Kepemimpinan Muawiyyah II kala itu, membangun sarana sekolah hingga 800 sekolah, 70 perpustakaan umum dan pribadi yang rata-rata koleksinya sekitar 400.000 eksemplar. Bahkan pemerintahan saat itu memberikan 1000 dinar (1 dinar =4,25 gram emas) pada seorang pengarang dari Irak Abu Al-Faraz Al-Ishabaani  untuk mendapatkan cetakan pertama sebelum dibaca oleh yang lain (Anwar, AM., 2015).  Kalau dirata-ratakan saat ini hadiah yang diberikan pengarang buku kala itu sejumlah 4.240.000.000. Tentu penghargaan yang luar biasa atas sebuah karya.
Maka sulit dibayangkan, di mana perhatian pemerintah sangat luar biasa akan pendidikan, bila kekuatan ekonomi bersumber dari pajak dan utang luar negeri. Berkaca pada fakta empiris sebagai implementasi hukum syara tentu perlu dilakukan.
Selain sebagai bentuk ketaatan pada pencipta juga sebagai langkah untuk menuntaskan masalah-masalah pendidikan yang tak akan pernah selesai. Wallahu a'lam.