Saat ini kebebasan sangatlah dijunjung tinggi oleh masyarakat, tetapi pada kenyataannya masih ada saja orang tua yang mendidik anak dengan cara yang otoriter. Pola asuh yang otoriter sangatlah menekan kebebasan sang anak. Anak selalu diharuskan untuk mengikuti keinginan orangtua. Tetapi apakah para orangtua ini mengetahui dengan benar bahwa pola asuhnya sudah tepat dalam mendidik anak?
Setiap orangtua selalu meyakini bahwa pola asuhnya sudah tepat, tetapi pola asuh otoriter yang lebih menitikberatkan pada peraturan tanpa menjelaskannya dengan cara yang penuh kasih sayang justru akan menimbulkan ketaatan. Hal ini disebabkan karena anak takut akan sanksi yang diberikan bila ia melanggarnya. Yang dimengerti oleh anak bahwa dia harus melakukan A atau B tanpa memahami dengan betul apa maksud sebenarnya. Selain itu, anak yang tumbuh dari pola asuh seperti ini bisa dipastikan akan menemui kesulitan dalam memutuskan suatu hal karena selama ini selalu mengikuti keinginan dari orang tuanya. Kreativitasnya juga akan berkurang. Lebih parah lagi apabila ketika anak ini beranjak dewasa dan menjadi anak yang membangkang terhadap orangtua karena ia merasa selama ini selalu ditekan oleh orangtuanya.
Menurut Badingah (1993), selain pola asuh otoriter, masih ada kedua pola asuh lain dalam mendidik anak, yaitu pola asuh yang permisif dan autoritatif. Jika dalam pola asuh yang otoriter kebebasan anak sangatlah ditekan, pada pola asuh permisif kebebasan anak sangatlah dijunjung tinggi. Anak diberikan kebebasan yang sebesar-besarnya tanpa dituntut untuk mempertanggungjawabkan apa yang telah dilakukannya, sehingga anak akan tumbuh menjadi seorang pemberontak yang memiliki prestasi rendah dan tidak memiliki arah hidup yang jelas. Sedangkan pola asuh yang autoritatif adalah pola asuh yang menyeimbangkan antara kebebasan yang diberikan pada anak dan kontrol terhadap anak. Pola asuh yang seperti inilah yang perlu diterapkan oleh orangtua karena anak dibebaskan untuk membuat keputusan dan berkembang menurut potensinya tanpa ditekan oleh orangtua tetapi disisi lain orangtua tetap melakukan pengawasan dan bimbingan terhadap anak. Sehingga anak yang tumbuh dari pola asuh seperti ini akan membentuk anak yang memiliki rasa percaya diri, tidak ragu apabila membuat keputusan, memiliki daya kontrol terhadap diri sendiri, bersahabat dan memiliki tujuan hidup yang jelas.
Dengan demikian, pola asuh yang lebih tepat dalam mendidik anak adalah pola asuh yang bersifat autoritatif karena terdapat hak dan kewajiban yang seimbang antara anak dan orangtua. Mendidik bukan berarti menekan, inilah yang perlu dipahami oleh para orangtua yang masih menerapkan pola asuh otoriter diluar sana. Dengan pola asuh yang autoritatif, anak dibebaskan untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya tanpa merasa ditekan oleh orangtua mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H