Dalam ilmu hubungan internasional terdapat aktivitas negoisasi yang dilakukan oleh aktor aktor internasional untuk mencapai tujuan atau kepentingan nasionalnya yang disebut dengan diplomasi. Dalam berdiplomasi setiap negara memiliki beberapa orang yang mewakilkan setiap negara. orang yang mewakili disebut dengan diplomat. Diplomasi juga memiliki dua kekuatan,yaitu soft power dan hard power.Â
Dalam Islam diplomasi pun juga memiliki dua kekuatan tersebut. Hal ini telah diterapkan sejak zaman Rasulullah. Sejak awal diturunkannya perintah untuk Rasulullah menyebarkan Islam, Allah memerintahkan rasul untuk menyiarkan agama islam secara sembunyi sembunyi, kepada keluarga terdekat. Dalam proses tersebut tentunya ada negoisasi yang dilakukan Rasul dengan keluarga sehinga keluarganya mau dan setuju untuk mengikuti agama yang Rasul bawa.Â
Pada saat Allah menurunkan perintah kepada Rasul untuk berdakwah secara terang -terangan, disitu pula rasul melakukan diplomasi dengan para kaum kafir Quraisy. Meskipun begit tak jarang proses diplomais tersebut tidak berjalan dengan semestinya. Banyak dari kaum kafir quraisy yang menolak ajaran yang dibawa oleh Rasulullah
Jika kita liha di era modern seperti sekarang ini. Negara- ngera yang menerapkan diplomasi dalam pemerintahannya pun tetap mendahulukan kekuatan soft power dalam mencapai kepentingan nasionalnya terlebih negara islam yang menetahui dengan baik bagaimana pentingnya  diplomasi islam. Jika jalur soft power kepentingan nasional tidak dapat ditempuh, barulah kekuatan hard power dikerahkan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H