti yang valid.

Dari rentetan peristiwa tersebut timbul pertanyaan,  mengapa kita harus mempertahankan ideologi kita Pancasila dan menolak komunis mengingat bahwa PKI juga mempunyai tujuan untuk mengubah Ideologi kita Pancasila sehingga peristiwa pembunuhan jendral dapat terhindarkan. Mengingat negara kita adalah suatu kesatuan dari berbagai perbedaan yang ada, maka pastinya akan banyak pertentangan diantara masyarakat, serta pada masa itu niat PKI tidak murni hanya untuk mengubah ideologi negara karena juga disebabkan ada persetruan antara PKI dengan militer Indonesia. Namun dari kisah sejarah kelam negara kita ini perlu juga diambil hikmah yang ada, bahwasannya mengubah ideologi Pancasila memanglah tidak bisa di benarkan, meski pada masa itu pemerintah salah dalam mengambil tindakan karena pada sila ke dua berbunyi "kemanusiaan yang adil dan beradab" namun pemerintah tidak mengamalkan hal tersebut dengan melakukan penagkapan bahkan sampai pembunuhan anggota maupun yang hanya berhubungan dengan anggota PKI. Sudah tepat bagi kita sebagai bangsa yang beragam, berbeda-beda, beraneka ragam tetap teguh terhadap ideologi kita yakni Pancasila yang didalamnya mengandung nilai-nilai yang kompleks yang dapat kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari bagi mereka yang mau dan mampu mengamalkannya.

Jadi antara ideologi dan segala macam keadaan, kondisi, baik dalam segi budaya, perekonomian, politik, sosial sangat berkaitan dengan erat maka dari itu kita tidak dapat menerapkan ideologi komunis pada negara kita, karena komunis adalah ideologi ekonomi dan politik yang menerapkan sistem kepimilikan pada alat produksi yang diatur pemerintah dengan tanpa adanya kelas, dan uang. Dari pengertian ini sudah jelas bahwa ideologi komunis lebih pada sistem politik ekonomi, sedangkan negara kita lebih kompleks bukan hanya tentang politik dan ekonomi saja. Dengan sejalannya antara ideologi dan keadaan masyarakat maka pengamalan dan implementasi ideologi dapat diterapkan oleh seluruh lapisan masyarakat seperti diungkapkan Koentjaraningrat dalam buku Kebudayaan Mentalitas dan diungkapkan Koentjaraningrat dalam buku Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan (2004: 2), memengaruhi dan berperan dalam membentuk ideologi suatu bangsa. Perlu diketahui bahwa ketika suatu ideologi bertitik tolak dari komponen-komponen budaya yang berasal dari sifat dasar bangsa itu sendiri, maka pelaku-pelaku ideologi, yakni warga negara, lebih mudah melaksanakannya. Para pelaku ideologi merasa sudah akrab, tidak asing lagi dengan nilai-nilai yang terdapat dalam ideologi yang diperkenalkan dan diajukan kepada mereka.

Mungkin memang belum terbukti secara pasti bahwa pelaku kejadian tersebut PKI atau suatu oknum, namun yang pasti dari peristiwa tersebut bahwa ideologi Pancasila dan juga nilai-nilai yang terkandung didalamnya harus senantiasa kita pertahankan dengan cara selalu kita implementasikan atau amalkan dalam kehidupan kita sehari-hari di berbagai aspek kehidupan, bukan menjadi tantangan bagi kita karena Pancasila sudah mengandung nilai-nilai yang kompleks didalamnya, yang menjadi tantangan bagi kita adalah bagaimana cara kita untuk selalu mengamalkannya bukan hanya sekedar mempelajari dan menghafalkan nilai-nilai dan di biarakan mendebu menjadi sebuah catatan di buku. Melihat kondisi di zaman sekarang semakin berkembangnya berbagai pandangan-pandangan dan faham-faham yang bertolak belakang dengan ideologi Pancasila, jika kita hanya mengandalkan catatan maka pastinya akan kalah dengan mereka yang mulai mengajak dan mendoktrin secara perlahan bahkan sampai mengajak untuk ikut beraksi sesuai dengan faham yang mereka yakini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun