Sebagian besar orang hari ini dipengaruhi kemauan, keinginan sampai kebutuhannya oleh berbagai media informasi, baik yang berskala lokal, regional, nasional, maupun global. Mulai model pakaian, merek kenderaan, jenis smartphone sampai aturan ketatanegaraan mengalami gejala ini.
Mungkin membaca misi filsafat yang mendorong setiap orang untuk menguji hidupnya sendiri membuat kita takut kepada filsafat, atau memiliki ketidaksetujuan tertentu kepada filsafat. Boleh saja jika kemudian karena ketidaksetujuan itu kita bertekad untuk tidak melibatkan sama sekali filsafat dalam hidup kita. Namun kita perlu mencatat bahwa setiap orang sebenarnya berhak dan layak untuk masuk dan bergelut dalam dunia filsafat.Â
Setidaknya setiap orang memiliki filosofi hidup sendiri-sendiri, misalnya ada orang yang memiliki prinsip hidup 'kuliah dulu-baru menikah', 'sikat dulu, urusan belakangan', 'jangan sampai saya tidak jujur kepada orang tua', 'berbohong asal membawa keuntungan itu tidak apa-apa', 'setiap tindakan harus menghasilkan uang', 'mangan ora mangan sing penting kumpul', atau 'kumpul ora kumpul sing penting mangan', atau 'lebih baik mati dari pada malu', dan mungkin ada pula yang memiliki filosofi 'lebih baik malu dari pada tidak punya duit'. Itulah filosofi hidup.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H