Mohon tunggu...
Rahma Azizah
Rahma Azizah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa sosiologi

Menulis bagian dari ketenangan hidup

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Demokrasi Bisu, Mahasiswa dan Rakyat Lantang Berseru

13 September 2024   22:50 Diperbarui: 13 September 2024   22:56 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input sumhttps://pixabay.com/id/photos/perlindungan-tangan-untuk-melindungi-450595/ber gambar

Mahasiswa memiliki peran yang diharapkan dapat memperbaiki perkembangan bangsa yang kian mengalami keterpurukan. Mahasiswa memiliki kontrol dalam menentukan arah serta tujuan bangsa ini ke depannya. Sebagai generasi penerus bangsa, mahasiswa dituntut untuk  dapat berpikir kritis dan demokratis dalam menyikapi  permasalahan sosial dengan tujuan untuk memperkuat solidaritas bangsa bukan mendeskriminasi pihak-pihak tertentu. Jika mahasiswanya saja pada taraf tersebut sudah dikatakan bobrok dan tidak mau mengembangkan aspirasinya, kemudian bagaimana dengan nasib bangsa ini ke depannya? Apakah akan selalu berpangku teguh kepada penguasa yang tak tau malu?. Atau justru bergerak maju dan bergemuruh membangun bangsa yang kukuh?

Pada saat ini, akses yang dapat dilakukan oleh mahasiswa dalam memperkuat persatuan dan kesatuan sangat terjangkau. Akses yang diberikan pun tidak hanya dapat digunakan oleh mahasiswa saja, melainkan akses tersebut diperuntukkan bagi semua kalangan.  Menjadi mahasiswa bagian dari  keistimewaan yang tidak semua orang mendapatkannya. Masyarakat di sekeliling kita banyak yang memandang mahasiswa sebagai kaum berintelektual tinggi meskipun anggapan tersebut terasa membuat  batasan antara mahasiswa dengan yang tidak. Tidak semua mahasiswa memiliki keingintahuan dan harapan mengenai nasib bangsa ini kedepannya.  Mereka yang tidak menempuh pendidikan di perguruan tinggi tidak semuanya apatis terhadap masa depan bangsa ini. Melalui akses yang sudah tersedia bagi semua orang, seluruh masyarakat   dapat menyuarakan kehendak dan aspirasi mereka terkait dengan situasi pemerintahan yang sekiranya dapat didengar dan mengharapkan perubahan ke arah yang lebih baik.

Dalam situasi seperti ini, kita dapat mencontoh Marsinah seorang buruh wanita yang berasal dari Jawa Timur. Marsinah  memperjuangkan kemerdekaan kaum buruh karena tidak mendapatkan upah yang sebanding atas keringat yang diperas oleh pemilik pengusaha. Meskipun pada saat itu akses yang digunakan masih minim atau terbatas namun tidak mengurangi sikap kesatriaan beliau dalam memperjuangkan hak-hak kaum kecil. Beliau  aktif melakukan aksi unjuk rasa kenaikan upah yang sudah ditentukan dan seharusnya diberikan kepada buruh-buruh yang sudah bersikeras bekerja kepada pemilik perusahaan. Melalui beliau, kita dapat melihat bahwa perjuangan mensejahterakan masyarakat tidak semata-mata hanya dilakukan oleh mahasiswa atau kalangan berpendidikan saja, melainkan semua pihak dapat melakukannya selama ia mempunyai jiwa keadilan dan demokrasi yang kuat.

Tantangan dalam memperkuat kemerdekaan menjadi kewajiban semua pihak. Namun, di sini  tugas mahasiswa sebagai agen perubahan  seharusnya dapat mempelopori seluruh elemen masyarakat untuk tergerak memperkuat persatuan. Aksi yang dapat dilakukan mahasiswa untuk memperkuat integritas tidak hanya sebatas orasi di depan gedung pemerintahan, melainkan lebih dari itu. Mahasiswa dapat membongkar kebisuan dan kelalaian sistem kenegaraan  yang menyengsarakan rakyat dengan memanfaatkan ketrampilan yang mereka miliki.  Namun yang dipertanyakan, apakah sikap mahasiswa yang kritis dalam mengupayakan perubahan akan mendapatkan timbal balik yang berpihak kepada mereka? sedangkan kondisi yang dijumpai pada pemerintahan saat ini, mereka  yang duduk di sana mempertahankan status quo dengan menguntungkan kerabat dan koleganya sendiri.

Situasi tersebut membuat seseorang dengan intelektual dan keahlian yang mencukupi namun tidak mempunyai kendali kuasa dan berada pada taraf ekonomi yang rendah tidak akan berkembang. Akhirnya,  kinerja negara ini berada pada kendali tangan-tangan yang kurang tepat serta mengakibatkan bangsa ini  akan terus berada pada keterpurukan dan mengalami kemunduran. Hal tersebut sejalan dengan pemikiran Michel Foucault yang mengkaitakan relasi kekuasaan dengan ilmu pengetahuan. Pengetahuan terbentuk atas kekuasaan yang dimiliki. Jelas saja mereka yang memiliki kendali kekuasaan atas ekonomi dan jabatan dapat memperoleh segala hal dan yang fatal dalam hal ini dapat mengkonstruksi pemikiran rakyat untuk patuh kepadanya.

Sejak zaman dahulu, mahasiswa selalu memegang kendali dalam menentukan nasib pemerintahan negara ini. Dengan rasa keingintahuannya yang mendalam dan sifatnya yang kritis banyak mahasiswa melakukan suatu aksi dengan keinginan yang bulat merubah keadaan bangsa untuk memperoleh kelayakan hidup yang berujung pada kesejahteraan. Insipirasi pada masa orde lama muncullah aktivis, seperti Soe Hoek Gie seorang mahasiswa Fakultas Sastra, Universitas Indonesia, yang perjalanan hidupnya ditulis dalam buku berjudul "Catatan Seorang Demonstran". Melalui buku ini menjadi inspirasi yang akhirnya melahirkan sebuah film dengan judul "Soe Hok Gie". Tokoh Soe Hok Gie dapat menginspirasi kita semua bahwa perjuangan tidak hanya sebatas aksi unjuk rasa di depan gedung pemerintahan, melainkan dapat dilakukan melalui sebuah tulisan. Melalui tulisannya, Soe Hok Gie dapat menentang kediktatoran masa orde lama yang dirasa sudah melenceng.  Melalui tulisannya, Gie dengan vocal dan lantang mengkritik kebijakan yang dibuat negara.   Perubahan tersebut tidak hanya sekadar orasi unjuk rasa, melainkan  dapat mempengaruhi pemikiran masyakarat untuk tidak bungkam begitu saja  dalam menerima keputusan pemerintah. Melalui argumen yang kita lontarkan harapannya  dapat merubah perspektif masyarakat terkait dengan  dinamika pemerintahan yang sedang terjadi.

Saat mereka hendak mencalonkan dirinya sebagai wakil rakyat, mereka  teguh mengemukakan ide-ide dan gagasan dengan tujuan untuk mengubah nasib masyarakat. Akan tetapi ketika mereka duduk di kursi dewan, mereka lupa akan kewajiban dasar dan bahkan ada sebagian dari mereka mengatakan bahwa aksi demonstrasi yang dilakukan oleh mahasiswa sebenarnya tidak penting. Mendengarnya membuat hati terasa teriris, bagaimana tidak seseorang yang dulunya gencar menuntut perubahan nasib rakyat, kini menganggap hal tersebut tidak ada gunanya. Apakah mereka yang duduk di lembaga perwakilan rakyat sebenarnya hanya mengharapkan jabatan saja atau sebenarnya murni dari ketulusan hati mereka sebagai penampung lidah aspirasi rakyat dan ingin memperbaki nasib bangsa. Apakah dengan adanya jabatan bisa menggoyahkan idealisme seseorang?. Tentunya tidak semua perwakilan rakyat memiliki citra negatif, masih ada dari mereka yang bekerja dari hati untuk mengabdi bagi negeri. Namun, agaknya hal-hal terebut jarang terdengar karena kebanyakan dari manusia menganggap jika seseorang berbuat salah maka kesalahan tersebut dapat memerciki hal-hal lainnya.

Dalam sistem pemerintahan selalu berkaitan dengan praktik patologi di dalamnya. Patologi merupakan suatu penyakit yang menggerogoti sendi-sendi pemerintah. Patologi berkembang  dan sudah melekat bahkan hal tersebut akan terus menjalar. Dari awal masuk perkuliahan saja, ada sebagaian orang rela menyogok berpuluh-puluhan juta  demi masuk ke perguruan tinggi impiannya. Jika awalnya saja sudah buruk, bagaimana ke depannya?. Akankah hal tersebut akan terus berlanjut hingga anak cucu?. Bahkan dalam pelayanan masyarakat juga lebih mengungulkan siapa yang  memiliki uang lebih atau rela merogoh biaya jauh lebih besar maka akan didahulukan dan dipercepat pelayanannya. Hal tersebut membuat negara ini masih sulit berkembang. Jika sisem yang ada selalu dikonotasikan pada uang dan kuasa. Bagaimana bisa orang yang tidak berkompenten dapat menjadi wakil rakyat jika ia tidak memiliki relasi kuasa dan harta. Dampaknya berujung pada seseorang yang memiliki intelektual tinggi namun berada pada taraf ekonomi rendah dan tidak memiliki relasi kuasa, maka mereka tidak bisa berbuat apa-apa. Otomatis hal tersebut akan meningkatkan  kesenjangan antara si miskin dan si kaya dan  berujung pada peningkatan angka kemiskinan di negara ini.

Berkembangnya teknologi yang semakin maju membuat mahasiswa harus membuka wawasan dan selektif dalam menerima suatu pandangan. Memilah-milah sesuatu yang kita dapat untuk digunakan sebagai pegangan yang kuat dalam memandang permasalahan sosial yang terjadi. Sebagai kaum terpelajar, mahasiswa diharapkan dapat melakukan suatu kreasi dan inovasi untuk memajukan negara. Dengan semangat kebangsaan, tentunya mahasiswa diharapkan dapat terus  bersama-sama dengan pihak-pihak lain untuk mempertahankan kemerdekaan yang sudah susah payah diperjuangkan. Sebagai kaum berintelektual, mahasiswa dapat meningkatkan pemahaman akan kesadaran pentingya berbangsa dan bernegara kepada kaum awam di luar sana. Tidak bisa disalahkan sepenuhnya, bahwa banyak dari masyarakat ketika menerima suatu informasi tidak mengecek atau memastikan kebenaran informasi tersebut. Pendidikan dan lingkungan mempengaruhi seseorang dalam berpikir dan bertindak. Tidak bisa dipungkiri banyak masyarakat tidak memiliki kesempatan yang sama untuk mengakses pendidikan.

Kedepannya masalah yang terjadi di negara ini tentunya akan semakin kompleks. Mahasiswa dapat belajar dari pendahulu penggerak perubahan bangsa ini dengan mempertimbangkan hal mana yang tepat dijadikan contoh. Bagaimana negara ini akan maju  jika uang negara malah dikonsumsi oleh aparat-aparat yang tidak tahu diri, apakah mereka tidak melihat nasib rakyatnya yang semakin melarat?. Mahasiswa dapat terus mendobrak gerbang ketidaktransparan, supaya dana-dana yang seharusnya didistribusikan untuk rakyat benar-benar tersalurkan. Dana tersebut seharusnya dapat digunakan dalam mensejahterakan masyarakat dan  bersifat terbuka serta dapat dimintai akuntabilitasnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun