Rahma Ayu Salsabila, Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Islam Sultan Agung, Semarang. Dr. Ira Alia Maerani, S.H., M.H, Dosen Fakultas Hukum, Unissula.
Â
Situasi negara Indonesia saat ini begitu memperihatinkan. Begitu banyak masalah menimpa bangsa ini dalam bentuk krisis yang multidimensional. Krisis ekonomi, politik, budaya, sosial, hankam, pendidikan, dan lainnya, yang sebenarnya berhulu pada krisis moral. Moralitas memegang kunci sangat penting dalam mengatasi krisis. Kalau krisis moral sebagai hulu dari semua masalah, maka melalui moralitas pula krisis dapat diatasi. Moralitas memberi dasar, warna, sekaligus penentu arah tindakan suatu bangsa. Moralitas dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu moralitas individu, moralitas sosial, dan moralitas modial. Moralitas individu lebih merupakan kesadaran tentang prinsip baik yang bersifat ke dalam, tertanam dalam diri manusia yang akan mempengaruhi cara berpikir dan bertindak. Faktor penyebab problem bangsa adalah kemiskinan, korupsi, penegak hukum yang lemah, kualitas  pendidikan yang rendah, dan kesenjangan sosial. Sedangkan solusi untuk mengatasi problem bangsa adalah adil dalam membagi kekuasaan, pemerataan pendapat, pemerataan pendidikan, pemerataan pengetahuan dan wawasan, pemerataan kesehatan, pemerataan pekerjaan, dan pemerataan keamanan. Strategi dalam menerapkan pancasila untuk mengatasi problem bangsa dengan memahami pancasila secara benar. Pemahaman secara benar adalah memahami pancasila berdasarkan sila demi sila secara detail dan menyeluruh dalam satu kesatuan yang utuh.
Pancasila memiliki bermacam-macam fungsi dan kedudukan, antara lain sebagai dasar negara, pandangan hidup bangsa, ideologi negara, jiwa dan kepribadian bangsa. Pancasila sangat sarat dengan nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Oleh karena itu, pancasila secara normatif dapat dijadikan sebagai suatu acuan atas tindakan baik, dan secara filosofi dapat dijadikan perspektif kajian atas nilai dan norma yang berkembang dalam masyarakat. Sebagai suatu nilai yang terpisah satu sama lain, nilai-nilai tersebut bersifat universal, dapat ditemukan dimanapun dan kapanpun. Namun, sebagai suatu kesatuan nilai yang utuh, nilai-nilai tersebut memberikan cir khusus pada ke- Indonesia –an karena merupakan komponen utuh yang terkristalisasi dalam pancasila. Meskipun para founding fathers mendapat pendidikan dari barat, namun causa materialis pancasila digali dan bersumber dari agama, adat, dan kebudayaan yang hidup di Indonesia. Oleh karena itu, pancasila yang pada awalnya merupakan konsensus politik yang memberi dasar bagi pendirinya negara Indonesia, berkembang menjadi konsensus moral yang digunakan sebagai sistem etika yang digunakan untuk mengkaji moralitas bangsa dalam konteks hubungan berbangsa dan bernegara.
Pancasila sebagai dasar negara sering juga disebut dengan dasar falsafah negara. Pancasila dipergunakan sebagai dasar untuk mengatur pemerintahan negara. Dengan kata lain pancasila digunakan sebagai dasar untuk mengatur seluruh penyelenggara negara. Pengertian pancasila sebagai dasar negara seperti yang dimaksud dalam bunyi pembukaan UUD 1945 Alinea IV (4). Sebagai dasar negara, pancasila dipergunakan untuk dapat mengatur seluruh tatanan kehidupan bangsa serta negara Indonesia. Hal ini mengandung arti bahwa segala sesuatu yang berhubungan dengan pelaksanaan sistem ketatanegaraan Negara Kesatuan Republik Indonesia harus berdasarkan pancasila.
Faktor penyebab problem bangsa
1. Kemiskinan
Hampir disetiap sudut ditemukan pemukiman yang kumuh. Ada sekitar 30 juta rakyat Indonesia yang hidup sangat miskin. Penyebab utama kemiskinan adanya ledakan penduduk yang tidak disertai dengan peningkatan kualitas penduduk tersebut, ditambah lagi dengan kebutuhan hidup yang makin kompleks dan mahal.
2.Korupsi
Negara kita pada dasarnya memiliki kekayaan atau dana yang cukup untuk mensejahterakan rakyatnya. Namun, dikarenakan negara ini dikerumuni oleh para koruptor sehingga uang negara terbuang sia-sia dan mengakibatkan kesenggangan bagi rakyat. Kurangnya efek jera menjadi penyebab utama korupsi.
3.Penegak Hukum yang Lemah
Negara Indonesia adalah negara hukum, tapi kenapa seringnya hanya rakyat kecil yang dihukum? Penyebabnya karena hukum Indonesia masih bisa dipermainkan. Orang kaya masih bisa terbebas dari jeratan hukum. Jangan dulu melihat kasus-kasus hukum yang besar, kita masih bisa melihat di sekitar kita. Terutama saat ditilang polisi, apa yang biasanya dilakukan? Tentu saja menyuap polisi tersebut kalau terus saja dibiarkan begini, hancurlah Indonesia.
4.Kesenjangan sosial
Ini sudah biasa terjadi di negara kita dimana orang kaya akan tetap kaya, sedangkan orang miskin tetaplah miskin walau sekeras apapun dia bekerja. Tidak hanya itu mereka yang kaya tidak merasa puas apalagi bersyukur akan harta yang mereka miliki. Begitu pula dengan orang-orang yang berada di kalangan bawah , mereka susah menjalankan hidup akhirnya mereka melakukan hal-hak yang seharusnya tidak mereka lakukan, yang mengakibatkan maraknya kriminalitas di Indonesia.
Solusi untuk mengatasi problem bangsa
1.Adil dalam membagi kekuasaan
Sesungguhnya yang namanya politik bagi-bagi kekuasaan itu adalah tidak ada. Ini sama saja dengan bagi-bagi jatah sumber daya yang sudah tersedia. Inilah yang terjadi ketika kekuasaan berada ditangan manusia alhasil akan termakan oleh sifat keserakahan yang sesat dan tidak terkendali. Karena itu, ada baiknya jikalau kekuasaan dikembalikan kepada masyarakat lluas sehingga sekiranya ada ancaman yang datang maka semuanya akan pasang badan membela NKRI.
2.Pemerataan pendapat
Merupakan solusi jangka pendek atas situasi yang terjadi saat ini. Jika perolehan uang tidak diseratakan maka masing-masing orang akan berusaha lebih gesit untuk menerjang lalu mendahului sesamanya agar bisa merebut lebih banyak uang dari tangan pelanggan. Lagi pula pembagian keuangan yang tidak adil akan memicu ledakan pergerakan masyarakat pada profesi tertentu dimana semuanya itu terjadi demi hidup yang lebih kaya raya.
3.Pemerataan pendidikan
Perolehan pendidikan tidak hanya terpusat di kota-kota melainkan juga di daerah-daerah terpencil. Ini tidak fokus pada sarana dan prasarana yang tersedia melainkan lebih kepada kemampuan intelektual dan emosional tenaga pengajar yang ada. Sehingga para guru tidak hanya mengajar dengan kata-katanya di depan kelas melainkan juga menjadi contoh yang baik bagi para siswa-siswinya. Pemerataan skill tenaga pengajar adalah jalan cepat demi kesetaraan pendidikan di seluruh negeri.