Mohon tunggu...
Rahmad Alkhadafi
Rahmad Alkhadafi Mohon Tunggu... Freelancer - Pelajar

Menulis adalah bekerja untuk keabadian.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kritik dan Penolakan Ibn 'Arabi terhadap Konsep Ittihad dan Hulul

15 Januari 2024   05:30 Diperbarui: 15 Januari 2024   10:05 410
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam khazanah pemikiran Islam, Ibn Arabi adalah seorang tokoh sufi terkemuka yang memainkan peran signifikan dengan pandangannya yang kritis terhadap konsep Ittihad dan Hulul. Ittihad, yang merujuk pada hasrat untuk menyatu dengan Tuhan, dan Hulul, yang menggambarkan turunnya aspek ketuhanan ke dalam ciptaan, menjadi pusat perdebatan di kalangan akademisi hingga masyarakat. Dalam tulisan ini, kita akan menjelajahi kritik dan penolakan Ibn Arabi terhadap kedua konsep ini.

Menurut Ibn Arabi, Ittihad, jika diartikan secara harfiah, dapat membawa risiko penggabungan yang keliru antara kemanusiaan dan Tuhan. Ia menegaskan bahwa penyatuan sejati dengan Tuhan bukanlah melalui upaya untuk mencampurkan identitas manusia dengan ke-Esaan Tuhan, melainkan melalui pengalaman batin yang mendalam. Ibn Arabi menyoroti bahaya mengabaikan batas-batas yang ada, karena hal itu dapat mengarah pada kesalahpahaman esensial tentang keesaan Tuhan.

Demikian pula konsep Hulul. Meskipun Hulul mencoba menjelaskan turunnya aspek ketuhanan ke dalam ciptaan, Ibn Arabi menekankan bahwa pemahaman yang benar tentang hal ini memerlukan kontemplasi yang lebih dalam. Baginya, menyamakan keterlibatan Tuhan dengan objek-objek dunia materi dapat mengaburkan pemahaman kita tentang keagungan Tuhan. Ia mengajak untuk melihat Tuhan bukan hanya dalam dimensi materi, tetapi juga dalam dimensi spiritual yang melampaui realitas yang dapat dirasakan oleh panca indera.

Ibn Arabi, dalam kritiknya terhadap Ittihad dan Hulul, secara konsisten mengingatkan umat Islam untuk tidak mereduksi konsep-konsep ini menjadi pemahaman yang terlalu literal. Ia menekankan pentingnya mendalami makna-makna simbolis dan spiritual yang terkandung di dalamnya. Kritiknya bukanlah penolakan terhadap pencarian spiritual, melainkan sebuah panggilan untuk melihat melampaui kata-kata dan menggali esensi sejati di balik konsep-konsep tersebut.

Dalam penolakannya terhadap Ittihad dan Hulul, Ibn Arabi mengajak kita untuk memahami bahwa makna sejati dari konsep-konsep tersebut tidak dapat dicapai dengan cara yang sederhana. Dalam upaya mencapai kesatuan dengan Tuhan atau memahami kehadiran-Nya dalam ciptaan, ia menegaskan perlunya pengalaman batin yang mendalam dan pencerahan spiritual. Kritiknya bukanlah penolakan terhadap aspek spiritualitas, melainkan sebuah pengingat untuk tetap berhati-hati dalam memahami dan meresapi makna keesaan Tuhan. Dengan begitu, Ibn Arabi mewariskan pesan tentang pentingnya menjalani perjalanan spiritual dengan penuh kesadaran dan kebijaksanaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun