Mohon tunggu...
Rahma Ayuningtyas
Rahma Ayuningtyas Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya Adalah Mahasiswa Universitas Sebelas Maret Prodi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Lindungi Generasi Penerus : Bahaya Merokok di Sekitar Anak-Anak

4 November 2024   01:09 Diperbarui: 4 November 2024   10:33 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Merokok suatu kegiatan yang merugikan perokok itu sendiri dan orang-orang di sekitarnya, terutama pada anak-anak. Paparan asap rokok di sekitar balita dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan dan mengancam masa depan generasi penerus kita. Akibatnya, sangat penting untuk memahami risiko yang ditimbulkan oleh asap rokok dan mengambil tindakan untuk melindungi anak-anak dari bahaya ini.

            Paparan asap rokok pada anak-anak merupakan masalah kesehatan yang serius yang membutuhkan perawatan khusus. Anak memiliki sistem kekebalan tubuh yang masih berkembang, sehingga mereka sangat rentan terhadap berbagai penyakit. Kementerian Kesehatan menyatakan bahwa tidak ada tingkat paparan asap rokok yang aman bagi anak-anak

            Lebih dari 7.000 bahan kimia berbahaya dalam asap rokok, termasuk karbon monoksida dan nikotin, dapat menyebabkan asma, bronkitis, pneumonia, dan bahkan sindrom kematian mendadak pada bayi. Selain itu , efek jangka panjang  paparan asap rokok dapat menyebabkan tumbuh kembang anak terganggu,menyebabkan stunting dan menghambat pertumbuhan paru-paru mereka. Berikut adalah data tentang akibat anak-anak yang terpapar asap rokok:

  • Menurut Riset Kesehatan Dasar 2010 sekitar 43 juta anak di Indonesia terpapar asap rokok, dengan 11,4 juta di antaranya berusia 0-4 tahun, yang menunjukkan bahwa hampir sepertiga dari balita di Indonesia dapat terpapar asap rokok di rumah mereka.
  • Stunting: Sebuah Penelitian di Desa Kali Kuning menemukan bahwa hanya 56% balita yang tidak terpapar asap rokok mengalami stunting, sedangkan 33,3% balita yang terpapar asap rokok mengalami kondisi yang sama.
  • Pneumonia: Sebuah penelitian menemukan bahwa  42,5% anak-anak terpapar asap rokok  menderita pneumonia. Paparan ini meningkatkan risiko pneumonia hingga 11,7 kali lipat, menunjukkan adanya hubungan langsung antara merokok dan penyakit pernapasan pada anak-anak.
  • Kematian Akibat Asap Rokok: Paparan asap rokok pada perokok pasif menyebabkan sekitar 1,2 juta kematian setiap tahun, pada anak dan balita yang merupakan kelompok yang paling rentan.

Salah satu cara penting untuk melindungi anak-anak kita adalah dengan membuat lingkungan mereka bebas dari asap rokok. Semua anggota keluarga, termasuk orang tua, harus berkomitmen untuk menghindari merokok di rumah atau mobil. Pemerintah juga bertanggung jawab untuk melindungi anak-anak dari bahaya merokok. Kebijakan publik yang ketat harus diterapkan untuk melarang merokok di tempat umum dan fasilitas pendidikan. Program pendidikan tentang risiko merokok juga harus diperluas supaya masyarakat bahaya asap rokok terhadap kesehatan anak. Maka dari itu, melindungi anak-anak  dari asap rokok sangat penting untuk kesehatan mereka di masa depan.

Semua orang bertanggung jawab untuk melindungi anak -anak  dari paparan asap rokok. Hal ini dapat dicapai dengan membuat lingkungan bebas dari asap rokok dan memberikan edukasi terhadap diri sendiri dan orang lain tentang bahaya kesehatan yang ditimbulkan oleh rokok, sehingga kita dapat memberikan perlindungan yang lebih baik bagi generasi berikutnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun