Oleh:annin
Saya takut akan kematian yang kesepian
Namun saya rindu pada jalan kegelapan
Saya ingin memeluk surga
Tapi tidak ingin mati secepatnya
Daku tidak suka dirantai aturan
Namun daku selalu cekoki kebebasan
Angan itu membuat mimpi daku komplikasi
Semalam suntuk daku meratapi
Daku hidup pun selingkuhi diri
Air mata itu daku kemas kedalam botol hati
Agar bisa daku konsumsi  di saat tereliminasi
Membaca panduan kesakitan itu hal yang membosankan
Membuat lampu kamar saya padam pada pukul tiga malam
Menyulut nyala nyala rumus Tuhan
Membuat perasaan saya sama dengan sejuta angka di bagi dengan kekosongan
Variabel variabel baru muncul dalam hidupku
Membuatku mengingat Phytagoras yang telah lama hilang dari Kepala ku
Apakah aku akan mengetahui nilai hidupku jika aku menjumlahkan antara iman dan nafsuku secara kuadrat?
Apakah ingin mengetahui itu semua memnentang kodrat?
Atau aku harus mengurangkan nilai hidupku dengan nafsuku secara kuadrat pula? Agar tau setinggi apa imanku di udara?
Pernyataan pernyataan me2020njadi modus dikepala
Nilai tengah seakan tak ada
Pada kokok ayam dipagi buta
Aku menodong Tuhan akan ilmunya
Berikan aku kejelasan tentang persolaan yang sudah ditulisnya
Pada rumus mana yang tepat mengantarku kesurga
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H