Mohon tunggu...
Rahma Salim
Rahma Salim Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Prodi Hubungan Internasional

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Strategi Diplomasi Rasullullah di Makkah

16 September 2022   13:30 Diperbarui: 16 September 2022   14:00 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Rasullah merupakan nabi terakhir yang diutus oleh Allah untuk menyempurnakan dan menyebarkan  agama Islam kepada kaum kaumnya. Penyebaran islam yang sudah meluas hingga detik ini tentunya telah melewati berbagai proses, salah satunya adalah diplomasi yang dilakukan oleh Rasulullah. Awal mulanya Allah menurunkan perintah kepada Rasul untuk berdakwah. Periode untuk Rasul bedakwah pun terdapat beberapa periode, yaitu : 

  • Periode Dakwah secara Sembunyi-sembunyi
        Periode ini Rasul memulai dakwahnya atau diplomasinya kepada kerabat terdekat dan juga keluarganya. Hal ini dilakukan ketika wahyu perintah dari Allah telah turun dan tercantum dalam al-Qur'an, dengan bunyi :" hai orang yang berselimut, bangun, dan beri ingatlah. Hendaklah engkau besarkan Tuhanmu dan bersihkanlah pakaianmu, tinggalkanlah perbuatan dosa, dan janganlah engkau memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak dan untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu bersabarlah" (Al-Muddatsir: 1-7) dan dalam Surah Asy-Syuara ayat 214:"dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu (Muhammad) yang terdekat"  Dalam periode ini rasul berhasil mengajak beberapa keluarga untuk mempercayai ajaran yang dibawa oleh Rasul.
  • Periode Dakwah secara terang- terangan
    Setelah melakukan dakwah secara sembunyi- Sembunyi selama tiga tahun, Rasul melanjutkan dakwahnya secara terang- terangan setelah turunnya perintah dari Allah yang tercantum dalam al-Qur'an  QS. Al-Hijr ayat 94: "maka sampaikanlah (Muhammad) secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang yang musyrik". Sejak turunnya ayat ini, nabi mulai menyampaikan dakwah secara terbuka, sebuah langkah pertama untuk memasukkan gagasan agama ke dalam aktualisasi social dan kehidupan politik.

Dalam periode terang-terangan tersebut, tak sedikit dari kaum Quraisy yang  menentang ajaran yang dibawa oleh Rasulullah, oleh karena itu rasul harus memiliki strategi diplomasi yang lebih baik untuk mencapai tujuannya dalam mnyebarkan agama islam. Oleh karena sebab itulah Rasul meminta kepada para pengikutnya untuk melakukan perjalanan hijrah guna memperluas wilayah kekuasaannya yaitu wilayah kekuasaan islam. Hijrah dilakukan pada tahun kesepuluh kenabian atau yang sering disebut dengan ammun huzn atau tahun kesedihan, karena pada tahun tersebut beberapa anggota keluarga tercinta meninggalkan Baginda Rasulullah, salah satu diantaranya adalh isterinya yaitu Siti Khadijah.

Bisa dikatakan bahwa strategi diplomasi Rasulullah ketika di Makkah menggunakan soft power atau dengan jalur perdamaiaan tanpa kekerasan dan paksaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun