Mohon tunggu...
Rahma Luthfiani Azizah
Rahma Luthfiani Azizah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

psychology enthusiast, bibliophile

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Prinsip Psikologi Andragogi untuk Meningkatkan Partisipasi Orang Dewasa dalam Aksi Peduli Lingkungan

16 Juni 2023   07:16 Diperbarui: 16 Juni 2023   07:20 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Latar Belakang
Pentingnya kepedulian terhadap lingkungan semakin meningkat di tengah tantangan perubahan iklim dan kerusakan lingkungan yang terjadi di seluruh dunia. Partisipasi aktif orang dewasa dalam aksi peduli lingkungan menjadi kunci dalam menciptakan perubahan yang berkelanjutan (Karim, 2021). Namun, seringkali orang dewasa menghadapi tantangan ketika hendak terlibat dalam tindakan nyata. Beberapa tantangan yang kerap muncul diantaranya keterbatasan waktu orang dewasa untuk turut terlibat aktif dalam kegiatan peduli lingkungan, kurangnya kesadaran orang dewasa terkait isu lingkungan (Fahmi dan Ratnasari, 2021), kurangnya motivasi karena menganggap kontribusi individual tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan (Wirawan, 2019), dan sukarnya merubah kebiasaan lama untuk mengadopsi perilaku baru yang lebih ramah lingkungan (Sugandini et al., 2020). Untuk mengatasi masalah ini, penggunaan prinsip psikologi andragogi dapat menjadi pendekatan yang efektif dalam meningkatkan partisipasi orang dewasa untuk melakukan aksi peduli lingkungan. Artikel ini bertujuan untuk mengeksplorasi prinsip-prinsip andragogi dan bagaimana penerapannya dapat mendorong partisipasi aktif orang dewasa dalam upaya peduli lingkungan.

Pengertian Andragogi
Andragogi adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada orang dewasa, mengakui pengalaman dan pengetahuan sebelumnya yang mereka miliki. Ini berbeda dengan pendekatan pedagogi yang lebih berfokus pada pembelajaran anak-anak. Dalam konteks aksi peduli lingkungan, prinsip-prinsip andragogi mengakui bahwa orang dewasa memiliki pengalaman dan pengetahuan yang beragam tentang isu-isu lingkungan, dan pendekatan pembelajaran harus membangun pada pengetahuan yang sudah ada serta menghargai kontribusi mereka. Prinsip-prinsip pembelajaran orang dewasa meliputi pengakuan terhadap pengalaman peserta sebagai sumber belajar yang paling baik, perlunya keterlibatan aktif peserta dalam proses pembelajaran, kemudahan belajar jika peserta melihat relevansinya dalam kehidupan, menghargai perbedaan karakteristik peserta, serta pentingnya unpan balik dan evaluasi berkala untuk memantau kemajuan (Anwar, 2017). Berikut adalah pemaparan lebih lengkapnya.

Kemandirian dan Pengalaman Peserta
Salah satu prinsip andragogi yang penting adalah pengakuan terhadap kemandirian dan pengalaman peserta. Menurut John D. Ingalls perbedaan mendasar dengan pedagogi salah satunya adanya pengalaman orang dewasa. Pengalam ini dianggap sebagai sumber belajar yang sangat kaya sehingga pendekatan yang digunakan lebih bersifat komunikasi dua/ multi arah, seperti diskusi, simulasi, role playing, demonstrasi, dan sebagainya (Yusri, 2017). Dalam konteks aksi peduli lingkungan, prinsip ini berarti mengakui pengetahuan dan pengalaman sebelumnya yang dimiliki oleh orang dewasa tentang isu-isu lingkungan. Mereka mungkin sudah terlibat dalam kegiatan konservasi atau memiliki pengetahuan tentang praktik berkelanjutan. Dalam pendekatan pembelajaran, prinsip ini mengusulkan bahwa pendekatan harus membangun pada pengetahuan yang ada dan menghargai kontribusi peserta dewasa. Dengan mempertimbangkan pengalaman mereka, pendekatan pembelajaran dapat dibuat lebih relevan dan menarik bagi peserta dewasa, sehingga memotivasi mereka untuk terlibat dalam aksi peduli lingkungan.

Keterlibatan Aktif dan Pembelajaran Kolaboratif
Prinsip andragogi selanjutnya adalah keterlibatan aktif dalam pembelajaran. Lindeman menyatakan bahwa pembelajar dewasa berkembang melalui pembelajaran kolaboratif dan kontribusi dari pengalaman hidup yang dimiliki (Ramadhon, 2016). Dalam konteks aksi peduli lingkungan, adanya proyek berkelompok atau kegiatan lapangan adalah beberapa contoh metode pembelajaran kolaboratif yang dapat digunakan. Melalui interaksi dengan rekan-rekan mereka, peserta dewasa dapat saling berbagi pengetahuan, pengalaman, dan perspektif tentang isu-isu lingkungan. Ini dapat memperkaya pemahaman mereka dan memotivasi mereka untuk mengambil tindakan yang berkelanjutan.

Relevansi dan Penerapan Praktis
Penerapan prinsip andragogi dalam konteks aksi peduli lingkungan juga menekankan pentingnya keterkaitan dengan kehidupan nyata. Orang dewasa memiliki kesiapan untuk mempelajari hal apa saja yang perlu diketahui untuk mengatasi penyelesaian masalah dalam kehidupan keseharian secara lebih efektif, pembelajaran berpusat pada kehidupan. Orientasi belajar lebih responsif terhadap motivasi internal daripada moivasi eksternal (Knowles, 1978). Mengetahui prinsip ini, isu-isu lingkungan harus dihubungkan dengan konteks kehidupan sehari-hari peserta dewasa. Misalnya, dalam pelatihan tentang pengurangan sampah plastik, pendekatan dapat melibatkan diskusi tentang penggunaan plastik dalam kehidupan sehari-hari, seperti pembungkus makanan, botol minuman, atau kantong belanja. Dengan mempertimbangkan relevansi isu dengan kehidupan mereka, peserta dewasa akan lebih termotivasi untuk mengambil tindakan nyata dalam mengurangi penggunaan plastik.

Fleksibilitas dalam Pendekatan Pembelajaran
Prinsip andragogi juga menekankan fleksibilitas dalam pendekatan pembelajaran. Setiap peserta dewasa memiliki preferensi belajar dan keterbatasan yang berbeda (Wahyuni, 2020). Oleh karena itu, pendekatan pembelajaran harus dapat disesuaikan dengan kebutuhan individu. Beberapa peserta mungkin lebih suka pembelajaran yang lebih terstruktur, seperti kuliah atau diskusi, sementara yang lain lebih baik belajar melalui pengalaman praktis atau proyek. Dengan memberikan fleksibilitas dalam pembelajaran, peserta dewasa akan merasa lebih terlibat dan termotivasi untuk mengambil tindakan yang sesuai dengan minat dan kapasitas mereka.

Umpan Balik dan Evaluasi
Prinsip andragogi terakhir adalah umpan balik dan evaluasi. Kegiatan evaluasi merupakan kegiatan yang krusial sebagai umpan balik untuk memperbaiki program yang diadakan di masa mendatang. Dalam konteks aksi peduli lingkungan, peserta dewasa dapat memberikan dan menerima umpan balik tentang ide atau tindakan yang mereka usulkan untuk menjaga lingkungan dan memperbaiki kerusakan yang terjadi. Hal ini dapat membantu mereka dalam merumuskan solusi yang lebih baik dan meningkatkan kemampuan untuk berkontribusi dalam aksi peduli lingkungan kedepannya. Selain itu, evaluasi berkala juga penting untuk memantau kemajuan dan kesuksesan langkah-langkah yang diambil, serta untuk mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki atau diperdalam dalam pembelajaran mereka.

Kesimpulan
Dalam upaya meningkatkan partisipasi orang dewasa dalam aksi peduli lingkungan, penggunaan prinsip psikologi andragogi dapat membawa dampak positif yang signifikan. Dengan mempertimbangkan pengalaman dan kemandirian peserta, mendorong keterlibatan aktif dan pembelajaran kolaboratif, menjaga relevansi dan penerapan praktis, fleksibilitas dalam pendekatan pembelajaran, serta memberikan umpan balik dan evaluasi yang konstruktif, pembelajaran dapat lebih efektif sehingga harapannya orang dewasa akan terlibat secara lebih signifikan dalam aksi peduli lingkungan. Melalui penerapan prinsip-prinsip ini, kita dapat menciptakan masyarakat yang lebih sadar dan bertanggung jawab terhadap lingkungan, sehingga berkontribusi pada perubahan positif untuk masa depan yang berkelanjutan.

Daftar Pustaka

Anwar, B. (2017). Konsep Pendidikan Andragogi Menurut Pendidikan Islam. Al Daulah: Jurnal Hukum Pidana Dan Ketatanegaraan, 6(1), 28-48.
Fahmi, R., & Ratnasari, W. (2021). Pemanfaatan Limbah Anorganik Sebagai Bentuk Implementasi Peduli Lingkungan Pada Masa PSBB Covid-19 di Desa Kemiri. IKRA-ITH ABDIMAS, 4(1), 110-119.
Karim, H. A. (2021). Pendidikan Untuk Pembangunan Berkelanjutan: Pendekatan Manajemen Partisipatif. Arti Bumi Intaran.
Knowles, M. S. (1978). Andragogy: Adult learning theory in perspective. Community College Review, 5(3), 9-20.
Ramadhon, S. (2016). Kompetensi Widyaiswara, Andragogi atau Pedagogi. Swara Patra: Majalah Ilmiah PPSDM Migas, 6(3).
Sugandini, D., Sukarno, A., Irhas, M., Kundarto, E. M., Dwi, E., & Arundati, R. R. (2020). Perilaku konsumen pro-lingkungan. Perilaku konsumen pro-lingkungan.
Wahyuni, L. (2020). Pendidikan Orang Dewasa (Andragogi). Universitas Brawijaya Press.
Wirawan, R. (2019). Pemberdayaan Masyarakat Menuju Lingkungan Bersih Dusun Dasan Daya Desa Lembar. Jurnal Warta Desa (JWD), 1(1).
Yusri, Y. (2017). Strategi Pembelajaran Andragogi. Al-Fikra: Jurnal Ilmiah Keislaman, 12(1), 25-52.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun