Seorang gadis kecil menyikat gigi dengan air banjir di kebon Pala, kampung Melayu, tanggal 22 Januari 2014 kemarin.Bencana banjir ini bahkan tak menyisakan banyak pilihan bagi para pengungsi. Bahkan untuk sekedar menyikat gigi.Seorang gadis yang lebih kecil lagi, menanti giliran dengan sabar sambil menggenggam gayung.Saat itu hujan masih jatuh.Seperti gerimis di mata para relawan banjir Jakarta.Relawan banjir dari salah seorang lembaga kemanusiaan nasional yang peduli pada bencana alam di Indonesia ini, meneteskan air mata menyaksikan semua ini.
Relawan ini, sebut saja Bang Fendi, sudah dua minggu turun di aksi banjir Jakarta.Gudang rescue di sudut kantor lembaga tersebut sudah menjadi rumah keduanya.Ketika disambangi, ia sibuk mencuci mobil rescue.Mobil itu akan segera kotor lagi menerobos banjir untuk mengevakuasi, dan membagikan logistik.“Saya tak pernah mengharap bencana, tapi jika bencana sudah hadir, pantang bagi saya berdiam diri.” Fendi tidak sendiri.Masih banyak relawan banjir yang bersemangat dalam aktivitas kemanusiaannya.Mereka adalah bang Joni, kang Ali, Kang Jaka.Pagi ini, ditemui menggigil dalam seragam rescue yang selalu lembab karena ditimpa hujan di lapangan.
Para relawan rescue menjadi sosok yang kadang terlupakan.Ia datang membantu, tanpa kita pernah mengenal siapa sosok mereka ini sebenarnya.Mereka yang sehari-hari bersikap sederhana sebagai penjual siomay di Bogor.Mereka yang menjadi pedagang rongsok keliling.Mereka adalah para buruh di tambak lele seseorang.Siapa yang benar-benar ingin peduli pada sosok pahlawan tanah bencana ini?Biar demikian, setiap kali ada pleatihan untuk para relawan, mereka berangkat.Ketika dulum Sukhoi jatuh di gunung Salak, mereka menerobos tanpa menunggu siapa yang akan menjadi penjamin nyawa mereka.Dalam kebersahajaan dan gelak tawanya, relawan bencana menjelma pahlawan di negeri ini.
(Rahma Damayanty pernah bekerja sebagai relawan Rescue untuk tsunami Mentawai dan di beberapa tempat lainnya)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H