Mohon tunggu...
Rahma Ayuningtyas
Rahma Ayuningtyas Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya Adalah Mahasiswa Universitas Sebelas Maret Prodi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Belum ada 1 Bulan Prabowo Menjabat, Rentetan Kasus Korupsi mulai Terkuak-Kebetulan atau Pertanda?

3 November 2024   23:44 Diperbarui: 4 November 2024   09:02 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kurang dari satu bulan  menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto sudah menghadapi serangkaian kasus korupsi . Dengan waktu singkat, setidaknya 28 koruptor telah ditangkap Kejaksaan Agung dalam berbagai kasus korupsi , dengan total kerugian negara yang diperkirakan mencapai Rp 3,1 triliun. Fenomena ini memunculkan pertanyaan: apakah rentetan kasus ini kebetulan atau pertanda dari masalah yang lebih besar dalam sistem pemerintahan?

Banyak kasus korupsi yang diungkap oleh Prabowo setelah dilantik menjadi presiden dengan  waktu yang cukup singkat. Hal ini dapat dianggap membuktikan bahwa pemerintah Indonesia menghadapi masalah struktural. Tindakan penangkapan ini merupakan langkah positif dan  patut diapresiasi, hal ini menunjukan bahwa korupsi masalah yang mengakar kuat dengan birokrasi.

Dalam waktu yang singkat ini, kasus yang terungkap mencakup berbagai tingkatan pejabat. Berikut ini adalah beberapa kasus besar yang telah terungkap :

  • Kasus PT Asset Pacific : Kantor PT Asset Pacific terlibat dalam dugaan tindak pidana pencucian uang (TPPU) yang terkait dengan Duta Palma Group, dan dilakukan penggeledahan oleh Kejaksaan Agung. Dalam kasus ini, sekitar satu triliun rupiah telah disita.
  • Korupsi Dana Desa : Kepala dan sekretaris Desa Talang Renah, yang berada di Kabupaten Bengkulu Utara, ditangkap atas tuduhan korupsi dana senilai Rp 780 juta yang seharusnya digunakan untuk pembangunan. Hal ini menunjukkan bahwa korupsi menyebar ke tingkat desa da tingkat tinggi.
  • Kasus Ronald Tannur : Tiga hakim dari Pengadilan Negeri Surabaya, pengacara Ronald Tannur ditetapkan oleh Kejaksaan Agung sebagai tersangka kasus dugaan korupsi terkait vonis bebas Ronald Tannur diduga terjadi suap senilai Rp 20 Milyar.
  • Korupsi Proyek Tol Padang-Pekanbaru: Kejaksaan Tinggi Sumatera Barat menangkap dua belas pegawai ASN dari ATR/BPN dengan dugaan korupsi dalam pengadaan lahan untuk proyek tol Padang-Pekanbaru, yang menyebabkan kerugian negara senilai Rp 27 miliar.
  • Kasus Tom Lembong: Kasus korupsi impor gula yang merugikan negara hingga Rp400 miliar menetapkan sebagai tersangka mantan Menteri Perdagangan Tom Lembong. Kasus ini menarik perhatian karena melibatkan keputusan politik penting.
  • Korupsi Dana Hibah NPCI: Anggota DPRD Solo Kevin Fabiano dikaitkan dengan dugaan korupsi dana hibah senilai Rp122 miliar dari Komite Olimpiade Nasional Indonesia (NPCI).
  • PT ANTAM, di mana enam orang didakwa atas dugaan produksi ilegal 109 ton logam mulia. Diduga PT Antam mengalami kerugian senilai Rp 1,266 triliun sebagai akibat dari kasus rekayasa jual-beli emas.

Untuk menunjukkan komitmen terhadap pemberantasan korupsi, Prabowo menghadapi banyak tantangan. Pembentukan Badan Pengendalian Pembangunan dan Investigasi Khusus (BPPIK) oleh Prabowo yang diumumkan pada Sidang Kabinet Paripurna 22 Oktober 2024, hal ini mungkin merupakan langkah awal, tetapi masih belum efektif.

Mungkin ada beberapa pendukung Prabowo yang mengatakan bahwa kasus-kasus ini adalah hasil dari upaya oposisi untuk menghilangkan kredibilitas pemerintah yang baru dibentuk. Namun, penting untuk diingat bahwa, meskipun setiap skandal memiliki unsur politik, substansi tuduhan harus diperiksa secara objektif. Mengabaikan masalah ini hanya akan memperburuk reputasi pemerintah dan mengabaikan kewajiban membersihkan sistem.

            Setelah pelantikan Prabowo sebagai presiden, rentetan kasus korupsi muncul dan bukanlah sebuah kebetulan. Ini menunjukkan betapa sulitnya pemerintahan membangun pemerintahan yang bersih dan transparan. Prabowo ingin memenuhi janji-janji kampanyenya dan mendapatkan kembali kepercayaan publik, dengan menunjukkan komitmen nyata terhadap pemberantasan korupsi dengan melakukan tindakan yang jelas dan konkret. Jika tidak kasus-kasus yang terus bermunculan dapat membahayakan masa depan pemerintahnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun