Mahasiswa baru berasal dari berbagai daerah, mereka mencari kampus untuk melanjutkan pendidikan dengan berjuang di kota orang dan jauh dari keluarga. Selama kurang lebih dua bulan ini menyandang status sebagai mahasiswa baru, saya merasa kaget dengan lingkungan baru yang ada di kampus. Adaptasi lingkungan, pertemanan, dan semuanya harus dilewati sendiri, karena jauh dari keluarga dan tinggal di kos. Awalnya perasaan canggung dan asing pasti yang terlintas karena teman kuliah yang pasti berbeda dari SMA, tetapi seiring berjalannya waktu dan aktivitas di kuliah yang padat maka bisa terasa nyaman dengan lingkungannya dan teman yang sudah mulai cocok.
Menurut saya lingkungan kampus memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap kesehatan mental mahasiswa. Lingkungan kampus yang positif dan mendukung dapat membantu mahasiswa merasa lebih bahagia, termotivasi, dan mampu mengatasi stres. Sebaliknya, lingkungan kampus yang negatif dapat memicu kecemasan, depresi, dan masalah kesehatan mental lainnya. Beban tugas yang berat, ujian yang sering mendadak, dan persaingan yang ketat dapat menyebabkan stres dan kecemasan yang tinggi. Hubungan dengan teman seangkatan, kakak tingkat, dan dosen sangat berpengaruh pada kesejahteraan mental. Dukungan sosial yang kuat dapat menjadi penyangga saat menghadapi kesulitan.
Mahasiswa harus mulai mengatur waktu dengan cara membaginya dengan tepat, harus tau mana waktu untuk belajar, bermain, dan beristirahat yang baik untuk dapat menyelesaikan lebih banyak pekerjaan dalam waktu yang lebih singkat. Ketika waktu dialokasikan dengan tepat, maka tidak akan merasa terbebani dan bisa fokus pada tugas-tugas penting yang harus diselesaikan. Membuat jadwal kegiatan juga bisa membantu agar waktu dapat berguna dengan baik. Sebaiknya jangan menunda-nunda tugas yang telah diberikan dosen, karena bisa saja tugas tersebut semakin lama akan semakin menumpuk dan menyebabkan tugas terlambat dikumpulkan. Sisihkan waktu untuk istirahat setelah berkegiatan selama waktu tertentu untuk membantu memulihkan energi dan meningkatkan konsentrasi.
Untuk memulai dan mempersiapkan diri di dunia perkuliahan, jangan takut untuk mencoba hal atau sesuatu yang baru. Zona nyaman sering kali menghambat perkembangan pribadi, karena menciptakan rutinitas yang monoton. Dengan keluar dari zona nyaman, seseorang dapat menemukan potensi dan kemampuan baru yang mungkin tidak disadari sebelumnya. Keluar dari zona nyaman bisa membantu untuk mengembangkan diri dan mendapatkan pengalaman baru. Terjebak dalam zona nyaman dapat mematikan kreativitas. Ketika berhasil keluar dari zona nyaman, maka dapat menjadi sumber inspirasi bagi orang lain. Jangan ragu untuk mencoba hal baru yang menarik minat, mengikuti apa yang menjadi minat dan bakat.
Sebagai mahasiswa baru, rasa cemas dan bingung pasti ada di dalam hati, memikirkan bagaimana kedepannya dan apakah bisa melewati berbagai rintangan ini. Kegagalan itu manusiawi, yang terpenting adalah bagaimana kita bangkit dan belajar dari kesalahan yang telah dibuat. Jangan takut untuk gagal, semua orang pernah mengalami kegagalan, jadi nikmati dan syukuri apa yang terjadi dan jangan terlalu keras pada diri sendiri. Setiap kegagalan adalah kesempatan untuk belajar dari kesalahan dan memperbaiki diri. Kegagalan bisa membuat lebih menghargai keberhasilan dan tidak cepat puas terhadap apa yang terjadi. Mahasiswa bisa untuk lebih fokus pada proses bukan pada hasil akhirnya saja, nikmati proses belajar dan jangan terlalu terpaku pada hasil akhir. Adopsi pola pikir positif untuk melihat setiap tantangan sebagai kesempatan untuk belajar dan tumbuh lebih baik. Ini membantu mengatasi ketakutan akan kegagalan dan lebih berani dalam mengambil risiko.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H