Mohon tunggu...
Rahma Rindhang Almira
Rahma Rindhang Almira Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Pendidikan IPS Universitas Negeri Malang

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Mengintip Perjalanan KKL Mahasiswa UM Prodi Pendidikan IPS

17 Mei 2024   18:20 Diperbarui: 17 Mei 2024   18:23 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wawancara dengan Pak Sudarsono (Dok. Pribadi)

Kemudian kita beralih  ke tempat kedua yang kami kunjungi dalam kegiatan KKL kali ini, yaitu ke Ekowisata CMC Tiga Warna merupakan salah satu ekowisata  yang berada di Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang.

Latar belakang berdirinya CMC sendiri adalah karena krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1998 yang menyebabkan banyak hutan yang gundul diakibatkan aktivitas warga sekitar yang menebang pohon secara liar untuk mencukupi kebutuhan hidupnya.  Mirisnya hutan tersebut dibiarkan  gundul dan ditinggalkan begitu saja oleh warga yang tidak bertanggung jawab.  Namun awal tahun 2005, terdapat seorang masyarakat lokal bernama Pak Saptoyo yang berniat mengemebalikan lagi kawasan seperti sedia dulu kala. Beliau dibantu oleh keluarga kecilnya, istri, anak, dan teman-teman dekatnya. Pada tahun 2012 kegiatan penanaman semakin masif, terkumpul 79 relawan dan sudah mulai bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan untuk merehabilitasi kawasan ini. Berkat Pak Saptoyo tersebut hutan yang ada di daerah tersebut dapat kembali pulih hingga seperti sekarang.

Pantai Gatra (Dok. Pribadi)
Pantai Gatra (Dok. Pribadi)

"Sambil jalan di tahun 2014, barulah mulai muncul ide dari generasi muda, yakni generasi di bawahnya Pak Saptoyo, Pak Isuri Cahyo, itu seperti Mbak Lia Putrinda, Damastio, dan kawan-kawannya. Mereka mengusulkan untuk dibuka menjadi kawasan wisata berbasis alam" jelas Mas Arik, selaku pemandu Ekowisata CMC.

Saat pembukaan wisata, terjadi sedikit kontra karena tanaman-tanaman yang sudah ditanami dikhawatirkan rusak dan banyak sampah oleh orang yang tidak bertanggung jawab.

 "Alhasil ada beberapa poin yang sampai saat ini kami terapkan. Salah satunya adalah pengecakan sampah seperti tadi. Itu 2014 mulai kami terapkan sampai sekarang." tutur Mas Arik.

Pengecekan sampah juga dilakukan untuk menjaga kawasan CMC bersih dari sampah. Saat awal masuk kawasan CMC dilakukan penghitungan barang yang berpotensi menjadi sampah seperti botol plastik, kantong plastik, dan lain sebagainya.    Kemudian saat kembali pulang dihitung kembali apakah masih lengkap sampahnya. Jika jumlah sampah kurang dari penghitungan awal, maka akan dikenakan denda Rp100.000/ item.

Setelah belajar banyak hal, para mahasiswa melepas penatnya  dengan mengunjungi Pantai gatra yang merupakan salah satu pantai di Ekowisata CMC. Disana para mahasiswa dapat berfoto, mengukir kenangan dan mengahbiskan waktu bersama. Pantai Gatra juga menyediakan fasilitas bermain berupa kano dan masih banyak lagi.

Dalam perjalanan KKL kali ini, sebagai mahasiswa  seharusnya tidak hanya belajar tentang pentingnya menjaga lingkungan, tetapi juga menemukan kedamaian dalam menyatu dengan alam. Dengan langkah-langkah kecil dan tindakan nyata, mereka membawa harapan bagi masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan. Semoga kita semua dapat menjaga bumi ini dengan lebih baik lagi  sebagaimana sebagai  rumah kita sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun