Mohon tunggu...
Rahmad Alkhadafi
Rahmad Alkhadafi Mohon Tunggu... Freelancer - Pelajar

Menulis adalah bekerja untuk keabadian.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Review Buku #6: Alam Pikiran Yunani

18 Januari 2024   16:42 Diperbarui: 18 Januari 2024   16:50 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selamat datang dalam perjalanan penuh keajaiban dan pemikiran yang terpahat dalam buku "Alam Pikiran Yunani" karya Muhammad Hatta. Seperti memasuki lorong-lorong waktu yang membawa kita ke masa lampau yang penuh dengan misteri dan kebijaksanaan. Lewat buku ini, kita bukan hanya sekedar membaca sejarah, melainkan merangkak dalam corak pikiran yang melahirkan peradaban Yunani kuno.

Imajinasikan dirimu berada di bawah cakrawala biru langit Yunani, terdampar di antara kolom-kolom megah kuil-kuil, dan bersua wajah-wajah para filsuf yang mencari jawaban tentang kehidupan. Dengan pena Hatta sebagai pemandu, kita akan menyusuri labirin pikiran yang tak terhitung, menemui jalan pintas melalui konsep-konsep yang membentuk dasar pikiran Barat.

Bagaimana para filsuf besar seperti Sokrates mendorong kita untuk berpikir tentang kebenaran? Atau Plato yang, lewat "Republik"-nya, membawa kita ke dalam keadilan ideal dan kebijaksanaan yang tak ternilai harganya. Dan siapa yang bisa melupakan Aristoteles, sosok dengan pandangan yang terhubung erat dengan kenyataan, menelusuri jalan dari metafisika hingga etika.

Namun, "Alam Pikiran Yunani" tidak hanya mengeksplorasi pikiran-pikiran individu, melainkan membuka gerbang menuju mitos dan cerita rakyat yang memberi warna pada pemahaman Yunani terhadap dunia. Sebuah perpaduan antara filsafat dan mitologi, seakan dua aliran air yang saling menyatu membentuk sungai pemikiran yang mengalir deras.

Dengan berjalan bersama Muhammad Hatta, kita tak hanya menyimak, tetapi juga merasakan bagaimana setiap langkah para filsuf dan setiap hembusan angin mitologi menyentuh jiwa dan pikiran kita. Mari bersama-sama menyelami kebesaran pikiran Yunani yang menjadi mercusuar intelektual bagi peradaban manusia. Setelah membaca "Alam Pikiran Yunani," kita tidak hanya menggali sejarah, melainkan menghidupkan kembali kebijaksanaan yang timeless, mengukir jejak menuju pemahaman yang lebih dalam tentang diri kita dan alam semesta. Selamat menikmati perjalanan ini, sebuah jendela terbuka menuju kekayaan intelektual yang tak terhingga.

Dalam memasuki pembahasan "Alam Pikiran Yunani" karya Muhammad Hatta, kita seperti mengikuti aliran sungai pikiran yang tak terputus dari para filsuf terbesar dalam sejarah. Pertama-tama, kita menapaki jejak Sokrates, sang penanya yang gigih. Di tengah pasar yang ramai, kita menyaksikan dialog-dialog penuh tanya dan jawab, mengupas esensi kebenaran. Sokrates, yang tidak meninggalkan catatan tulisan, menjadi nyata dalam narasi Hatta, memimpin kita ke jalan pertanyaan yang tak pernah selesai.

Selanjutnya, kita memasuki dunia "Republik" Plato, seolah melangkah masuk ke dalam kebijaksanaan yang terbungkus dalam bentuk dialog filosofis. Plato membimbing kita ke dalam kota ideal yang disusun secara proporsional, di mana keadilan dan kebenaran menjadi fondasi utama. Melalui "Teori Bentuk"nya, Plato memperkenalkan kita pada konsep keabadian dan kesejajaran antara dunia nyata dan dunia ide.

Aristoteles, sang guru dari Akademi Lykeion, kemudian mengajak kita memahami dunia melalui observasi dan penalaran. Dia menyajikan pemikiran yang menyeluruh dari metafisika hingga etika, membuka mata kita terhadap keberagaman dunia dan kenyataan. Aristoteles memperkenalkan kita pada konsep substansi, aktualitas, dan potensialitas, mengajarkan kita untuk menggali kebenaran melalui pemerhatian yang cermat.

Namun, dalam menjelajahi pikiran Yunani, tidak boleh terlewatkan kekayaan mitos. Hatta mengeksplorasi bagaimana mitologi dan filsafat saling menyentuh, menciptakan keseimbangan unik dalam pemahaman Yunani. Kita diajak untuk menyelami kisah-kisah dewa dan pahlawan, menggali makna mendalam yang melampaui sekadar dongeng.

Pada bab-bab berikutnya, Hatta memandu kita melalui periode Helenistik, mengenalkan tokoh-tokoh seperti Epikuros yang menekankan pada kebahagiaan sederhana, serta Plotinus yang membawa kita ke dalam pemahaman tentang keberadaan spiritual dan metafisika. Pergulatan pikiran ini membawa kita lebih jauh dari masa kejayaan Athena menuju perpaduan pemikiran dari berbagai kawasan Yunani yang luas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun