Penggunaan Huruf Kapital
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama awal kalimat. Misalnya:
“Apa maksudnya?”
Huruf kapital dipakai sebagai huruf
pertama unsur nama orang, termasuk
julukan. Misalnya: Amir Hamzah
Huruf kapital dipakai pada awal kalimat
dalam petikan langsung.
Misalnya: Adik bertanya, “Kapan kita pulang?”
Huruf pertama dipakai sebagai huruf
pertama setiap kata nama agama, kitab
suci. Misalnya: Islam , Alquran
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan, atau akademik yang diikuti nama orang, termasuk gelar akademik yang mengikuti nama orang.
Misalnya: “Sultan Hasanuddin”
Penggunaan Huruf Kecil
Huruf kecil digunakan pada posisi-posisi yang tidak menggunakan huruf besar.
Huruf Miring :
a )Huruf miring dipakai untuk menuliskan judul buku, nama majalah, atau nama surat kabar yang dikutip dalam tulisan, termasuk dalam daftar pustaka.
Misalnya: Saya sudah membaca buku Salah Asuhan karangan Abdoel Moeeis.
b) Huruf miring cetakan
dipakai untuk menegaskan atau menghususkan huruf, bagian kata, atau kelompok kata.
Misalnya: Huruf pertama kata abad adalah Dia bukan menipu tapi ditipu
c) Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata nama ilmiah atau ungkapan asing kecuali yang telah disesuaikan ejaannya.
Misalnya: Nama ilmiah maggis adalah Garcinia mangostana
Penulisan Kata
Penulisan kata merupakan proses atau cara menulis sebuah karya yang mempertimbangkan unsur-unsur bahasa yang dituliskan sebagai wujud kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam berbahasa sesuai dengan ejaan yang disempurnakan (EYD).Hal-hal yang dijelaskan dalam penulisan kata menyangkut petunjuk bagaimana menuliskan kata dasar, kata turunan, bentuk ditulis terpisah, gabungan kata termasuk istilah khusus yang menimbulkan kesalahan pengertian, dapat ditulis dengan tanda penghubung untuk menegaskan pertalian diantara unsur yang bersangkutan, dan gabungan kata yang ditulis serangkai, seperti acapkali, adakalanya, beasiswa, saripati, olahraga, dan lain-lain. Kata ganti –ku, kau-, -mu, dan –nya ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya atau ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Misalnya, -ku (punyaku), kau- (kauambil),
-mu (milikmu), dan –nya (miliknya).
Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya kecuali di dalam gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagi satu kata seperti kepada dan daripada.
Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, misalnya si Ayah dan sang Surya.
Partikel terdiri atas lima partikel, yaitu partikel –lah, -kah, -tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya, dan partikel per yang berarti ‘mulai’, ‘demi’ maupun ‘tiap’ ditulis terpisah dari bagian kalimat yang mendahului atau mengikutinya.
1. Partikel –lah -kah, dan –tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya,
Misalnya: Bacalah buku itu baik-baik! Apakah yang tersirat dalam surat itu?, Siapakah garangan dia? , Apalah gunanya bersedih hati?
2. Partikel pun ditulis terpisah dari kata
yang mendahuluinya.
Misalnya: Apa pun permasalahannya, dia dapat mengatasinya dengan bijaksana.
Jika hendak tengah malam pun, sudah ada kesadaran.
Jangan dua kali, satu kali pun engkau belum pernah berkunjung kerumahku.
3. Partikel per yang berarti ‘demi’, ‘tiap’,
atau ‘mulai’ ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Misalnya: Mereka masuk ke ruangan satu per satu
Singkatan yang terdiri dari dua huruf yang lazim dipakai dalam surat-menyurat masing-masing diikuti oleh tanda titik. Misalnya: a.n. (atas nama) , d.a (dengan alamat ), s.d (sampai dengan)
Nama:Rahma Ambari
NIM : 2330019043
Prodi : S1 Gizi
Universitas : Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H